Adopsi Aset Kripto Diprediksi Akan Bertumbuh Pesat pada Tahun 2023 setelah Crypto Winter 2022
- Timothius, yang akrab dipanggil Timo, mengatakan bahwa sepanjang tahun 2022, pasar kripto diguncang oleh sejumlah faktor yang mendorong penurunan harga secara drastis untuk sejumlah aset.

Idham Nur Indrajaya
Author


JAKARTA - Chief Marketing Officer (CMO) PT Pintu Kemana Saja Timothius Martin memprediksi adopsi aset kripto akan tumbuh pesat pada tahun 2023 setelah pasar mengarungi crypto winter sepanjang 2022.
Timothius, yang akrab dipanggil Timo, mengatakan bahwa sepanjang tahun 2022, pasar kripto diguncang oleh sejumlah faktor yang mendorong penurunan harga secara drastis untuk sejumlah aset.
Beberapa faktor yang dimaksud dalam hal ini adalah tragedi Terra (LUNA), krisis likuditas Three Arrows Capital (3AC), hingga bangkrutnya bursa FTX.
- Waduh! Pertamina Bakal Terapkan Jatah Pengisian BBM Subsidi di SPBU per Hari
- Trailer Resmi Ant-Man and The Wasp: Quantumania Rilis, Simak Sinopsis Selengkapnya!
- Conjuring Universe Ramai Dibicarakan, yang Mana Favoritmu ?
Akan tetapi, Timo melihat bahwa besaran imbal hasil investasi dari aset kripto cukup sejalan dengan pasar saham AS dan global sepanjang 2022 sehingga hantaman yang dialami pasar kripto pada tahun kemarin adalah suatu hal yang turut dialami oleh instrumen-instrumen lainnya, termasuk saham.
Kendati demikian, Timo pun mengatakan bahwa para investor kripto masih percaya bahwa instrumen yang mereka pegang itu akan bertahan pada tahun 2023, bahkan terlepas dari volatilitas yang terjadi.
"Survei institusional baru-baru ini menunjukkan bahwa investor masih percaya aset kripto akan bertahan, terlepas dari volatilitas harga atau peristiwa tidak menguntungkan," ujar Timo dikutip dari pernyataan resmi, Kamis, 12 Januari 2023.
Di tingkat global, kepemilikan aset kripto pun terus bertumbuh. Perusahaan blockchain di Singapura, Triple A, mengestimasi jumlah kepemilikan aset kripto di seluruh dunia sudah mencapai 320 juta investor atau rata-rata 4,2% dari poulasi masyarakat dunia.
Sementara itu, Asia menjadi benua dengan kepemilikan aset kripto terbanyak yang mana jumlahnya mencapai 130 juta orang.
Di Indonesia, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat jumlah investor kripto sudah mencapai 16,55 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp296,66 triliun.
- Ekspansif, Ini Perjalanan Es Krim Mixue dari Tahun 1997
- Dijual Mulai Rp8 Ribuan Saja, Kok Bisa Es Krim Mixue Murah?
- Bisakah Manusia Menggunakan Lubang Hitam untuk Melakukan Perjalanan Waktu?
Timo pun memproyeksikan adopsi aset kripto akan tetap tumbuh karena walaupun pasar diselimuti tren negatif nyaris sepanjang 2022, namun semakin banyak negara pula yang membuat regulasi untuk mengatur perdagangan aset kripto.
Dengan semakin jelasnya regulasi yang disusun pemerintah, Timo pun menilai tingkat kepercayaan terhadap aset kripto akan semakin subur.
Saat ini, lebih dari 10 negara yang sudah merancang regulasi untuk perdagangan aset kripto, termasuk Indonesia.
"Di Indonesia sendiri, kami sangat mengapresiasi pemerintah Indonesia melalui Bappebti yang kemudian akan dilanjutkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata Timo.
Kemajuan industri kripto pun menurut Timo terlihat dari adopsi blockchain yang semakin menjadi tren. Bahkan, Bank Indonesia (BI) pun meluncurkan Proyek Garuda untuk perancangan Rupiah Digital sebagai central bank digital currency (CDBC).

Ananda Astri Dianka
Editor
