Transformasi GOTO Terbukti: Fintech (GoPay) Jadi Motor Pertumbuhan Baru
- GOTO sukses cetak laba sebelum pajak perdana Rp62 Miliar di Q3 2025. Pahami bagaimana Fintech (GoPay) kini menjadi motor pertumbuhan baru dan prospeknya ke depan.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melaporkan pencapaian profitabilitas signifikan pada kuartal III-2025. Sorotan utamanya adalah GOTO berhasil mencetak laba sebelum pajak disesuaikan positif untuk pertama kalinya sebesar Rp62 miliar.
EBITDA Grup yang disesuaikan juga mencapai rekor Rp516 miliar. Pencapaian ini membuat GOTO merevisi naik pedoman kinerjanya untuk tahun 2025. EBITDA Grup kini dipatok di Rp1,8-1,9 triliun, naik dari target sebelumnya Rp1,4-1,6 triliun.
Manajemen GOTO menyampaikan penyesuaian laba sebelum pajak ini menunjukkan bahwa selangkah lagi GOTO bisa mencapai net profit positif. Kinerja ini didorong oleh rekor profitabilitas di kedua unit bisnis intinya, yaitu Gojek (ODS) dan GoPay (Fintech).
Analis Samuel Sekuritas, Fadhlan Banny, menilai GOTO berada dalam kondisi keuangan yang semakin sehat. Hal ini sejalan dengan kedua unit bisnisnya yang semakin terintegrasi dan menguntungkan, terutama dari segmen fintech (GoTo Financial/GTF).
1. Mesin Uang Baru: Fintech (GoPay)
Profitabilitas GOTO ditopang oleh rekor kinerja dua unit bisnis utamanya. EBITDA disesuaikan untuk On-Demand Services (ODS) atau Gojek mencapai Rp336 miliar. Sementara itu, segmen Fintech (GTF) atau GoPay juga mencatatkan rekor EBITDA sebesar Rp136 miliar.
Fadhlan Banny menjelaskan segmen fintech berhasil mengeksekusi strategi mass market yang mendongkrak bisnis transaksi pembayaran. Berdasarkan paparan kinerja, pengguna bertransaksi bulanan fintech tumbuh 29% YoY mencapai 24,2 juta pengguna.
2. Ledakan Bisnis Pinjaman (Lending)
Pertumbuhan pengguna fintech ini juga turut menggenjot bisnis pinjaman (lending) GOTO. Nilai buku pinjaman konsumen (consumer lending) tercatat tumbuh impresif sebesar 76% YoY, atau kini telah mencapai Rp7,6 triliun per akhir September 2025.
Ekspansi bisnis pinjaman ini juga dinilai sangat prudent atau berhati-hati. "Ekspansi bisnis consumer lending yang prudent dibuktikan dengan nilai tunggakan >90 hari yang rendah <0.6% turut mendorong pertumbuhan pendapatan dari pinjaman 84% yoy," ungkap Fadhlan.
3. Kinerja Operasional GOTO
Selain perbaikan profitabilitas, kinerja operasional GOTO secara kumulatif juga menunjukkan hasil positif. Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, GOTO membukukan pendapatan sebesar Rp13,3 triliun, atau tercatat naik 14,07% secara year-on-year (YoY).
Di tengah peningkatan pendapatan, GOTO juga berhasil membukukan penurunan jumlah biaya dan beban yang signifikan sebesar 8%. Alhasil, rugi usaha GOTO menyusut 90% YoY, sementara rugi periode berjalan berhasil dipangkas 74% YoY.
4. Prospek GOTO ke Depan
Fadhlan optimistis kontribusi fintech ke depan akan semakin besar dan membuat motor keuangan GOTO semakin berimbang. Meski kontribusinya masih sepertiga, jika fintech menjaga momentum, kinerja GOTO akan semakin solid dan menarik.
"At the end, GOTO memiliki portofolio bisnis yang tidak hanya solid tetapi juga resilien dalam merespons dinamika dari sisi lanskap persaingan maupun tantangan makroekonomi ke depan," pungkas Fadhlan.

Alvin Bagaskara
Editor
