Saham WIFI Naik Daun, Peluncuran Wi-Fi 7 Jadi Katalis Pertumbuhan
- Ciptadana Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham WIFI milik Hashim Djojohadikusumo dengan target harga Rp4.000 per saham, didorong peluncuran Wi-Fi 7 pertama di Indonesia dan ekspansi jaringan digital SURGE.

Ananda Astri Dianka
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Prospek bisnis PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau yang lebih dikenal dengan SURGE dinilai semakin cerah setelah meluncurkan jaringan Wi-Fi 7 pertama di Indonesia. Langkah ini dipandang menjadi katalis kuat bagi pertumbuhan bisnis konektivitas digital perusahaan milik Hashim Djojohadikusumo tersebut.
Dalam riset terbarunya, dikutip 7 Oktober 2025, Ciptadana Sekuritas Asia mempertahankan rekomendasi buy untuk saham WIFI dengan kenaikan target harga menjadi Rp4.000 per saham. Kenaikan ini mencerminkan optimisme terhadap ekspansi jaringan, potensi monetisasi broadband, serta peluang strategis dari lelang spektrum 1,4 GHz yang dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2025.
Peluncuran proyek Wi-Fi 7 dilakukan di Bali pada 3 Oktober 2025, dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Bali, manajemen SURGE, Bali Internet (INET), dan Huawei. Kolaborasi ini menandai tonggak penting bagi industri telekomunikasi nasional karena menempatkan Indonesia dalam era baru konektivitas nirkabel berkecepatan tinggi.
Dalam proyek ini, SURGE bertindak sebagai mitra teknologi bersama Huawei, yang menyediakan perangkat keras, sistem manajemen jaringan, serta dukungan teknis di lapangan. Adapun Bali Internet berperan sebagai operator lokal yang mengelola penerapan layanan di wilayah Bali dan Lombok. Proyek ini menargetkan sekitar dua juta homepass di kawasan tersebut.
Tabel: Sorotan Keuangan WIFI
| Tahun yang berakhir pada 31 Des | 2023A | 2024A | 2025F | 2026F | 2027F |
|---|---|---|---|---|---|
| Pendapatan (Rp miliar) | 439 | 672 | 1.643 | 4.891 | 6.817 |
| Laba operasi (Rp miliar) | 125 | 345 | 1.009 | 2.804 | 4.107 |
| Laba bersih (Rp miliar) | 59 | 231 | 455 | 1.712 | 2.553 |
| Laba per saham (EPS) (Rp) | 24,8 | 98,0 | 85,7 | 322,5 | 481,0 |
| Pertumbuhan EPS (%) | -12,3 | 294,9 | -12,5 | 276,2 | 49,2 |
| EV/EBITDA (x) | 34,7 | 17,7 | 10,7 | 5,5 | 4,1 |
| PER (x) | 126,5 | 32,0 | 36,6 | 9,7 | 6,5 |
| PBV (x) | 10,0 | 7,6 | 2,4 | 1,9 | 1,5 |
| Imbal hasil dividen (%) | 0,0 | 0,0 | 0,0 | 0,0 | 0,0 |
| ROE (%) | 7,9 | 23,8 | 6,6 | 19,9 | 22,8 |
Sumber: WIFI, Estimasi Ciptadana
Dorong Inklusi Digital Nasional
Kolaborasi antara SURGE dan Huawei juga menjadi bagian dari upaya memperkuat agenda inklusi digital nasional. Sebelumnya, pada 23 September 2025, keduanya bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat meluncurkan Dual-Location Smart Classroom pertama di Indonesia di SMA Negeri 1 Pontianak dan SMA Negeri 1 Mempawah.
Program tersebut menghadirkan koneksi 1 Gbps (gigabit per detik) gratis menggunakan jaringan serat optik SURGE dan sistem berbasis cloud Huawei, sejalan dengan semangat program Merdeka Belajar. Selain itu, pendirian PT Solusi Sinergi Borneo (SSB) pada 29 September 2025 memperluas cakupan layanan ISP SURGE di Kalimantan, mempertegas arah ekspansi strategis perusahaan dengan misi “Internet Rakyat” dan “Sekolah Rakyat”.
Dalam demonstrasi Wi-Fi 7 di Bali, jaringan SURGE mencatat kecepatan unduh hingga 2 Gbps, setara dengan mengunduh film 1 GB hanya dalam empat detik. Uji coba di beberapa sekolah menunjukkan koneksi lebih stabil dan latensi rendah, yang berpotensi diintegrasikan ke produk broadband premium SURGE, Starlite, dengan harga Rp250.000 per bulan. Produk ini dirancang untuk bersaing dengan penyedia layanan internet lain yang menawarkan kecepatan 1 Gbps di kisaran harga serupa.
Momentum Positif dan Risiko yang Dihadapi
Dengan kombinasi ekspansi jaringan, inovasi produk, serta momentum strategis menjelang lelang spektrum 1,4 GHz, SURGE dinilai memiliki peluang besar memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam ekosistem internet nasional.
Ciptadana Sekuritas menilai target harga Rp4.000 per saham mencerminkan valuasi EV/EBITDA 2026 sebesar 6,8 kali, dengan potensi kenaikan lebih lanjut seiring rilis laporan keuangan kuartal III-2025 yang diharapkan mengonfirmasi laju pertumbuhan perseroan.
Meski demikian, investor tetap perlu mencermati sejumlah risiko, antara lain kegagalan memperoleh spektrum 1,4 GHz, tantangan implementasi proyek FTTH (Fiber to the Home) dan 5G FWA, tekanan harga dari kompetitor, serta potensi perubahan kebijakan regulasi di sektor telekomunikasi.

Ananda Astri Dianka
Editor
