Raih Laba Rp129 Miliar, PT PP Putuskan Tidak Bagi Deviden
- Hingga akhir Maret, perusahaan berhasil meraih nilai kontrak baru sebesar Rp6,275 triliun. Angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 32% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (Year-on-Year).

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang konstruksi dan investasi di Indonesia PT PP (Persero) Tbk memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari keuntungan tahun buku 2024.
Tidak adanya pembagian dividen telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 yang berlangsung Rabu 30 April 2025. Direktur Utama PT PP, Novel Arsyad mengatakan keputusan menahan dividen sebagai modal kerja untuk menggarap proyek di masa mendatang.
"Dalam RUPS sudah dibahas jika itu (dividen) dijadikan cadangan keuntungan yang ada," katanya dalam konferensi pers di kantor PT PP, Jakarta Timur pada Rabu, 30 April 2025.
- Gelagat Menyempitnya Keterbukaan Informasi di Era Prabowo
- Garuda Indonesia (GIAA) Pangkas Rugi 12 Persen di Kuartal I-2025, Tapi Ekuitas Masih Negatif
- Profil Rudy Mas'ud, Gubernur Kaltim yang Sindir KDM Gubernur Konten
Lebih lanjut menurut Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto menyampaikan alasan perusahaan menjadikan dividen itu sebagai cadangan modal. Menurutnya, ada kebutuhan modal yang tinggi baru perusahaan konstruksi.
Alasan lainnya, PT PP juga melihat ada pengaruh dari pengetatan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah. Diketahui, pemerintah baru membuka sebagian blokir anggaran untuk sektor konstruksi.
Kinerja PT PP
Selama 2024, PTPP mencatatkan laba bersih sebesar Rp129 miliar. Besaran tersebut mengalami kenaikan sebesar 1,85% Year-on-Year (YoY) dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp127 miliar.
Pendapatan perseroan tahun 2024 sebesar Rp19.812 miliar. Angka ini mengalami peningkatan juga sebesar 7,30%. Aset perusahaan juga alami pertumbuhan sebesar 0,11% dari Rp56,52 triliun di 2023 menjadi Rp56,59 triliun pada 2024.
Kemudian, ekuitas perusahaan naik 0,74% dari Rp15,14 triliun di 2023 jadi Rp15,25 triliun pada 2024. Sementara itu, perolehan kontrak baru PTPP mengalami penurunan 14,45% dari Rp31,67 triliun di 2023 menjadi Rp27,09 triliun di 2024.
Hingga akhir Maret, perusahaan berhasil meraih nilai kontrak baru sebesar Rp6,275 triliun. Angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 32% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (Year-on-Year).
Capaian ini juga melampaui target kuartalan sebesar 151% dan telah memenuhi 21% dari total target kontrak baru yang dicanangkan untuk tahun 2025.
Sebagian besar kontrak baru yang diperoleh PT PP bersumber dari proyek-proyek BUMN, yakni sebesar 52,1%. Disusul oleh proyek dari sektor swasta sebesar 28,6%, dan sisanya berasal dari proyek pemerintah sebesar 19,3%.
Jika dilihat berdasarkan sektor, proyek pelabuhan menjadi kontributor terbesar dengan porsi 37,2%, diikuti oleh sektor gedung 32,9%, jalan dan jembatan 22,6%, bendungan 4,3%, irigasi 2,8%, serta migas sebesar 0,3%.
Capaian kontrak baru yang berhasil diraih PTPP pada bulan Maret 2025 diantaranya yaitu Proyek New Priok East Access (NPEA) seksi senilai Rp2,33 Triliun dan Proyek Mandiri Financial Center PIK senilai Rp 878,3 miliar.

Amirudin Zuhri
Editor
