Tren Global

Suara Katak Kaki Merah Terdengar Lagi di California Berkat Bantuan Meksiko dan AI

  • Para pegiat konservasi kini makin memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memantau hewan yang berada di ambang kepunahan.
katak kaki merah.jpg

JAKARTA, TRENASIA.ID- Dengan panjang  5 hingga 13 sentimeter, katak berkaki merah merupakan katak asli terbesar di Barat dan dulunya ditemukan melimpah di sepanjang pantai California dan hingga Baja  di Meksiko.

Spesies ini secara luas diyakini sebagai bintang cerita pendek Mark Twain tahun 1865, "The Celebrated Jumping Frog of Calaveras County". Kaki belakang mereka yang berwarna merah tua dimakan selama Demam Emas. Seiring berkurangnya jumlah katak berkaki merah, katak banteng dengan kaki belakangnya yang lebih besar diperkenalkan ke dalam menu makanan selama pertumbuhan pesat California di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Populasi katak berkaki merah musnah akibat nafsu makan katak banteng yang tak terpuaskan dan penyakit yang dibawa oleh spesies non-asli. Selain itu juga karena kehilangan sebagian besar habitatnya akibat kekeringan dan pembangunan manusia dalam bentuk rumah, bendungan, dan lain-lain.

Brad Hollingsworth ahli herpetology (pakar reptil dan amfibi) di Museum Sejarah Alam San Diego  tidak dapat memperkirakan jumlah katak berkaki merah yang tersisa. Tetapi mengatakan mereka telah menghilang dari 95% wilayah jelajah historisnya di California Selatan.

Robert Fisher dari Program Inisiatif Penelitian dan Pemantauan Amfibi Survei Geologi AS telah mencari katak tersebut selama beberapa decade. Pencarian membentang sejauh sekitar 400 kilometer dari Los Angeles hingga perbatasan. Ia hanya menemukan satu pada tahun 2001, dan tidak menemukan apa pun setelah itu.

Para ilmuwan meneliti DNA dari katak berkaki merah yang ditangkap di California Selatan sebelum mereka menghilang. Hasilnya ditemukan bahwa mereka secara genetik lebih mirip dengan populasi di Meksiko daripada yang masih ada di California.

Diplomasi Amfibi

Pada tahun 2006, Fisher, Hollingsworth, dan yang lainnya mengunjungi Baja di mana mereka mendengar tentang populasi kecil katak berkaki merah. Anny Peralta, yang saat itu adalah mahasiswa Hollingsworth di Universitas Negeri San Diego, bergabung dengan mereka. Mereka menemukan sekitar 20 katak, dan Peralta terinspirasi untuk mendedikasikan hidupnya demi pemulihan mereka.

Peralta dan suaminya mendirikan lembaga nirlaba Fauna del Noroeste di Ensenada, Meksiko, yang bertujuan untuk mendorong pengelolaan sumber daya alam yang tepat. Pada tahun 2018, mereka mulai membangun kolam-kolam di Meksiko untuk meningkatkan populasi katak yang nantinya akan menghasilkan telur bagi populasi kembali spesies tersebut di seberang perbatasan.

Namun, tepat ketika mereka bersiap untuk memindahkan massa telur tersebut, pandemi COVID-19 melanda. Peralta dan para ilmuwan Amerika bergegas mendapatkan izin untuk kargo yang tidak biasa tersebut. Seorang pilot kemudian menerbangkan dua pendingin telur tersebut lebih dekat ke perbatasan. Sisa perjalanan mereka ke utara dilakukan melalui jalan darat, setelah telur-telur tersebut lolos pemeriksaan penjaga perbatasan AS.

Baca juga: Misi untuk Menyelamatkan Katak Terbesar di Bumi

Selama lima tahun terakhir, Hollingsworth dan timnya telah mencari suara untuk membuktikan upaya mereka untuk mengisi kembali kolam di California Selatan berhasil. Pada tanggal 30 Januari 2025 dia mendengar suara pelan katak berkaki merah dalam rekaman audio yang ditandai oleh AI.

"Rasanya beban berat terangkat dari pundak saya karena kami pikir proyek ini mungkin gagal," kata Hollingsworth dikutip Associated Press Kamis 28 Agustus 2025. "Lalu beberapa malam berikutnya kami mulai mendengar semakin banyak, dan semakin banyak, dan semakin banyak lagi."

Selama dua bulan berikutnya, dua pejantan terdengar berteriak di mikrofon 11 di salah satu kolam. Pada bulan Maret, tepat di bawah mikrofon, kumpulan telur pertama ditemukan. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya menetas dari telur yang dibawa dari Meksiko tetapi juga telah menghasilkan telur mereka sendiri di Amerika Serikat.

Peran AI

Para pegiat konservasi kini makin memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memantau hewan yang berada di ambang kepunahan. Mereka melacak perkembangbiakan spesies yang diperkenalkan kembali, serta mengumpulkan data tentang dampak perubahan iklim dan ancaman lainnya.

Para ahli herpetologi sedang mengembangkan perangkat bertenaga AI yang sudah digunakan untuk menganalisis kumpulan data suara burung. “Harapannya dapat membantu membangun lanskap audio untuk mengidentifikasi amfibi dan melacak perilaku serta pola perkembangbiakannya,” ujar Zachary Principe dari The Nature Conservancy. Lembaga ini bekerja sama dengan museum alam San Diago dalam proyek katak berkaki merah. Perangkat ini juga dapat membantu para ilmuwan menganalisis puluhan ribu berkas audio yang dikumpulkan di universitas, museum, dan lembaga lainnya.

Para ilmuwan yang berupaya memulihkan populasi katak berkaki merah di California Selatan berharap untuk segera diberikan teknologi satelit yang akan mengirimkan rekaman audio ke ponsel mereka secara real-time. Ini menjadikan mereka dapat segera bertindak jika ada predator — khususnya katak banteng — yang terdeteksi.

Alat ini juga dapat membantu melacak pergerakan katak, yang sulit ditemukan di alam liar. Terutama karena makhluk berdarah dingin tidak dapat dideteksi menggunakan pencitraan termal.

Analisis AI pada audio kolam telah menghemat waktu bagi Hollingsworth dan yang lainnya. Mereka sebelumnya harus bersusah payah mendengarkan berkas audio selama berjam-jam untuk mendeteksi suara katak berkaki merah  yang menyerupai suara ibu jari yang digosok pada balon. Terutama di tengah hiruk pikuk hewan lain.

Membangun Populasi Katak Binasional

Katak berkaki merah adalah spesies terbaru yang meraih keberhasilan melalui kerja sama binasional di sepanjang perbatasan hampir 3.200 kilometer yang membentang dari California, Arizona, New Mexico, dan Texas.  Selama bertahun-tahun, serigala abu-abu Meksiko telah kembali ke habitat aslinya di wilayah barat daya AS dan Meksiko. Sementara Kondor California kini terbang di angkasa dari Baja hingga California Utara.

Berdasarkan hitungan terakhir, para ilmuwan memperkirakan lebih dari 100 katak berkaki merah dewasa ada di kolam California Selatan. Sementara berudu terlihat di lokasi baru.

Tim berencana untuk terus mengangkut telur-telur katak dari Baja, tempat populasinya telah melonjak dari 20 menjadi 400 ekor katak dewasa. Mereka berharap dapat membangun populasi yang berkembang pesat di kedua sisi perbatasan. Lokasi-lokasi tersebut sudah mengalami penurunan populasi nyamuk yang dapat membawa penyakit seperti demam berdarah dan Zika.

Kolam restorasi di Baja yang baru-baru ini dibangun oleh organisasi Peralta dipenuhi anak-anak katak, mata mereka yang mungil melotot di permukaan kolam yang tertutup pakis air. Mereka bisa saja, suatu hari nanti, bertelur untuk dipindahkan ke AS.

"Mereka tidak tahu tentang perbatasan, visa, atau paspor," kata Peralta tentang katak-katak itu. "Ini hanyalah habitat mereka dan populasi-populasi ini perlu terhubung kembali. Saya pikir ini menunjukkan bahwa kita dapat memulihkan ekosistem ini."