Tertekan Sentimen Kenaikan Suku Bunga, M&A Perbankan di Asia Pasifik Diprediksi Melandai di 2023
- Sepanjang tahun 2022 sendiri, M&A perbankan di Asia Pasifik melandai dari 56 transaksi di 2021 menjadi 51 transaksi, terutama karena oenurunan jumlah transaksi di China Raya dan Korea Selatan.

Yosi Winosa
Author


Ilustrasi merger dan akuisisi perusahaan. / Pixabay
(Istimewa)JAKARTA - Tren merger and acquisition (M&A) perbankan di Asia Pasifik diperkirakan masih melandai di tahun 2023, berdasarkan studi S&P Global Market Intelligence. Berbagai faktor seperti situasi yang sulit, ketimpangan valuasi dan ketidakpastian seputar suku bunga bisa menjadi batu sandungan bagi investor prospektif.
Seorang Partner Firma Hukum Dechert LLP yang berbasis di Hong Kong mengatakan dengan perkembangan terkini yang terjadi di China di mana kebijakan nol-COVID19 dilonggarkan, investor kemungkinan besar akan melirik pasar India.
Hal ini mengingat sepanjang 2022 lalu, India dan Asia Tenggara berhasil menarik masing-masing 20 dan 14 transaksi di 2022, dibandingkan 8 dan 11 transaksi di tahun 2021.
- Google hingga Amazon, Berikut Raksasa Teknologi yang PHK Ribuan Karyawan di Awal 2023
- Panic! At The Disco Bubar Jalan, Ini Alasannya
- Diversifikasi Lini Bisnis, Indika Energy (INDY) Akuisisi 46 Persen Saham Natura
“Dengan dinamika pandemi COVID19 yang terjadi di China pada awal tahun 2023, India mungkin dapat menarik investor asing yang sebelumnya memilih China,” kata seorang partner di Dechert LLP, dikutip Kamis, 26 Januari 2023.
Sepanjang tahun 2022 sendiri, M&A perbankan di Asia Pasifik melandai dari 56 transaksi di 2021 menjadi 51 transaksi, terutama karena penurunan jumlah transaksi di China Raya dan Korea Selatan.
Secara global, jumlah transaksi M&A perbankan turun 19,6% di 2022. Perlambatan ini dipicu oleh kekhawatiran akan geopolitik dan suku bunga yang meningkat. Disusul dengan penurunan tingkat kepercayaan diri investor global dan valuasi. Total nilai M&A turut turun 35,8% menjadi US$2.983 triliun pada tahun lalu.
Di Asia Pasifik, In Asia-Pacific, rencana penjualan unit bisnis consumer banking CitiGroup India ke Axis Bank Ltd. menjadi transaksi terbesar sektor perbankan di 2022, dengan nilai transaksi mencapai US$1,6 miliar.


Yosi Winosa
Editor
