Trump-Putin Bertemu di Alaska, Bahas Perang Ukraina Tanpa Hasil Konkret
- Pertemuan Trump-Putin di Alaska berakhir tanpa kesepakatan soal Ukraina, meski suasana hangat dan klaim adanya kemajuan sempat muncul.

Muhammad Imam Hatami
Author


ALASKA, TRENASIA.ID - Pertemuan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Anchorage, Alaska, pada Jumat waktu setempat berlangsung hampir tiga jam. Namun, harapan akan lahirnya terobosan besar terkait perang di Ukraina pupus. Kedua pemimpin meninggalkan podium tanpa membawa kesepakatan berarti.
"Sejauh yang saya ketahui, tidak ada kesepakatan sampai ada kesepakatan. Tapi kami memang membuat banyak kemajuan," kata Trump dalam keterangan singkat usai pertemuan. Ia menegaskan ada kemajuan dalam diskusi, tetapi belum mencapai titik final.
Putin, dalam pernyataannya, menyebut bahwa dirinya “sungguh-sungguh tertarik” untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun. Namun, Presiden Rusia itu tidak memberikan rincian tentang langkah konkret yang siap ia tempuh.
"Saya berharap perjanjian hari ini akan menjadi titik acuan tidak hanya untuk menyelesaikan masalah Ukraina, tetapi juga akan menandai dimulainya pemulihan hubungan bisnis dan pragmatis antara Rusia dan AS," kata Putin, dalam keterangan pers yang disampaikannya.
Kedua presiden hanya menyampaikan pernyataan singkat di hadapan media, lalu meninggalkan ruangan tanpa membuka sesi tanya jawab. Keputusan ini mengejutkan para jurnalis yang sudah menyiapkan banyak pertanyaan, termasuk mengenai kemungkinan gencatan senjata.
Baca juga : 9 Makanan yang Identik dengan Kemerdekaan RI
“Ketika ada konferensi pers tanpa sesi tanya jawab, itu jelas bukan konferensi pers,” tulis Steve Rosenberg, Editor Rusia BBC yang melaporkan dari Anchorage.
Pertemuan ini diawali dengan suasana penuh keramahan. Trump menyambut Putin di landasan udara Anchorage, lengkap dengan karpet merah. Keduanya berjabat tangan dua kali sebelum masuk ke dalam mobil limusin Trump untuk menuju lokasi pertemuan.
“Trump benar-benar memperlakukan Putin sebagai tamu kehormatan,” ujar salah satu pengamat politik yang hadir.
Suasana hangat yang ditunjukkan di awal pertemuan tidak mampu mencairkan perbedaan pandangan di meja perundingan. Trump menegaskan dorongannya agar Rusia segera menghentikan serangan di Ukraina, meskipun keinginan tersebut belum mendapatkan respons yang sesuai dari pihak Putin.
Dalam wawancara setelah pertemuan, Trump menyampaikan pesan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang memang tidak diundang ke Alaska. Ia menilai bahwa langkah kompromi dari Zelensky akan menjadi pilihan terbaik bagi semua pihak yang terlibat.
Sementara itu, di Kyiv, para pejabat dan masyarakat tetap berada dalam suasana penuh kewaspadaan. Meski begitu, ada rasa lega karena tidak ada kesepakatan sepihak yang diumumkan usai pertemuan yang berpotensi merugikan Ukraina dengan kehilangan wilayahnya.
Sebelum pertemuan, Trump beberapa kali mengancam akan menempuh pendekatan lebih keras terhadap Rusia, termasuk memberi ultimatum, menetapkan tenggat waktu, hingga menjatuhkan sanksi tambahan jika Moskow menolak gencatan senjata. Namun, ancaman tersebut sejauh ini belum diwujudkan.
Baca juga : 9 Makanan yang Identik dengan Kemerdekaan RI
Di akhir pertemuan, Putin sempat melontarkan undangan. “Mungkin lain kali di Moskow?” katanya sambil tersenyum. Ucapan itu menegaskan bahwa Rusia ingin menjaga momentum pertemuan, sekaligus menempatkan dirinya sejajar dengan pemimpin negara paling berpengaruh di dunia.
Dengan hasil ini, Trump tampak gagal membawa pulang kemenangan diplomatik yang selama ini ia gadang-gadang. Ia pulang tanpa gencatan senjata, tanpa kesepakatan, dan tanpa bukti nyata dari klaimnya sebagai pendamai dan pembuat kesepakatan.

Muhammad Imam Hatami
Editor
