IKNB

Unit Link Allianz Tumbuh di Tengah Tekanan Pasar, Nasabah Mulai Beralih ke Instrumen Konservatif

  • Berdasarkan laporan keuangan 2024, total dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) mencapai Rp39,8 triliun. Jumlah ini mencakup dana kelolaan dari Allianz Life, Allianz Syariah, dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Allianz.
Allianz.jpg
Gedung Asuransi Allianz di kasawan Sudirman, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA - Tahun 2024 menjadi periode yang penuh tantangan bagi industri keuangan di Indonesia, termasuk sektor asuransi. Namun, Allianz Indonesia berhasil menunjukkan catatan positif dengan mempertahankan kinerja dana kelolaan meskipun dihantam berbagai tekanan eksternal maupun domestik. 

Sepanjang tahun 2024, perekonomian global berada dalam kondisi tidak menentu. Sejumlah faktor eksternal seperti ketidakpastian suku bunga global, inflasi, dan dinamika politik internasional memengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia. Terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, pelemahan ekonomi Tiongkok, serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah turut menambah beban ketidakpastian di pasar global.

Di tengah tekanan tersebut, Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil, meskipun mengalami sedikit pelambatan. Pada kuartal pertama 2024, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11%, didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat seiring Pemilu dan hari raya. 

Namun, tekanan global dan pelemahan konsumsi domestik menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun menjadi 5,05% pada kuartal kedua dan 4,95% di kuartal ketiga. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 tercatat sebesar 5,03%.

Rupiah Melemah, Suku Bunga Naik-Turun

Fluktuasi nilai tukar rupiah menjadi isu penting sepanjang 2024. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat mengalami penguatan saat Bank Indonesia menurunkan suku bunga menjadi 6% pada September 2024. Namun, kondisi tersebut tidak bertahan lama. 

Ketidakpastian mengenai arah kebijakan The Fed, ditambah retorika kebijakan Trump yang berpotensi mendorong inflasi melalui pemangkasan pajak dan perang dagang, kembali menekan nilai tukar rupiah.

Pada akhir 2024, rupiah melemah dan berada di kisaran Rp16.157 per dolar AS, mencatatkan depresiasi sebesar 4,81% dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, suku bunga acuan tetap dijaga di level 6,00% oleh Bank Indonesia.

Inflasi Terkendali, Konsumsi Menurun

Tingkat inflasi Indonesia sempat mencapai 3,05% pada Maret 2024, namun terus menurun hingga mencapai 1,57% pada akhir tahun. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh lemahnya daya beli masyarakat, khususnya pada kelompok menengah ke bawah. Tahun politik yang ditandai dengan Pemilu Presiden, Legislatif, dan Pilkada Serentak turut memberikan dampak terhadap arah kebijakan ekonomi dan sentimen pasar.

IHSG dan Pasar Obligasi Berfluktuasi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami fluktuasi signifikan sepanjang 2024. Setelah sempat menyentuh rekor tertinggi di level 7.905 pada 19 September, IHSG akhirnya ditutup di level 7.080 dengan koreksi sebesar -2,65% secara tahunan. Sementara itu, Jakarta Islamic Index mencatat koreksi lebih dalam, sebesar -9,58% dan ditutup di level 484,37.

Pasar obligasi juga menunjukkan dinamika yang serupa. Indeks IBPA Indonesia Government Bond mencatat return tahunan sebesar 4,64%, sedangkan yield obligasi pemerintah naik menjadi 7%, dari 6,48% pada akhir 2023. Ketegangan geopolitik serta ekspektasi suku bunga turut mendorong aksi jual di pasar obligasi.

Baca Juga: Catat Efisiensi Tertinggi, BCA Ungkap Strategi Jaga Likuiditas di Tengah Ketidakpastian Suku Bunga

Allianz Indonesia Kelola Aset Rp39,8 Triliun

Di tengah situasi pasar yang penuh tantangan, Allianz Indonesia tetap mencatatkan kinerja pengelolaan dana yang impresif. Berdasarkan laporan keuangan 2024, total dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) mencapai Rp39,8 triliun. Jumlah ini mencakup dana kelolaan dari Allianz Life, Allianz Syariah, dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Allianz.

Allianz Indonesia mengelola total 51 jenis unit link fund pada tahun 2024. Tiga produk unggulan dengan dana kelolaan terbesar adalah:

  • Smartlink Rupiah Equity Fund: Rp6,9 triliun
  • Smartlink Rupiah Fixed Income Fund: Rp1,8 triliun
  • Smartlink Rupiah Balanced Fund: Rp1,5 triliun

Dari sisi pertumbuhan unit pemegang polis, Smartlink Rupiah Fixed Income Fund mencatat peningkatan signifikan sebesar 34,5%, mencerminkan kecenderungan investor untuk berpindah ke produk yang lebih konservatif. Sementara itu, Smartlink Rupiah Equity Fund dan Smartlink Rupiah Balanced Fund masing-masing mengalami penurunan sebesar 6,2% dan 4,9%.

“Kenaikan unit pada Smartlink Rupiah Fixed Income sejalan dengan kondisi pasar yang cukup menantang di 2024 sehingga nasabah memilih fund yang lebih konservatif,” ujar Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer Allianz Indonesia melalui pernyataan tertulis yang diterima TrenAsia, Jumat, 25 April 2025.

Raihan Penghargaan atas Kinerja Dana Kelolaan

Keberhasilan Allianz Indonesia dalam mempertahankan performa dana kelolaan mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Pada Best Unit Link Award 2024 yang diselenggarakan oleh Investortrust, Allianz Life meraih tujuh penghargaan bergengsi, antara lain:

  • Smartwealth Equity IndoGlobal Fund (kategori Saham IDR Konvensional periode 5, 7 & 10 tahun)
  • Smartwealth Equity Indoasia Fund (kategori Saham USD periode 10 tahun)
  • Smartwealth Dollar Multi Asset Fund (kategori Campuran USD periode 5 tahun)
  • Smartwealth Dollar US Bond Fund (kategori Pendapatan Tetap USD periode 3 tahun)
  • GroupLink Money Market Fund (kategori Pasar Uang IDR Konvensional periode 5 tahun)

Tak hanya itu, Allianz Life juga memborong lima penghargaan dalam Unit Link Award 2025 dari Majalah Media Asuransi, antara lain:

  • Smartwealth Dollar Equity World Opportunities Fund (kelompok Unitlink Saham Dolar AS)
  • Smartwealth Dollar US Bond Fund (kelompok Unitlink Pendapatan Tetap Dolar AS)
  • GroupLink Money Market Fund (kelompok Unitlink Pasar Uang Rupiah)
  • Smartwealth Equity Indoglobal Class B Fund (kelompok Unitlink Saham Rupiah)
  • Smartwealth Dollar Multi Asset Fund (kelompok Unitlink Campuran Dolar AS)