Sampoerna Kembali Raih Top Employer Indonesia Tahun 2021
JAKARTA – PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) atau Sampoerna kembali mendapatkan sertifikasi Top Employer Indonesia 2021 dari Top Employer Institute. Penghargaan ini telah diraih perseroan selama empat kali berturut-turut. Selain itu, perusahaan rokok yang merupakan afiliasi dari Philip Morris International (PMI) ini juga dinobatkan sebagai Top Employer Asia Pacific 2021. “Sertifikasi ini menjadi suatu […]

Aprilia Ciptaning
Author


Pabrik rokok HM Sampoerna. / Shutter Stock
(Istimewa)JAKARTA – PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) atau Sampoerna kembali mendapatkan sertifikasi Top Employer Indonesia 2021 dari Top Employer Institute. Penghargaan ini telah diraih perseroan selama empat kali berturut-turut.
Selain itu, perusahaan rokok yang merupakan afiliasi dari Philip Morris International (PMI) ini juga dinobatkan sebagai Top Employer Asia Pacific 2021.
“Sertifikasi ini menjadi suatu kehormatan sekaligus motivasi bagi kami untuk terus berkontribusi bagi perusahaan dan bangsa,” ujar Presiden Direktur Sampoerna Mindaugas Triumpaitis dalam keterangan resmi yang diterima TrenAsia.com, Rabu, 10 Februari 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Menurutnya, hal ini merupakan pencapaian penting Sampoerna di tengah situasi yang penuh tantangan. Seperti diketahui, pandemi tak hanya berdampak pada kesehatan, melainkan juga perekonomian. Ini tentu berpengaruh pada pelaku bisnis dan strategi perusahaan dapat bertahan.
Kinerja Merosot Akibat Pandemi
Merujuk laporan keuangan Sampoerna yang mutakhir, pada kuartal III-2020, emiten rokok berkode HMSP ini harus membukukan penurunan pendapatan dan laba. Perusahaan ini tercatat hanya mencetak penjualan sebesar Rp67,78 triliun. Angka ini turun 12,55% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp77,50 triliun.
Alhasil, susutnya penjualan turut menggerus laba bersih perseroan sebesar 32,25% menjadi Rp6,91 triliun dari posisi tahun lalu senilai Rp10,20 triliun.
Meski begitu, kinerja perusahaan sejatinya sudah membaik dibandingkan kuartal II-2020. Perbaikan kinerja tercermin dari tumbuhnya pendapatan bersih HMSP sebesar 10% menjadi Rp23,04 triliun.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Demikian pula dengan laba bersih HMPS secara kuartalan yang melesat 29,37% menjadi Rp2,02 triliun pada kuartal III-2020.
Adapun penjualan masih berasal dari segmen sigaret kretek mesin (SKM) yang berkontribusi sebesar 66,81% dari total penjualan senilai Rp45,29 triliun. Walaupun volume penjualan besar, angkanya turun dibandingkan tahun lalu sejumlah Rp54,66 triliun.
Penurunan penjualan juga terjadi pada segmen sigaret putih mesin (SPM). Pada kuartal III-2020, penjualan SPM hanya menghasilkan Rp6,53 triliun, turun dibandingkan posisi tahun lalu sebesar Rp8,16 triliun.
Satu-satunya segmen yang penjualannya meningkat 9,76% adalah sigaret kretek tangan (SKT). Segmen ini berkontribusi sekitar 22,67% dari total penjualan, atau setara dengan Rp15,37 triliun dari sebelumnya Rp14 triliun.
Berdasarkan posisi keuangan, liabilitas perseroan tumbuh dibandingkan kuartal IV-2019 menjadi Rp16,09 triliun. Sementara ekuitas perseroan turun dibandingkan akhir 2019 menjadi Rp28,66 triliun.
Sedangkan, jumlah aset perseroan juga susut dari posisi Rp50,9 triliun per Desember 2019 menjadi Rp44,74 triliun pada September 2020. Kas dan setara kas pada akhir periode turun 27,48% secara tahunan menjadi Rp14,15 triliun.
