SSIA, TKIM, dan TPIA Berpotensi Cuan di Tengah Sentimen Perang Dagang AS–China
- Tim Analis Bareksa merekomendasikan SSIA, TKIM, dan TPIA sebagai saham pilihan trading pada 13 Oktober 2025. Di tengah ketegangan dagang AS–China dan pelemahan rupiah, IHSG masih berpotensi bergerak di kisaran 8.160–8.300 dengan peluang cuan dari sektor industri dan petrokimia.

Ananda Astri Dianka
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Tim analis Bareksa merekomendasikan tiga saham pilihan untuk aktivitas trading pada hari ini, Senin 13 Oktober 2025, yaitu PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Sentimen utama yang membayangi pergerakan pasar saham datang dari kebijakan Amerika Serikat yang akan memberlakukan tarif tambahan terhadap produk impor asal China.
1. SSIA – Beli Spekulatif di Rp1.970–2.090
Saham SSIA naik 6,09% ke posisi Rp2.090 pada perdagangan 10 Oktober 2025. Emiten properti dan pengembang kawasan industri ini direkomendasikan beli spekulatif dengan harga masuk di kisaran Rp1.970–2.090, target ambil untung di Rp2.250 dan Rp2.340, serta batas stop rugi di Rp1.850.
2. TKIM – Beli Spekulatif di Rp6.950–7.175
Harga saham TKIM menguat 3,24% menjadi Rp7.175 (10/10). Perusahaan kertas di bawah Grup Sinarmas ini direkomendasikan beli spekulatif di rentang Rp6.950–7.175, dengan target ambil untung di Rp7.350 dan Rp7.500, serta stop rugi di Rp6.800.
3. TPIA – Beli Spekulatif di Rp7.750–8.100
Saham TPIA naik 4,85% ke posisi Rp8.100 (10/10). Emiten petrokimia yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu ini direkomendasikan beli spekulatif di kisaran Rp7.750–8.100, dengan target ambil untung di Rp8.425 dan Rp8.625, serta stop rugi di Rp7.575.
Tabel: Rekomendasi Saham Hari Ini (13/10/2025)
| Stock Pick (Rp) | SSIA | TKIM | TPIA |
|---|---|---|---|
| Last Price | 2,090 | 7,175 | 8,100 |
| Recommendation | Speculative buy | Speculative buy | Speculative buy |
| Entry Range | 2,090 | 7,175 | 8,100 |
| 1,970 | 6,950 | 7,750 | |
| Target Price (TP) 1 | 2,250 | 7,350 | 8,425 |
| Target Price (TP) 2 | 2,340 | 7,500 | 8,625 |
| Stop Loss | 1,850 | 6,800 | 7,575 |
Sumber: Tim Analis Bareksa, last price per 10/10/2025
Pergerakan Pasar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,08% ke level 8.258 pada perdagangan 10 Oktober 2025, ditopang aksi beli selektif di tengah arus dana asing masuk senilai Rp729 miliar. Berdasarkan riset teknikal Ciptadana Sekuritas Asia (13/10), tiga sektor penopang utama IHSG yakni:
- Transportasi & logistik (+3,04%)
- Infrastruktur (+2,18%)
- Material dasar (+1,64%)
Sebaliknya, sektor keuangan dan barang konsumsi siklikal tercatat melemah masing-masing 1,26% dan 0,28%. Beberapa saham pendorong utama indeks antara lain BRPT (+3,88% ke Rp4.280), TPIA (+4,85% ke Rp8.100), dan DSSA (+0,93% ke Rp106.100).
Nilai tukar rupiah melemah tipis 8 poin ke Rp16.553 per dolar AS. IHSG diperkirakan bergerak di rentang 8.160 (support) hingga 8.300 (resistance), dengan kecenderungan masih berada di zona negatif pada perdagangan hari ini (13/10).
Pasar global kembali mengalami tekanan pada Jumat (11/10) setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif tambahan 100% terhadap impor dari China yang akan berlaku mulai 1 November 2025. Langkah ini diambil sebagai balasan atas kebijakan Beijing yang memperketat ekspor logam tanah jarang, komponen penting dalam industri teknologi dan kendaraan listrik.
Aksi saling balas tarif ini mengguncang Wall Street, di mana Nasdaq anjlok 3,6%, S&P 500 turun 2,7%, dan Dow Jones merosot hampir 900 poin. Saham-saham teknologi besar seperti Nvidia, Tesla, dan Amazon terkoreksi lebih dari 2%, sedangkan saham China seperti Alibaba dan JD.com jatuh hingga 8,5%.
Ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut semakin menekan sentimen investor di tengah kekhawatiran shutdown pemerintahan AS dan potensi gangguan baru pada rantai pasok global.

Ananda Astri Dianka
Editor
