Tren Ekbis

Viral Sumber Air dari Sumur Bor, Siapa Pemilik AQUA?

  • Baru-baru ini sumber air dalam air mineral kemasan AQUA menjadi perhatian publik. Diketahui merek populer itu tak berasal langsung dari pegunungan, melainkan dari pemboran.
Tirto Utomo pendiri dan pemilik AQUA.
Tirto Utomo pendiri dan pemilik AQUA. (aqua.co.id)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Baru-baru ini sumber air dalam air mineral kemasan AQUA menjadi perhatian publik. Diketahui merek populer itu tak berasal langsung dari pegunungan, melainkan dari pemboran.

Hal ini terungkap usai Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pabrik PT Tirta Investama (AQUA) di Subang, Senin, 20 Oktober 2025.

Dalam sidaknya, Dedi mengaku terkejut karena air yang dihasilkan pabrik air mineral tersebut berasal dari pipa bertekanan tinggi atau sumur bor dengan kedalaman 100-130 meter.

Pihak perusahaan kemudian menjelaskan sumber air yang digunakan berasal dari beberapa sumur di sekitar area pabrik. Ketika ditanya lebih lanjut, mereka menegaskan air tersebut bukan berasal dari permukaan seperti sungai atau mata air, melainkan dari bawah tanah.

“Airnya dari bawah tanah, bukan air permukaan,” ujar perwakilan perusahaan. Dedi tampak terkejut. “Oh, jadi di bor?” tanyanya memastikan. “Iya, di bor, Pak,” jawab pihak perusahaan.

Adapun, menanggapi Dedi, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) justru menilai aneh. Pengambilan air dari dalam tanah melalui sumur bor bukan hal baru dan telah dilakukan sejak lama.

Siapa Pemilik AQUA?

Tirto Utomo yang juga dikenal dengan nama Kwa Sien Biauw merupakan pendiri dan pemilik AQUA. Tirto Utomo lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 9 Maret 1930. Ia meninggal pada 16 Maret 1994 pada usia 64 tahun dan dimakamkan di pemakaman komunitas Tionghoa di Wonosobo.

Tirto Utomo mengusulkan gagasan inovatif untuk memproduksi air mineral dalam kemasan pertama di Indonesia. Mengutip situs resmi Sehat AQUA, merek air minum dalam kemasan (AMDK) pertama di Indonesia ini didirikan olehnya pada tahun 1973 dengan nama perusahaan PT Golden Mississippi.

Pabrik pertama PT Aqua Golden Mississippi dibangun di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Setahun setelah itu, produk pertama AQUA diperkenalkan dalam botol kaca berkapasitas 950 ml dengan harga Rp75 per botol.

Pada tahun 1975, AQUA memperkenalkan produk galon 19 liter, yang saat itu belum tersedia di Indonesia. Delapan tahun kemudian, AQUA kembali berinovasi dengan mengganti galon kaca sebelumnya menjadi galon plastik yang lebih praktis, ringan, ekonomis, dan tahan lama.

Meski nyaris krisis hampir bangkrut sekitar tahun 1978 akibat penjualan yang tersendat karena banyak yang menganggap aneh membeli air putih, Tirto Utomo justru mengambil keputusan berani.

Ia menaikkan harga hampir tiga kali lipat, sebuah strategi yang akhirnya membuahkan hasil dan mendorong omset perusahaan meningkat pesat.

Pada tahun 1982, AQUA beralih menggunakan mata air pegunungan sebagai sumber airnya, menggantikan sumur bor, karena diyakini memiliki kandungan nutrisi alami yang lebih baik.

Pada tahun 1984, pabrik kedua AQUA dibangun di Pandaan, Jawa Timur, dengan tujuan mendekatkan distribusi kepada konsumen di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya. Pada 1985, AQUA meluncurkan AMDK dalam botol PET berukuran 220 ml. Tiga tahun setelah itu, seluruh produk AQUA mulai menggunakan kemasan plastik PET.

Dengan langkah ini, AQUA menjadi pelopor dalam industri AMDK di Indonesia dan dengan cepat meraih kepercayaan konsumen berkat kualitas produknya yang konsisten.

Pada tahun 1998, PT Tirta Investama menjalin kemitraan strategis dengan Danone melalui Danone Asia Holding Pte. Ltd yang berperan sebagai minority shareholder. Setelah itu, PT Tirta Investama, PT Aqua Golden Mississippi, dan PT Tirta Sibayakindo sepakat untuk bersinergi sebagai Grup AQUA.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2000, logo Danone mulai dicantumkan pada seluruh produk AQUA. Lalu pada tahun 2001, Danone menambah kepemilikan sahamnya di PT Tirta Investama, menjadikannya sebagai pemegang saham mayoritas di Grup AQUA.

Akuisisi oleh Danone menandai perubahan besar dalam struktur kepemilikan AQUA dan menjadikannya bagian dari portofolio global Danone. Dukungan dari Danone memungkinkan AQUA memanfaatkan jaringan distribusi internasional serta sumber daya yang lebih luas untuk memperkuat posisinya di pasar Indonesia.