Tren Leisure

Tornado Setinggi 10 Kali Bumi Mengamuk di Matahari

  • Tornado matahari tingginya sekitar 130.000 kilometer. Pada dasarnya ini sepersepuluh diameter matahari.
badai matahari.jpg

JAKARTA,TRENASIA.ID- Tornado matahari raksasa dan letusan plasma dahsyat secara bersamaan baru saja mengamuk di permukaan matahari. Dan seorang peneliti telah mengabadikan keduanya dalam satu gambar spektakuler.

Meskipun peristiwa matahari tersebut tidak berhubungan, keduanya merupakan hasil gangguan pada medan magnet matahari yang tidak terlihat. Sebagian plasma dipaksa membentuk tornado dan sebagian plasma dilepaskan dalam letusan besar yang dikenal sebagai prominensia erupsi.

Maximilian Teodorescu , seorang peneliti di Institut Ilmu Antariksa di Rumania, mengabadikan kedua peristiwa yang terjadi secara bersamaan pada hari Rabu 20 Agustus 2025. Ia mengatakan kepada Live Science bahwa tornado matahari besar cukup langka dan ia belum pernah melihatnya bersamaan dengan prominensia erupsi.

Spaceweather.com melaporkan bahwa para astronom di seluruh dunia telah memantau tornado di permukaan matahari minggu ini, dengan gambar paling awal muncul pada hari Minggu 17 Agustus. Tornado matahari terlihat seperti tornado di Bumi, tetapi kedua fenomena ini memiliki sedikit kesamaan, terutama dalam hal ukuran.

"[Tornado matahari] tingginya sekitar 130.000 kilometer," kata Teodorescu . "Pada dasarnya sepersepuluh diameter matahari."

Sebagai perbandingan, Bumi memiliki lebar sekitar 12.756 km. jadi tornado ini sedikit lebih tinggi daripada 10 Bumi yang ditumpuk. Tornado matahari biasanya memiliki tinggi sekitar 25.000 hingga 100.000 km. Jadi  tornado ini sangat besar.

Teodorescu memperkirakan bahwa prominensia erupsi tersebut memiliki lebar sekitar 200.000 km. Ukurannya kurang lebih sama dengan prominensia matahari raksasa yang diamati pada bulan Juli, yang diperkirakan memiliki lebar lebih dari 165.000 km dan dijuluki "The Beast".

Teodorescu pertama kali melihat tornado matahari tersebut di situs web Global Oscillation Network Group (GONG) pada hari Senin 18 Agustus. GONG yang dioperasikan oleh Observatorium Matahari Nasional, memiliki enam teleskop surya identik yang memantau matahari hampir secara langsung dari berbagai negara di seluruh dunia, memungkinkan para amatir maupun profesional untuk tetap mendapatkan informasi terbaru tentang aktivitas matahari.

Tornado Bumi disapu oleh angin kencang dan bergerak. Sementara tornado Matahari terbuat dari gas terionisasi (plasma) yang tertanam di suatu tempat. Tornado ini secara formal disebut prominensa tornado , sementara prominensa reguler juga tertahan oleh medan magnet.

Prominensia melekat pada permukaan matahari yang tampak, atau fotosfer, dan meluas hingga ke atmosfer luar bintang, atau korona, menurut NASA . Prominensia eruptif terjadi ketika medan magnet yang menahan plasma menjadi tidak stabil dan meletus ke luar. 

Baca juga: Ledakan Badai Matahari Serempet Atmosfer Bumi, Jaringan Radio Australia dan Selandia Baru Kena Getahnya

Dalam banyak kasus, plasma yang dilepaskan di prominensa kemudian terbang ke luar angkasa sebagai lontaran massa koronal (CME). Badai matahari jenis ini dapat bertabrakan dengan medan magnet Bumi dan menciptakan aurora, serta mengganggu satelit dan sistem komunikasi kita.

Maximilian Teodorescu mencatat bahwa prominensia erupsi yang difotonya melepaskan CME. Namun, CME tersebut tidak menuju Bumi, sehingga tidak akan mengakibatkan gangguan atau penampakan cahaya utara. 

Matahari saat ini berada dalam fase paling aktif dari siklus mataharinya yang berlangsung sekitar 11 tahun yang dikenal sebagai maksimum matahari. Hal ini terjadi  ketika medan magnet bintang melemah dan berbalik arah. Maximilian Teodorescu mencatat bahwa terdapat banyak aktivitas matahari yang dapat diamati, bahkan dengan teleskop kecil —asalkan teleskop tersebut dilengkapi dengan filter surya yang aman.

"Itu adalah hal paling dinamis yang dapat Anda lihat baik oleh seorang amatir maupun profesional di langit," katanya.