Sedot Investasi Rp2,8 T, Ini Fakta PLTU Labuhan Angin yang Meledak
- Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuan Angin di Tapanuli Tengah dengan kapasitas 2 X 115 MW berdiri diatas lahan 56 Ha berlokasi di Desa Tapian Nauli 1, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. PLTU ini dibangun dengan total investasi sebesar US$182 juta atau setara dengan Rp2,8 Triliun.

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuan Angin di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara milik PLN Indonesia Power dilaporkan meledak dan terbakar pada Kamis, 8 Mei 2025 malam.
Terbakarnya PLTU Labuhan Angin itu dikonfirmasikan Sekretaris PLN Indonesia Power, Agung Siswanto. Ia mengatakan saat ini api yang membakar hangus PLTU Labuhan angin telah dapat dijinakkan oleh petugas pemadam kebakaran (Damkar) setempat.
"Sekitar pukul 23.40 WIB api telah berhasil dipadamkan dan dipastikan tidak ada korban jiwa,” kata Agung kepada awak media, Jakarta pada Kamis, 8 Mei 2025.
- Stagnan, Cek Daftar Harga Emas Antam Hari ini
- Harga Sembako di DKI Jakarta Jumat, 09 Mei 2025, Ikan Lele Naik, Beras IR 42/Pera Turun
- Pertumbuhan Ekonomi Anjlok, Pengangguran Meningkat, Premanisme Merebak
Sekilas Profil
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuan Angin di Tapanuli Tengah dengan kapasitas 2 X 115 MW berdiri diatas lahan 56 Ha berlokasi di Desa Tapian Nauli 1, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. PLTU ini dibangun dengan total investasi sebesar US$182 juta atau setara dengan Rp2,8 Triliun.
Adapun penandatangan kontrak UBP Labuhan Angin dilaksanakan tanggal 06 Oktober 2003 dan pembangunannya efektif dimulai tanggal 15 Maret 2005. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung meresmikan UBP Labuhan Angin pada tanggal 28 Januari tahun 2010 bersamaan dengan PLTU Labuan di Banten.
Dengan Kontraktor Pelaksana Pembangunan, CMEC (China National Machinery & Equipment Import & Expert Corporation) yang Bekerjasama dengan Konsultan Supervisi Engineering, PT Prima Layanan Nasional Enjiniring dan Supervisi Konstruksi, dari PT PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan.
PLTU Labuhan Angin telah beroperasi secara komersial pada tanggal 07 November 2009 untuk Unit 1 dan 21 April 2009 untuk Unit 2 hingga saat ini.
Manfaatkan Batu Bara Kalori Rendah
Melansir laman Kementerian ESDM, PLTU Labuan memanfaatkan batu bara kalori rendah sebagai bahan bakar yang saat ini cadangannya tersedia cukup besar di Kalimantan dan Sumatera.
Pemanfaatan batu bara kalori rendah ini secara signifikan akan meningkatkan pendapatan asli daerah dan masyarakat pada wilayah sumber batu bara. Selain itu, penggunaan bahan bakar batu bara dapat menghemat biaya operasi hingga Rp4 triliun lebih per tahun jika dibandingkan dengan menggunakan BBM.
Ketika beroperasi penuh, UBP Labuhan Angin akan mengkonsumsi batu bara sebanyak 1.500 ton per hari yang akan dibongkar melalui dermaga atau pelabuhan khusus yang dirancang untuk memfasilitasi proses bongkar muat batubara dari kapal ke area penyimpanan.
Bongkar muat juga dapat langsung ke fasilitas pembangkit listrik (coal unloading jetty) dan selanjutnya disimpan di area Coal yard atau tempat penimbunan batubara seluas 1,2 hektare.

Ananda Astridianka
Editor
