Bursa Saham

Saham ARTO Tertekan, Tapi JP Morgan Optimistis Laba Tumbuh Tajam di Awal 2025

  • JP Morgan memproyeksikan laba Bank Jago melonjak 172% secara tahunan pada kuartal I–2025. Pertumbuhan ini ditopang peningkatan pendapatan bunga dan transaksi digital.
<p>Mitra Driver Gojek menunggu customer di dekat logo Bank Jago di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>

Mitra Driver Gojek menunggu customer di dekat logo Bank Jago di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia

(Istimewa)

JAKARTA – Manajer investasi global, JP Morgan memperkirakan PT Bank Jago Tbk (ARTO), sebuah emiten perbankan digital bakal mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan pada kuartal I–2025, seiring dengan peningkatan pendapatan perseroan.

Dalam laporan bertajuk Asean Banks yang dirilis pada Rabu, 16 April 2025, JP Morgan memproyeksikan Bank Jago akan membukukan laba sebesar Rp59 miliar pada triwulan pertama tahun ini. Angka tersebut melonjak 172% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY), dan naik 38% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/QtQ).

JP Morgan memprediksi pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) ARTO tumbuh 7% secara kuartalan. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) juga diperkirakan meningkat tiga basis poin menjadi 8,09%.

“Kami memperkirakan pendapatan non-bunga (non-interest income/Non-II) juga akan meningkat 10% QtQ, terutama didorong oleh pendapatan berbasis biaya transaksi,” tulis Harsh Wardhan Modi bersama tim analis JP Morgan dalam laporan tersebut dikutip pada Kamis, 24 April 2025.

Dari sisi pengeluaran, biaya operasional (opex) Bank Jago diperkirakan naik 3% QtQ, dengan rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio/CIR) mencapai 61%. Sementara itu, biaya kredit bruto (gross cost of credit) diprediksi meningkat sekitar 50 basis poin menjadi 350 bps. 

Nah, kenaikan ini terutama disebabkan oleh perubahan komposisi pinjaman yang diasuransikan terhadap risiko kredit. Sementara itu, kredit dan dana pihak ketiga (DPK) Jago pun diperkirakan tumbuh masing-masing 7% QtQ.

Untuk rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL), JP Morgan memperkirakan akan naik 22 bps menjadi 0,38%. Rasio pencadangan (coverage ratio) juga diproyeksikan mengalami normalisasi dari 1.019% pada kuartal IV–2024 menjadi 541% pada kuartal I–2025.

JP Morgan menilai bahwa likuiditas masih menjadi elemen penting dalam mendukung kinerja sektor perbankan nasional. Mereka juga mencatat adanya tekanan terhadap margin bunga bersih akibat meningkatnya biaya dana (cost of fund/CoF) dan biaya kredit (cost of credit/CoC). Pertumbuhan pinjaman pun diperkirakan akan relatif datar.

“Pertumbuhan, biaya dana, dan kualitas aset merupakan tiga risiko utama yang dihadapi perbankan Indonesia saat ini. Kami memperkirakan sejumlah bank akan merevisi panduan kinerjanya,” tulis Modi dan tim.

Tren Saham dan Kinerja Keuangan 2024

Dari lantai bursa, saham Bank Jago pada perdagangan Kamis, 24 April 2025, ditutup melemah 4,30% ke level Rp1.780 per saham. Sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD), saham ARTO telah terkoreksi hingga 26,75%. Tekanan ini mencerminkan tantangan yang masih dihadapi sektor perbankan digital di tengah gejolak pasar.

Namun demikian, kinerja Bank Jago sepanjang 2024 menjadi pijakan penting bagi proyeksi positif JP Morgan. Sepanjang tahun lalu, emiten ini mencetak laba bersih sebesar Rp129 miliar, tumbuh 78% secara tahunan.

Penyaluran kredit Bank Jago meningkat 36% YoY menjadi Rp17,7 triliun, sementara DPK naik 56% menjadi Rp18,8 triliun. Komposisi dana murah (CASA) mencapai 53%, menandakan struktur pendanaan yang semakin efisien.

Total aset per akhir 2024 tercatat sebesar Rp28,5 triliun, tumbuh 34% dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio NPL tetap rendah di level 0,2%, mencerminkan kualitas aset yang terjaga dengan baik. Dari sisi digitalisasi, jumlah nasabah meningkat menjadi 15,3 juta, termasuk 12,1 juta pengguna aktif aplikasi Jago.

Dengan fondasi keuangan yang kuat dan strategi berbasis teknologi yang konsisten, Bank Jago dipandang memiliki potensi mempertahankan momentum pertumbuhan positif di tengah persaingan sektor perbankan digital.