PetroChina Minta Pemerintah Bantu Atasi Kelangkaan Peralatan Pengeboran Migas
- Tingginya permintaan atau demand atas alat pengeboran yang tidak selaras dengan ketersediaan alat pengeboran lantas menyebabkan biaya pengeboran akan naik dengan signifikan.

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA - PetroChina International Jabung Ltd meminta pemerintah dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membantu menyelesaikan kelangkaan alat pengeboran migas.
Drilling Operation Manager PetroChina International Jabung Kiki Ariefianto mengatakan, implikasi dari kelangkaan alat pengeboran sumur migas atau disebut rig adalah meningkatnya biaya pengeboran secara signifikan. Sehingga perlu perhatian dari pemangku kebijakan.
"Kami membutuhkan perhatian dari pemangku kebijakan untuk memperhatikan hal ini (kelangkaan alat pengeboran),” ucap Drilling Operation Manager PetroChina International Jabung Kiki Ariefianto ketika ditemui di Jakarta, Jumat, 7 Maret 2025.
- LK21, LokLok, dan Layarkaca21 Ilegal, Ini 5 Rekomendasi Situs Nonton Film Aman
- Pembukaan LQ45 Hari Ini: BBRI dan BBTN Kompak Terbang
- Jelang Rilis Kinerja 2024, Broker Ini Mulai Akumulasi Saham GOTO
Menurut Kiki, tingginya permintaan atau demand atas alat pengeboran yang tidak selaras dengan ketersediaan alat pengeboran lantas menyebabkan biaya pengeboran akan naik dengan signifikan.
Hal ini menyulitkan operator untuk menggenjot produksi. "Kalau kami tidak melakukan apa-apa, tidak mengebor, mungkin pada saat ini kami sudah tidak berproduksi lagi. Ini karena cepatnya lanjut decline produksi dari minyak dan gas di lapangan kami,” lanjutnya.
Padahal dengan perpanjangan konsesi Blok Jabung yang kedua kalinya, PetroChina telah menyiapkan rencana pengeboran yang masif pada tahun 2025. Tahun ini saja, perusahaan menargetkan sembilan pengeboran di beberapa titik, seperti NEB hingga GEMAH.
Kata Kiki, ia masih melihat kesempatan atau peluang bagi kegiatan hulu migas di Indonesia. Hingga kini, kata dia, PetroChina masih menjaga produksi migas di kisaran 50–55 juta barel ekuivalen per hari (MBOEPD).
Di sisi lain, Exploration Manager PetroChina Jabung Hendra Niko Saputra yang juga hadir dalam kesempatan tersebut memaparkan bahwa PetroChina akan melakukan persiapan pengeboran untuk salah satu seismik pada akhir semester kedua 2025.

Amirudin Zuhri
Editor
