Energi

SKK Migas Sebut Chevron hingga TotalEnergies Comeback Investasi di Hulu Migas Indonesia

  • , setidaknya ada 25 perusahaan migas yang berminat melakukan eksplorasi lebih lanjut di 60 cekungan (basin) yang belum terjamah, terutama di Indonesia bagian timur, dalam 2 tahun mendatang.
5fa0eb7e3c366.jpg
Ilustrasi industri migas (Dok/Ist)

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan, bahwa ada beberapa perusahaan asing yang sebelumnya hengkang dari industri hulu migas Indonesia, akan kembali berinvestasi. 

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengungkapkan, nama besar yang akan masuk kembali meramaikan industri hulu migas Indonesia diantaranya Chevron, TotalEnergies hingga Shell.

"Ada beberapa lagi yang komit untuk datang dan perusahaan-perusahaan besar. Chevron, Shell juga ada,"katanya ditemui di IPA Convex 2025 pada Selasa, 20 Mei 2025.

Djoko menjelaskan, setidaknya ada 25 perusahaan migas yang berminat melakukan eksplorasi lebih lanjut di 60 cekungan (basin) yang belum terjamah, terutama di Indonesia bagian timur, dalam 2 tahun mendatang.

Namun Kepala SKK Migas belum mau membeberkan berapa besar porsi perusahaan Migas asing maupun domestik yang ada di daftar 25 perusahaan tersebut.

Yang jelas Joko mengatakan alasan perusahaan Migas tersebut kembali ke Indonesia untuk memperbaiki iklim investasi hulu migas nasional, dengan berbagai perbaikan birokrasi.

SKK Migas juga menjelaskan telah berbenah dengan menyediakan data yang lebih baik dan teknologi untuk terus dievaluasi serta dapat menyambungkan konektivitas yang bagus dari sisi regulasi.

Pemerintah bersama SKK Migas juga menawarkan kebijakan fiskal yang lebih menarik dan menguntungkan untuk para investor asing.

Sekadar informasi, TotalEnergies dulu sempat berinvestasi di hulu migas Indonesia, salah satunya di Blok Mahakam yang saat ini digarap PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM). Perusahaan asal Prancis itu hengkang dari Blok Mahakam pada tahun 2018.

Lalu untuk Chevron sebelumnya memiliki beberapa portofolio jumbo di hulu migas di Indonesia, mulai dari Blok Rokan yang sudah diambil alih PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sejak tahun 2018, hingga proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) pada tahun 2020 yang kini dikelola oleh perusahaan migas asal Italia, ENI.

Sementara itu, unrjk Shell memutuskan untuk melepaskan 35% hak partisipasi di Blok Masela. Saat itu, Shell bermitra dengan migas asal Jepang, Inpex Corporation, yang merupakan pemegang hak partisipasi terbesar. Hak partisipasi Shell resmi diambil Pertamina dan Petronas pada tahun 2023 lalu.

Sebelumnya di sisi hiirisasi, CATL perusahaan China juga disebutkan berencana kembali berinvestasi di Indonesia, khususnya dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV). 

Mereka telah menjalin kemitraan dengan PT Industri Baterai Indonesia (IBC) dan membentuk perusahaan patungan, PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (PT CATIB). Investasi ini bertujuan untuk membangun kapasitas produksi baterai EV sebesar 15 GWh per tahun.