Nasional

Tangani Aset BUMN Sakit, Erick Thohir Bentuk Namco

  • Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal membentuk lembaga penyehatan perusahaan BUMN baru. Lembaga ini merupakan gabungan dari PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA dan PT Danareksa (Persero).

Tangani Aset BUMN Sakit, Erick Thohir Bentuk Namco

JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal membentuk lembaga penyehatan perusahaan BUMN baru. Lembaga ini merupakan gabungan dari PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA dan PT Danareksa (Persero).

Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menyebut lembaga ini dinamakan National Management Asset Company (Namco). Selain penyehatan BUMN, Namco juga memiliki fungsi pengalihan aset-aset keuangan negara yang bermasalah.

“Namco ini akan mengambalih aset yang dimiliki di perbankan dan juga melakukan restrukturisasi sebagai upaya penyehatan,” kata Pahala dalam webinari, Rabu, 14 Juli 2021.

Meski begitu, Pahala mengklaim kondisi BUMN saat ini masih sustainable. Menurut Pahala, kondisi BUMN yang sempat terdampak pada 2020 sudah mulai menunjukan perbaikan.

“Perbaikan-perbaikan saat ini sudah tampak di semester I-2021 ini. Dilihat dari kondisi tersebut, kekuatan BUMN baik dan kita selalu waspada dan awas,” ucap Pahala.

Pahala mengingatkan kepada perusahaan pelat merah untuk menahan aksi korporasi yang berisiko di masa ketidakpastian ini. Menurutnya, aksi korporasi berupa capital expenditure (capex) perlu ditahan dan dialihkan pada strategi efisiensi.

Kontribusi BUMN pun diproyeksikan bakal meningkat pada 2022. Hal ini, kata Pahala, dipicu dari perbaikan bisnis di sejumlah sektor BUMN mulai tahun ini.

Sumbangan Dividen

Seperti diketahui, penerimaan negara dari dividen BUMN tahun buku 2019 yang dibagikan tahun lalu mencapai Rp44,6 triliun. Penerimaan yang masuk dalam pos Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) itu turun dibandingkan tahun buku 2018 yang mencapai Rp51  triliun.

Pada tahun lalu, sebanyak 90% dividen BUMN bersumber dari lima perusahaan saja. Padahal, Jumlah perusahaan pelat merah di bawah naungan Kementerian BUMN mencapai 113 perusahaan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk jadi perusahaan pelat merah dengan sumbangan dividen tertinggi, yakni Rp11,7 triliun atau 26,4% dari total penerimaan negara atas dividen BUMN.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) kemudian jadi BUMN kedua dengan kontribusi dividen terbesar. Bank Mandiri tercatat menyumbangkan Rp9,9 triliun atau 22,2% dari total dividen.

Lalu, ada PT Pertamina (Persero) dengan perolehan dividen Rp8,5 triliun atau 19,1% dari total dividen. Emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mengekor dengan Rp7,93 triliun atau 17,8% dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBN) sebesar Rp2,3 triliun atau 5,2%.

Di tahun ini, Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan sumbangan dividen mencapai Rp30 triliun-Rp35 triliun. Angka ini lebih rendah ketimbang proyeksi awal yang menyentuh Rp40 triliun.

Sementara itu, sumbangan dividen pada 2022 ditargetkan menyentuh Rp40 triliun. Sepanjang 10 tahun terakhir, BUMN telah berkontribusi terhadap keuangan negara dalam bentuk dividen sebesar Rp388 triliun.