Khawatir Indonesia jadi Net Importir pada 2042, SKK Migas Getol Cari Investor
- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melihat potensi Indonesia akan menjadi importir gas bumi di 2042.

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melihat potensi Indonesia akan menjadi importir gas bumi (migas) di 2042.
Hal ini diungkap oleh Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf. Menurutnya hal tersebut dapat terjadi jika Indonesia tidak menggenjot produksi gas yang semakin masif. Maka perlu langkah untuk mendapatkan investor guna meningkatkan produksi.
"Padahal, volume konsumsi gas diperkirakan naik 298% pada tahun 2050 seiring target Indonesia untuk menjadi salah satu negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di dunia," katanya dalam media briefing road to ICIOG 2023 pada Rabu, 23 Agustus 2023.
- Lazada Group Terbitkan Laporan Dampak Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) Tahun Keuangan 2023, Berikut Isinya
- Usung Konsep Forest City, IKN Akan Bangun Tol Bawah Laut
- Tito Terbitkan Instruksi Mendagri untuk Kurangi Polusi Ibu Kota
Seharusnya dalam era transisi energi menuju net zero emission di 2060, peranan gas akan semakin kuat, oleh karena itu pengembangan lapangan gas harus segera di lakukan.
Sehingga perusahaan eksplorasi dan produksi migas memegang peranan penting dalam proses pengembangan lapangan melalui percepatan FID (Final Investment Decision) sayannya mayoritas proyek yang ada masih berada pada fase penemuan cadangan (pre-FID).
Berdasarkan data SKK Migas, untuk gas alam mendominasi hasil kegiatan eksplorasi di Indonesia dalam satu dekade terakhir. Lebih dari 50% sumur eksplorasi yang dibor menemukan cadangan gas baru, bahkan di tahun 2022 success ratio mencapai 81% dan hingga semester 1 2023 success ratio mencapai 100%. Sementara 70% dari total Plan of Development (PoD) yang diajukan merupakan pengembangan lapangan gas.
Lalu kata Nanang dai sisi salur gas, alokasi gas untuk domestik juga terus mengalami peningkatan dalam 10 tahun terakhir. Bahkan sejak 2012, porsi salur gas bagi sektor domestik lebih besar dibanding alokasi untuk ekspor.
Hingga Juni 2023, produksi gas nasional yang dialokasikan untuk domestik di tahun ini mencapai 3.636,82 BBTUD. Sementara porsi gas yang diekspor mencapai 1.960,71 BBTUD.
Maka SKK Migas menggelar The 4th International Convention on Indonesia Upstream Oil and Gas 2023 (ICIOG 2023) yang akan dilaksanakan di Nusa Dua, Bali pada 20-23 September 2023.
Dalam ICIOG mengusung tema “Advancing Energy Security Through Sustainable Oil and Gas Exploration and Development”. ICIOG 2023 diharapkan bisa menjadi wadah bagi para pelaku usaha dan pemangku kepentingan di industri hulu migas untuk mengidentifikasi isu-isu yang masih menjadi tantangan dalam mempercepat pengembangan lapangan migas, sekaligus mencari solusi dan menentukan tindak lanjut atas isu-isu yang ada.
Berikut daftar lapangan migas yang masih dalam tahap pengembangan :
1. Lapangan Andaman di lepas pantai Aceh
2. Lapangan Mako di kawasan Natuna
3. IDD Fase 2 (Gendalo dan Gendang) di Kalimantan Timur
4. Asap Kido Merah di Papua
5. Lapangan Abadi, Masela di Maluku.

Ananda Astri Dianka
Editor
