Empat Katalis Utama Pendongkrak Saham BRPT, Salah Satunya Tuah BREN
- BRPT adalah pemegang saham mayoritas PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang diprediksi memiliki peluang besar untuk masuk dalam Indeks MSCI pada Februari 2025.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA – Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) bisa dibilang sebagai satu-satunya saham milik konglomerat Prajogo Pangestu yang kinerjanya terbilang biasa saja. Kendati demikian, dalam waktu dekat, saham ini berpotensi mendapatkan angin segar yang didorong empat katalis positif. Apa itu?
BRPT adalah pemegang saham mayoritas PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang diprediksi memiliki peluang besar untuk masuk dalam Indeks MSCI pada Februari 2025. Keberhasilan ini dianggap sebagai katalis utama yang dapat mendorong harga saham BRPT untuk melonjak tinggi, sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Sucor Sekuritas.
Sucor Sekuritas bilang bahwa market cap free float meiten BREN telah mencapai US$2,4 miliar, mendekati target broker tersebut, yakn I sebesar US$3 miliar, ditambah likuiditas yang sangat tinggi dengan rasio monthly trading value ratio (MTVR) sebesar 15%.
- PGEO Pimpin Top Gainer, LQ45 Hari Ini 22 Januari 2025 Ditutup Menguat 12 Poin
- Menguat 75 Poin, IHSG Hari Ini 22 Januari 2025 Ditutup di 7.257,13
- Tumbuh Dua Kali Lipat, BCA Terbitkan 2.000 Sertifikat Halal untuk UMKM
Selain dari BREN, ada tiga faktor lain yang diyakini dapat meningkatkan performa saham BRPT. Pertama, kinerja keuangan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), anak perusahaan BRPT, yang diprediksi akan kembali bangkit.
Sucor Sekuritas memperkirakan bahwa akuisisi SECP oleh TPIA akan selesai pada kuartal I-2025 dan akan membawa dampak besar pada keuangan TPIA, dengan pendapatan yang diperkirakan bisa meningkat hingga enam kali lipat pada 2025.
“Laba bersih TPIA akan mencapai US$ 107 juta pada 2025 dan US$ 191 juta pada 2026, sebuah perbaikan yang signifikan mengingat TPIA mengalami rugi bersih sebesar US$ 70 juta dalam tiga tahun terakhir,” jelas mereka dalam riset dikutip pada Kamis, 22 Januari 2025.
Faktor kedua adalah rencana ekspansi PT Indo Raya Tenaga (IRT), yang merupakan afiliasi BRPT dengan kepemilikan saham sebesar 34%. IRT dijadwalkan mulai mengoperasikan PLTU dengan kapasitas 1.000 megawatt (MW) pada Agustus 2024,
Tidak hanya itu, perusahaan juga berencana untuk menggandakan kapasitasnya menjadi 2.000 MW pada 2025. “Ekspansi ini diperkirakan akan menghasilkan laba bersih sebesar US$120-150 juta untuk IRT, dengan bagian laba yang diperoleh oleh BRPT berkisar antara US$40-51 juta,” tambahnya.
Ketiga, BREN baru-baru ini mengumumkan peningkatan kapasitas PLTP Sekincau dan Hamiding menjadi 875 MW dan 550 MW, masing-masing naik 150%. Listrik dari PLTP Sekincau akan diekspor ke Singapura dengan harga jual sekitar US$ 0,28 per kWh, yang 230% lebih tinggi dari harga domestik.
Selain itu, PLTP ini juga dapat menghasilkan Renewable Energy Certificates (REC) yang akan meningkatkan pemasukan tambahan sebesar US$ 0,11 per kWh, sehingga total pemasukan dari proyek ini mencapai US$ 0,39 per kWh, jauh lebih tinggi dibandingkan proyek lainnya yang menghasilkan sekitar US$ 0,09 per kWh.
Dengan empat katalis utama ini, Sucor Sekuritas memperkirakan saham BRPT memiliki potensi untuk mengalami kenaikan yang signifikan. Oleh karena itu, broker tersebut memberikan rekomendasi buy untuk saham BRPT dengan target harga Rp3.500, yang menunjukkan potensi keuntungan sebesar 280% dari harga saat ini di level Rp930 per saham.

Amirudin Zuhri
Editor
