Bursa Saham

BRMS Catat Laba Gede di Tengah Reli Emas, Potensi Cuan Saham Capai 51 Persen

  • Reli harga emas global yang menembus US$3.000/oz menjadi katalis utama lonjakan kinerja PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pada kuartal I-2025. Perusahaan mencatat laba bersih US$14 juta, naik 303,9% (yoy) dan 65,5% (qoq), melampaui ekspektasi analis pasar.
<p>Tambang Emas Citra Palu Minerals milik PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dari Grup Bakrie / Dok. Perseroan</p>

Tambang Emas Citra Palu Minerals milik PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dari Grup Bakrie / Dok. Perseroan

(Istimewa)

JAKARTA - Reli harga emas global yang menembus US$3.000/oz menjadi katalis utama lonjakan kinerja PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pada kuartal I-2025. Emiten tambang emas ini mencatatkan laba bersih US$14 juta, melonjak 303,9% secara tahunan (yoy) dan 65,5% secara kuartalan (qoq), melampaui ekspektasi analis pasar.

Dalam riset terbaru Samuel Sekuritas, analis Juan Harahap dan Hernanda Cahyo menyatakan capaian laba BRMS jauh melampaui estimasi internal sebesar 33,3% dan proyeksi konsensus pasar sebesar 35,2%. Kinerja impresif ini dinilai sebagai hasil langsung dari tren bullish harga emas dan peningkatan volume produksi yang signifikan.

Total pendapatan BRMS pada kuartal I-2025 mencapai US$63 juta, meningkat 211,5% yoy dan 17,5% qoq. Lonjakan ini ditopang oleh volume penjualan emas yang mencapai 21,9 ribu oz, atau tumbuh 128,1% yoy dan 11,7% qoq. Peningkatan kadar bijih emas yang ditambang ikut memperkuat performa perusahaan.

Sebagian besar penjualan emas BRMS senilai US$55 juta berasal dari permintaan ritel yang melonjak tajam, terutama dari PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA). Kinerja penjualan tersebut mendorong laba operasional BRMS naik signifikan, menjadikan emiten ini salah satu kontributor kinerja terbaik di sektor pertambangan logam.

Dari sisi profitabilitas, EBITDA BRMS meningkat tajam menjadi US$29 juta, naik 389,8% yoy dan 89% qoq. Peningkatan ini didorong oleh margin tunai yang menguat ke US$1.793,8/oz dan efisiensi biaya operasional, tercermin dari rasio opex terhadap penjualan yang turun menjadi 13,5%. Alhasil, margin EBITDA naik menjadi 46,5%.

Samuel Sekuritas memperkirakan momentum kenaikan harga emas belum akan mereda dalam waktu dekat. Proyeksi rata-rata harga emas 2025 direvisi naik menjadi US$3.221/oz dari sebelumnya US$2.800/oz, atau naik 15%. Dengan proyeksi baru ini, estimasi laba bersih BRMS naik 26,5% menjadi US$54 juta, dan EPS diprediksi melonjak 110% yoy.

“Setiap kenaikan 1% harga emas berpotensi meningkatkan laba bersih BRMS sebesar 3,2%,” tulis Samuel Sekuritas. Hal ini mencerminkan sensitivitas tinggi BRMS terhadap fluktuasi harga komoditas, menjadikannya pilihan menarik bagi investor yang mencari eksposur pada sektor logam mulia.

Prospek pertumbuhan juga diperkuat oleh revisi target penjualan dore bullion dari 75 ribu oz menjadi 93 ribu oz, atau naik 54,2% yoy. Selain itu, BRMS mengandalkan katalis jangka panjang seperti mulai beroperasinya pabrik emas Gorontalo Minerals pada 2026, serta transisi ke tambang bawah tanah pada 2027.

Melihat seluruh potensi tersebut, Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham BRMS. Target harga dinaikkan dari Rp500 menjadi Rp550 per saham, memberikan potensi imbal hasil lebih dari 51%. Dari sisi valuasi, saham ini diperdagangkan pada EV/reserves 2025 sebesar US$12.183/ton.

Meski prospeknya cerah, investor tetap harus mewaspadai risiko seperti fluktuasi harga emas, potensi keterlambatan proyek, hingga kendala pendanaan ekspansi. Namun secara keseluruhan, BRMS dinilai memiliki fundamental solid untuk bersinar di tengah tren kenaikan harga emas dunia.