Energi

Dorong B100, Wamentan: BBM Akan 100 Persen dari Sawit

  • Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mendorong pengembangan bahan bakar biodiesel 100% dari minyak sawit atau B100 sebagai solusi energi terbarukan berbasis sektor pertanian.
Malaysia merupakan produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia
Malaysia merupakan produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia (Wahyudi/AFP via Getty Images) (Wahyudi/AFP via Getty Images)

JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mendorong pengembangan bahan bakar biodiesel 100% dari minyak sawit atau B100 sebagai solusi energi terbarukan berbasis sektor pertanian. 

Menurutnya, keberhasilan uji coba B100 yang baru dilakukan menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam menghasilkan energi alternatif dari sumber daya alam yang berkelanjutan.

Pengembangan biodiesel dilakukan secara bertahap, dimulai dari B35, B40, B50, hingga kini mencapai B100. Keberhasilan ini juga menunjukkan hasil konkret dari riset-riset unggulan yang dikembangkan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui 64 balai penelitian di seluruh Indonesia.

"B100 tadi sudah kita coba, hasil dari minyak sawit kita convert menjadi biodiesel 100 persen. Kemudian dimasukkan ke dalam mobil, ternyata hasilnya mobilnya jalan dan baik," jelas Wamentan kala ditemui di sela kunjungan kerja di Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi, Jumat, 9 Mei 2025.

Sudaryono menekankan Indonesia memiliki keunggulan komparatif dari sisi pertanian dalam menghasilkan energi. Komoditas seperti kelapa sawit dan tebu, misalnya, sangat potensial untuk dikonversi menjadi biodiesel dan bioetanol yang dapat menunjang kebutuhan energi nasional.

"Ini satu hal yang menjanjikan bahwa di masa depan comparative advantage dari negara kita, yaitu agriculture ini ternyata tidak hanya pangan tapi juga bisa memenuhi kebutuhan energi kita," tambah Wamentan.

Meski demikian, ia menegaskan prioritas utama tetap pada ketahanan pangan. Wamentan juga mengakui tantangan dalam implementasi B100, yaitu menjaga agar konversi sawit menjadi biodiesel tidak mengganggu pasokan pangan. 

Solusi dari tantangan ini, menurutnya, adalah peningkatan produktivitas sawit melalui penggunaan bibit unggul yang telah melalui pengujian DNA di balai riset Kementan.

Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya peremajaan tanaman seperti sawit, kelapa, kopi, dan kakao agar produktivitas tetap terjaga. Hal ini membutuhkan dukungan kebijakan yang kuat serta alokasi anggaran yang memadai.

Bila nanti terealisasi dan dapat digunakan massal, gagasan B100 dari sawit bukan hanya menjawab kebutuhan energi nasional, tetapi juga membuka jalan bagi transformasi besar sektor pertanian sebagai motor energi hijau Indonesia ke depan.