Kinerja BSDE Kuartal I-2025 Melemah, Analis Tinjau Proyeksi Laba
- Kendati target kinerja tengah dikaji, target harga sementara untuk saham BSDE saat ini masih berada pada level Rp1.550 dengan rekomendasi beli.

Alvin Bagaskara
Author


Aeon Mall BSD City. / Aeonmall-bsdcity.com
(Istimewa)JAKARTA– Emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) melaporkan kinerja kurang impresif pada kuartal pertama 2025. Laba diatribusikan kepada entitas induk tercatat Rp320,62 miliar, turun signifikan 77,73% dari Rp1,44 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.
Tak ayal, realisasi kinerja keuangan BSDE kuartal I-2025 ini berada di bawah proyeksi sejumlah analis, termasuk BRI Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas. Hal ini membuka peluang adanya revisi turun target keuntungan emiten properti pengelola BSD City sepanjang sisa tahun berjalan 2025.
BRI Danareksa Sekuritas dalam komentarnya pada pasar Senin, 26 Mei 2025, menyebut laba Rp321 miliar (merujuk Rp320,62 miliar) baru merefleksikan 8% target mereka. Angka ini juga hanya 9% dari target konsensus analis, memperkuat pandangan kinerja jauh dari ekspektasi pasar.
- Persib Menuju Lantai Bursa: Mengupas Struktur Kepemilikan Maung Bandung Pra-IPO
- Gandeng Zurich Indonesia, Anggota YTI Dapat Perlindungan Asuransi
- Putin Kian Garang Serang Ukraina, Trump: Dia Benar-Benar Gila
Penurunan laba signifikan ini, menurut BRI Danareksa, akibat anjloknya penjualan tanah, rumah tapak, dan ruko menjadi Rp2,07 triliun dari Rp3,20 triliun. Penundaan beberapa proyek strategis dan jumlah hari kerja yang lebih sedikit juga turut berkontribusi negatif.
Kendati target kinerja tengah dikaji, target harga sementara untuk saham BSDE saat ini masih berada pada level Rp1.550 dengan rekomendasi beli. "Kami sedang mengkaji ulang target laba bersih BSDE tahun ini setelah dicatatkan penurunan kuartal I-2025," tulis BRI Danareksa Sekuritas.
Pandangan serupa datang dari Analis Mandiri Sekuritas, Danif Nouval Esfandiari dan Robin Sutanto, yang menilai kinerja BSDE di bawah perkiraan mereka. Penurunan performa disebabkan berkurangnya jumlah unit serah terima dan hari kerja yang lebih sedikit pada kuartal tersebut.
Selain itu, Mandiri Sekuritas juga menyoroti pelemahan margin keuntungan bersamaan dengan kenaikan biaya bunga sebagai pemicu turunnya laba bersih perseroan. Meskipun demikian, saham BSDE tetap direkomendasikan beli dengan target harga sedikit lebih tinggi, yakni Rp1.600 per sahamnya.
Pendapatan Konsolidasi Turun
Nah, di tengah laba bersih yang jauh di bawah target, pendapatan usaha konsolidasian BSDE tercatat Rp2,70 triliun. Angka ini turun sekitar 28% dari periode sama tahun sebelumnya Rp3,77 triliun, dengan kontribusi terbesar dari penjualan properti Rp2,30 triliun, setara 85,31%.
Segmen sewa menjadi kontributor kedua pendapatan sebesar Rp232,73 miliar (8,62%). Diikuti pengelolaan gedung Rp94,25 miliar (3,49%), lalu jasa jalan tol dan pelayanan air yang menyumbang Rp74,72 miliar (2,77%) dari total pendapatan konsolidasi perseroan tersebut.
Direktur BSDE Hermawan Wijaya menjelaskan penurunan laba bersih awal tahun ini adalah bagian dari penyesuaian. Ini terjadi setelah perusahaan mencatat kinerja tertinggi sepanjang periode 2019–2024 pada tahun sebelumnya, menurut keterangan resmi perseroan yang telah dirilis.
Hermawan menambahkan, "Di tengah dinamika perekonomian nasional dan siklus musiman industri, kinerja BSDE awal tahun ini mencerminkan fundamental bisnis yang tetap solid," ujarnya dalam keterangannya pada Senin, 26 Mei 2025.
- ADRO dan MDKA Pimpin Top Gainer, LQ45 Ditutup Menguat di 811,65
- IHSG Hari Ini 20 Mei 2025 Dibuka Naik 52,91 Poin ke 7.194,00
- Demo Ojol: Keluhkan Sistem Aceng dan Slot, Apa Itu?
Dari sisi operasional, BSDE membukukan laba kotor Rp1,70 triliun dengan beban pokok penjualan Rp1 triliun. Laba usaha perusahaan tercatat mencapai Rp595,47 miliar, ini mencerminkan margin laba usaha sebesar 22,05% pada periode triwulan pertama tahun berjalan ini.
Meski margin laba bersih terkoreksi, BSDE tetap mempertahankan margin kotor 62,82% dan margin bersih 11,87%. Perusahaan juga mencatat return on assets (ROA) 1,82% serta return on equity (ROE) 2,85%, menunjukkan efisiensi operasional yang tetap terjaga.
Terkait neraca keuangan, total aset BSDE tercatat sebesar Rp75,92 triliun. Liabilitas perseroan mengalami penurunan menjadi Rp27,47 triliun dari sebelumnya Rp28,70 triliun. Sementara itu, ekuitas perseroan juga berhasil tumbuh 2,38% menjadi Rp48,45 triliun.
Hermawan menambahkan optimismenya terhadap prospek perusahaan ke depan. Menurutnya, beragam proyek BSDE yang tersebar luas di berbagai kawasan strategis akan menjadi katalis penting untuk mendukung pertumbuhan kinerja pada kuartal-kuartal mendatang di tahun ini.
Ia menutup, "Kinerja ini menjadi dasar kuat bagi BSDE mendorong pertumbuhan kuartal berikutnya. Dengan proyek di kawasan strategis, kami optimistis meraih hasil optimal di akhir tahun ini," pungkasnya mengenai target perusahaan yang telah dicanangkan manajemen sebelumnya.

Amirudin Zuhri
Editor
