Seminggu PPKM Darurat Jawa-Bali, Seberapa Rendah Penurunan Mobilitas Masyarakat?
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sudah berjalan 7 hari sejak pertama kali diberlakukan, Sabtu, 3 Juli 2021. Selama seminggu tersebut, seberapa besar dampak PPKM Darurat terhadap mobilitas masyarakat?

Reza Pahlevi
Author


Petugas gabungan memberhentikan kendaraan yang melintas di penyekatan PPKM darurat pintu keluar tol Semanggi, Gatot Subroto, Jakarta, Senin, 5 Juli 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
(Istimewa)JAKARTA – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sudah berjalan tujuh hari sejak pertama kali diberlakukan, Sabtu, 3 Juli 2021. Selama seminggu tersebut, seberapa besar dampak PPKM Darurat terhadap mobilitas masyarakat?
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengatakan, angka kendaraan bus maupun pribadi yang datang dan keluar dari Jakarta mengalami penurunan dibandingkan masa sebelum PPKM Darurat.
“Untuk angkutan bus di sejumlah terminal penurunannya bervariasi sekitar 30%-60% dan untuk angkutan penyeberangan di Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk turun sekitar 30%,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat, 9 Juli 2021.
- Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021
- Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar
- Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement
Sementara itu, Budi mengungkapkan tidak ada penurunan untuk angkutan logistik. Sebaliknya, terjadi peningkatkan arus selaras dengan arahan Menhub agar kebutuhan sehari-hari masyarakat tetap terpenuhi.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPJT) Polana B. Pramesti menjelaskan pihaknya mengamati penurunan pergerakan kendaraan pribadi dan umum yang menuju Jakarta. Tercatat untuk kendaraan pribadi menurun 28% dan angkutan umum 15%.
Sementara itu untuk pergerakan kendaraan yang keluar Jakarta, tercatat untuk kendaraan pribadi menurun 24% dan angkutan umum menurun 14%.
Untuk perjalanan kereta api, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengungkapkan untuk kereta api jarak jauh (antarkota) menurun signifikan hingga 70%.
Sementara itu, angkutan kereta api perkotaan di Bandung Raya juga menurun 70%. KRL Solo-Jogja juga menurun 51%. Meski begitu, penurunan KRL Jabodetabek belum sesuai harapan karena masih sekitar 28%.
Terkait persiapan implementasi di lapangan, Zulfikri mengatakan telah berkoordinasi dengan kereta api komuter dan pemda yang akan melaksanakan pemeriksaaan syarat perjalanan, agar tidak menimbulkan kerumunan. (LRD)
