Pasar Modal

Usai Dibeli Erick Thohir dan Kaesang Pangarep, Persis Solo Mau IPO Tahun Ini

  • Klub sepak bola Persis Solo akan melantai di bursa. Persis Solo mencari pendanaan untuk meredam kerugian akibat penghentian Liga Indonesia pada 2020.

<p>Direktur Utama PT Persis Solo Saestu (PSS) /Instagram KaesangP</p>

Direktur Utama PT Persis Solo Saestu (PSS) /Instagram KaesangP

(Istimewa)

JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan klub sepak bola Persis Solo akan melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) tahun ini. PT Persis Solo Saestu (PSS) akan mengikuti Bali United FC yang lebih dulu melantai di bursa.

Masuknya pendanaan melalui mekanisme IPO bisa meredam kerugian klub bola akibat penghentian Liga Indonesia pada 2020. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan pendanaan klub sepak bola bisa sangat besar karena punya basis suporter yang masif.

“Kami berharap Persis Solo dan klub-klub sepak bola lainnya di Indonesia dapat segera menjadi perusahaan publik dan tercatat di BEI. Sehingga memberikan kesempatan para suporter klub tersebut untuk ikut memiliki sahamnya,” ujar Nyoman, Senin 29 Maret 2021.

Sebelumnya, Persis Solo mendapat sokongan dana usai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memborong 20% sahamnya. Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, ikut menguasai 40% saham klub ini.

Direktur Utama Persis Solo, Kaesang Pangarep, menginginkan klub ini punya manajemen profesional dan transparan. Hal ini menurutnya punya peran penting terhadap keuangan mau pun performa tim di lapangan.

Kaesang memasang target Persis Solo untuk naik kelas ke Liga 1 Indonesia. Hal itu, kata Kaesang, merupakan “harga mati” Persis Solo.

“Persis ke Liga 1 merupakan target harga mati, tetapi tetap melalui proses kasta tertinggi kompetisi di Indonesia itu,” katanya seperti dilansir Antara. 

Sebesar 30% saham Persis Solo dimiliki oleh Kevin Nugroho, Direktur PT Plevia Makmur Abadi, dan 10% saham dimiliki 26 klub pemilik Persis.

Nyoman menyebut proses IPO sebagai langkah perusahaan dalam membenahi kinerja keuangan akibat rehat panjang akibat penghentian Liga 1 2020-2021. 

“Kami berharap seiring dengan kondisi pemulihan perekonomian dan pasar modal yang semakin kondusif tahun ini serta adanya kemungkinan akan dimulainya kembali kompetisi liga sepak bola di Indonesia. Maka rencana klub-klub sepak bola tersebut untuk menjadi perusahaan tercatat di BEI akan segera dapat terealisasi,” kata Nyoman.

I Gede Nyoman Yetna mengapresiasi tingginya minat perusahaan untuk IPO di tahun ini. Melantai di bursa, kata Nyoman, merupakan salah satu agar perusahaan bisa “naik kelas”.

Apalagi klub sepak bola Indonesia memiliki market value tinggi sebagai daya tarik bagi calon investor. Menurut data Transfermrkt, sebuah situs penyedia statistik sepak bola, Sebanyak 18 klub peserta Liga 1 Indonesia per November 2020 memiliki market value mencapai Rp886,8 miliar.

Bali United menjadi klub dengan market value terbesar mencapai Rp83 miliar. Klub dengan market value terbesar berikutnya ialah Bhayangkara FC sebesar Rp80,8 miliar dan Persija Jakarta sebesar Rp75,7 miliar.