Nasional

SKK Migas Ungkap ExxonMobil Tertarik Kelola Blok Marsela

  • Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Amerika Serikat (AS), ExxonMobil dikabarkan turut meramaikan pengambilalihan hak partisipasi atau participation interest (PI) 35% milik Shell pada proyek Abadi LNG Blok Masela.
<p>Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK) Migas Dwi Soetjipto. / Dok. SKK Migas</p>

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK) Migas Dwi Soetjipto. / Dok. SKK Migas

(Istimewa)

JAKARTA - Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Amerika Serikat (AS), ExxonMobil dikabarkan turut meramaikan pengambilalihan hak partisipasi atau participation interest (PI) 35% milik Shell pada proyek Abadi LNG Blok Masela.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, Exxon hingga kini masih melakukan studi lapangan sama seperti PT Pertamina (Persero). Nantinya berdasarkan hasil kajian ini bisa menentukan jumlah besaran hak partisipasi yang akan diambil sebagai pengganti kekosongan.

"Exxon juga melakukan studi, bisa jadi potensi. Mudah-mudahan pada November Pertamina dan Exxon bisa menyampaikan laporannya," kata Dwi pada Senin,17 Oktober 2022.

Terkait konsorsium pengelola Blok Masela, Dwi mengatakan bahwa masih terbuka untuk dua sampai tiga perusahaan termasuk Inpex sebagai operator dan segera memastikan para kontraktor di Blok Masela pada akhir tahun ini.

Selain ExxonMobil, sebelumnya perusahaan eksplorasi dan produksi migas Medco Energi juga berminat untuk mengambil 10% dari hak partisipasi pengelolaan Proyek Abadi LNG Blok Masela.

Sebagai informasi, pemerintah sedang membentuk konsorsium untuk mengambil alih 35% hak partisipasi Shell Upstream Overseas Ltd dalam pembangunan Proyek Abadi di Blok Masela.

Hal ini dilakukan ketika rencana Shell untuk keluar dari blok Masela sudah digaungkan sejak 2020 lalu, penyebabnya karena arus kas Shell tertekan akibat proyek lain di luar Masela.

Terkait ambil alih 35% saham Shell di Blok Masela, akan dibentuk konsorsium antara Indonesia Investment Authority (INA), PT Pertamina (Persero), dan beberapa perusahaan lain yang masih di cari pemerintah.

Adapun pembagian porsi saham di blok Masela yaitu ada Inpex sebesar 55%, Shell 35% dan sisanya dimiliki oleh badan usaha milik daerah (BUMD) sebesar 10%. Setelah pengumuman Shell ingin melepas sahamnya dari blok Masela, ladang gas Maluku dalam posisi mangkrak.