Tren Dividen BRIS 2021–2024: Stabil Tumbuh Seiring Kinerja Solid
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memutuskan untuk membagikan dividen tunai tahun buku 2024 sebesar Rp22,78 per saham atau senilai total Rp1,05 triliun.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memutuskan untuk membagikan dividen tunai tahun buku 2024 sebesar Rp22,78 per saham atau senilai total Rp1,05 triliun. Jumlah tersebut mencerminkan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR) sebesar 15% dari total laba bersih perseroan yang mencapai Rp7,01 triliun sepanjang tahun lalu.
Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) sebagai bentuk apresiasi kepada para pemegang saham, sekaligus mencerminkan fundamental keuangan perseroan yang terus menguat.
Di samping pembagian dividen, perseroan juga menyisihkan 20% dari laba bersih atau setara Rp1,4 triliun sebagai cadangan wajib. Dengan kebijakan tersebut, total cadangan wajib yang terbentuk kini mencapai 20,7% dari modal disetor BRIS.
- Naik Lagi Rp23.000, Cek Daftar Harga Emas Antam Hari Ini
- Prabowo Fokus Deregulasi yang Hambat Daya Saing Industri Pada Karya
- Harga Sembako di DKI Jakarta Senin, 19 Mei 2025, Cabe Rawit Ijo Besar Naik, Kelapa Kupas Turun
Perseroan menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi menjaga kesehatan struktur permodalan jangka panjang, tanpa mengabaikan kepentingan pemegang saham. Info saja, sejak resmi terbentuk melalui penggabungan tiga bank syariah milik Himbara pada 2021, BRIS konsisten membagikan dividen setiap tahun.
Pada tahun buku 2021, misalnya, BRIS membagikan dividen sebesar Rp18,41 per saham atau setara 25% dari laba bersih tahun tersebut. Tahun berikutnya, nilai dividen turun menjadi Rp9,24 per saham dengan DPR sebesar 10%. Namun pada tahun buku 2023, perseroan kembali meningkatkan dividen menjadi Rp18,55 per saham dengan rasio 15%.
Dengan dividen tahun buku 2024 yang mencapai Rp22,78 per saham, BRIS mencatatkan nilai dividen tertinggi secara nominal sejak merger, mempertegas tren pertumbuhan laba dan komitmen terhadap distribusi keuntungan kepada investor.

Dari sisi kinerja, BRIS menunjukkan performa positif sepanjang awal 2025. Total aset perseroan per kuartal I-2025 tercatat sebesar Rp400,88 triliun, tumbuh 12,01% secara tahunan. Pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp287 triliun, meningkat signifikan sebesar 16,21% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,4% secara tahunan menjadi Rp319 triliun, memperkuat posisi dana murah (current account saving account/CASA) BSI yang kini mencapai Rp195 triliun.
Dominasi BRIS di sektor perbankan syariah juga semakin kokoh. Dari sisi pangsa pasar industri perbankan nasional, BRIS mencatatkan peningkatan pada aspek pembiayaan dari 3,56% menjadi 3,58%, serta pada sisi aset dari 3,27% menjadi 3,29%. Adapun di lingkup industri perbankan syariah, BSI berhasil memperbesar penguasaannya.
Pangsa pasar aset meningkat dari 42,77% menjadi 44,25%, pembiayaan naik dari 44,45% menjadi 45,44%, dan DPK tumbuh dari 44,59% menjadi 44,91%. Kenaikan ini mencerminkan posisi BSI sebagai pemimpin pasar yang tidak tergoyahkan dalam industri perbankan syariah nasional.
Melihat pencapaian tersebut, KB Valbury Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham bersandikan BRIS, dengan target harga Rp3.670 berdasarkan pendekatan Gordon Growth Model (GGM).
Target ini mencerminkan estimasi P/B 2025 sebesar 3,3 kali, sedangkan saat ini BRIS diperdagangkan pada estimasi P/B 2,6 kali, sedikit di atas rata-rata historisnya. Potensi pertumbuhan bisnis emas oleh BRIS juga menjadi katalis positif ke depan.

Ananda Astridianka
Editor
