Bursa Saham

Laba Bank Jago (ARTO) Capai Rp60 Miliar di Kuartal I-2025, Proyeksi JP Morgan Tepat

  • Bank Jago (ARTO) bukukan laba bersih Rp60 miliar di kuartal I-2025, melonjak 178% yoy. Kinerja ditopang pertumbuhan DPK, kredit, dan ekspansi nasabah digital.
<p>Mitra Driver Gojek menunggu customer di dekat logo Bank Jago di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>

Mitra Driver Gojek menunggu customer di dekat logo Bank Jago di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia

(Istimewa)

JAKARTA – PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan kinerja impresif pada kuartal I-2025. Emiten bank digital ini membukukan laba bersih sebesar Rp60 miliar per akhir Maret 2025, melonjak 178% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp22 miliar.

Lonjakan laba tersebut ditopang oleh pertumbuhan kuat di sisi operasional. Peningkatan signifikan terjadi pada penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), ekspansi basis nasabah, serta penyaluran kredit yang dikelola dengan prinsip kehati-hatian.

Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung, mengatakan bahwa perusahaan tetap berhati-hati dalam mengambil langkah ekspansi di tengah ketidakpastian global. “Kami berusaha menjaga kinerja bank tetap positif dan tumbuh secara sehat dengan tetap mengamati potensi risiko dari gejolak yang ada,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat, 25 April 2025.

Bank Jago kini telah melayani 16,3 juta nasabah, termasuk 13 juta pengguna aktif Aplikasi Jago. Angka ini meningkat signifikan dari 9 juta pengguna pada kuartal I-2024. Pertumbuhan pengguna turut mendorong kinerja penghimpunan dana.

Per Maret 2025, total DPK Bank Jago tercatat sebesar Rp21,4 triliun, naik 62% secara tahunan dari posisi Rp13,2 triliun pada Maret 2024. Dari jumlah tersebut, komposisi dana murah (current account and savings account/CASA) mencapai 54% atau Rp11,5 triliun, sementara deposito berjangka (term deposit) sebesar Rp9,9 triliun atau 46%.

Kinerja intermediasi juga menguat, dengan penyaluran kredit tumbuh 42% secara tahunan menjadi Rp20,3 triliun. Bank Jago mengandalkan kolaborasi dengan berbagai mitra dalam ekosistem digital, termasuk platform teknologi finansial dan perusahaan pembiayaan, untuk mendorong ekspansi kredit.

Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross tercatat hanya 0,3%, jauh di bawah rata-rata industri perbankan nasional. Hal ini mencerminkan kualitas kredit yang terjaga dan penerapan manajemen risiko yang disiplin.

Aset Bank Jago pun mengalami pertumbuhan signifikan, naik 44% secara tahunan menjadi Rp32,5 triliun. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada di level 36,4%, sedangkan loan to deposit ratio (LDR) tercatat 94%, menandakan struktur likuiditas yang sehat.

“Pencapaian ini merupakan bukti bahwa Bank Jago tetap konsisten membangun bank berbasis teknologi yang inovatif dan kolaboratif, dengan tetap mengedepankan fundamental yang kuat dan prinsip kehati-hatian,” pungkas Arief.

Sebelumnya, JP Morgan dalam laporan Asean Banks (16/4/2025) memperkirakan laba kuartal I Bank Jago sebesar Rp59 miliar, naik 172% yoy. Proyeksi ini hampir tepat, dengan dukungan estimasi pertumbuhan NII 7% qtq, NIM menjadi 8,09%, dan non-interest income naik 10%.

Namun, JP Morgan juga mencatat adanya tekanan dari kenaikan opex dan cost of credit. Saham ARTO pun terkoreksi 26,75% secara year-to-date, meski fundamental dinilai masih kuat untuk menopang pertumbuhan jangka menengah.

Dari lantai bursa, pada perdagangan Jumat, 25 April 2025, saham bersandikan ARTO langsung mendapatkan respons positif dari market dengan kenaikan 5,90% ke level Rp1.885 per saham. Selama periode tersebut, saham ini telah ditransaksikan 81 ribu lot dengan valuasi mencapai Rp15,08 miliar.