Bursa Saham

Investor Asing Serbu Saham TLKM Jelang RUPST, JP Morgan Curi Start

  • Aksi beli masif yang dilakukan investor asing menjadi salah satu pendorong utama kenaikan harga saham TLKM. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp235 miliar pada perdagangan tersebut.
Logo Telkom - Panji 1.jpg
Gedung Telkom di kawasan Jl Gatot Subroto Jakarta. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA – Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mencatat lonjakan signifikan menjelang pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dijadwalkan berlangsung pada Selasa, 27 Mei 2025. 

Asal tahu saja, perdagangan Senin, 26 Mei 2025, saham bersandikan TLKM ditutup menguat 4,09% ke level Rp2.800 per saham, disertai volume transaksi mencapai 1,87 juta lot dan nilai transaksi sebesar Rp519 miliar.

Aksi beli masif yang dilakukan investor asing menjadi salah satu pendorong utama kenaikan harga saham TLKM. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp235 miliar pada perdagangan tersebut. 

Perusahaan sekuritas global JP Morgan menjadi pelaku utama dalam transaksi ini, dengan akumulasi pembelian senilai Rp150 miliar, menempatkannya sebagai perantara efek teraktif untuk saham TLKM hari itu.

Selain JP Morgan Sekuritas, dua sekuritas asing lainnya, yakni Mirae Asset Sekuritas dan UBS Sekuritas juga tidak ketinggalan mengakumulasi saham ini di level masing-masing Rp53 miliar dan Rp40,9 miliar. Alhasil, saham TLKM terangkat 3,32% secara year to date. 

Bisa dibilang, sentimen pasar terhadap TLKM meningkat seiring ekspektasi terhadap sejumlah keputusan strategis yang akan dibahas dalam RUPST, terutama terkait pembagian dividen dan rencana pembelian kembali saham (buyback). 

Selain itu, emiten telekomunikasi ini diketahui juga telah menyiapkan anggaran sebesar Rp3 triliun untuk aksi buyback, dengan target maksimal sebesar 10% dari modal disetor, sesuai ketentuan yang berlaku.

"Rencana buyback ini menjadi katalis jangka pendek yang cukup kuat untuk pergerakan harga saham TLKM, terutama karena dilakukan bersamaan dengan ekspektasi dividen yang tetap solid," ujar Aurelia Banus, Equity Research Analyst dari Indo Premier Sekuritas dikutip Senin, 26 Mei 2025.

Namun, secara fundamental, proyeksi kinerja keuangan TLKM untuk tahun 2025 diperkirakan tidak terlalu agresif. Dalam riset yang dirilis 22 April 2025, Aurelia bersama rekannya Belva Monica memperkirakan pertumbuhan laba inti hanya naik 1% YoY, dan EBITDA diproyeksikan tumbuh 4% YoY. "Secara operasional, kami melihat pertumbuhan TLKM cenderung moderat tahun ini, tetapi manajemen berhasil menjaga efisiensi dan likuiditas untuk mendukung aksi korporasi yang menarik bagi investor," jelas Belva.

Laporan keuangan kuartal I-2025 menunjukkan pendapatan TLKM sebesar Rp36,63 triliun, turun 2,11% dari tahun sebelumnya. Sementara laba bersih tercatat sebesar Rp5,81 triliun, menurun 4,01% YoY dari Rp6,05 triliun.

Analis CGS International Sekuritas juga memberikan pandangan positif terhadap saham ini. "Dengan potensi imbal hasil dividen yang mencapai 7% hingga 7,2%, saham TLKM tetap layak masuk dalam portofolio, terutama untuk investor income-oriented," kata Bob Setiadi, Research Analyst dari CGS International Sekuritas.

Dengan kombinasi potensi dividen, aksi buyback, dan respons investor asing, saham TLKM diperkirakan masih akan menjadi perhatian pelaku pasar dalam waktu dekat. Keputusan RUPST pada 27 Mei menjadi momen krusial yang akan menentukan arah pergerakan saham TLKM selanjutnya.