Saham Chandra Asri (TPIA) Melonjak Meski Diterpa Isu Pemalakan Ormas
- Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mencatat penguatan signifikan meski tengah diterpa isu serius terkait dugaan pemalakan proyek pembangunan pabrik kimia oleh organisasi masyarakat (ormas) yang mengatasnamakan Kadin Cilegon.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA — Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mencatat penguatan signifikan meski tengah diterpa isu serius terkait dugaan pemalakan proyek pembangunan pabrik kimia oleh organisasi masyarakat (ormas) yang mengatasnamakan Kadin Cilegon. Respons pasar ini menunjukkan bahwa investor masih memandang prospek jangka panjang perseroan secara positif.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham TPIA hingga sesi pertama perdagangan Rabu, 14 Mei 2025, melonjak 5,87% ke level Rp9.025 per saham, sekaligus melesat 20,33% secara year to date. Saham ini telah ditransaksikan sebanyak 195 ribu lot dengan total nilai mencapai Rp174,72 miliar, mencerminkan arus beli yang cukup kuat dari pelaku pasar.
Isu pemalakan mencuat setelah video pertemuan antara kontraktor asal Tiongkok, Chengda Engineering Co. Ltd., dengan sejumlah pihak lokal beredar luas. Dalam video itu, perwakilan organisasi daerah seperti HIPPI, HIPMI, Gapensi, dan HNSI diduga meminta jatah proyek tanpa lelang, dengan nilai mencapai Rp3 triliun hingga Rp5 triliun.
- Nasabah Indonesia Dukung AI, Tapi Masih Ragu Soal Privasi dan Keamanan Data
- Sejarah Berubah, Amerika Cabut Embargo Puluhan Tahun Suriah
- Viral Proyek Chandra Asri Dipalak Rp5 Triliun, Begini Respons Kadin Indonesia
Proyek yang dipersoalkan adalah pembangunan pabrik chlor alkali dan ethylene dichloride (CA-EDC) milik Chandra Asri di Cilegon, Banten, senilai Rp15 triliun. Video tersebut memicu kekhawatiran akan praktik premanisme berkedok kemitraan lokal yang dapat mengganggu iklim investasi dan operasional industri strategis nasional.
Menanggapi hal itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan telah menerima laporan resmi dari pihak Chandra Asri. Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menegaskan akan memanggil Forkopimda Banten dan Kadin pusat guna menelusuri kasus tersebut. Ia menekankan bahwa segala bentuk intimidasi terhadap investor akan ditindak secara hukum.
Di tengah polemik tersebut, fundamental bisnis TPIA tetap mencatat perbaikan. Pada kuartal I/2025, perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar US$622,1 juta, tumbuh 31,8% secara tahunan. EBITDA melonjak 1.870% menjadi US$21,7 juta, menandai pemulihan operasional yang kuat setelah dua tahun terdampak tekanan margin.
Kerugian bersih memang masih tercatat US$23,6 juta, namun telah menyempit dibandingkan rugi US$32,6 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Efisiensi operasional, pengendalian biaya, dan penurunan beban bahan baku menjadi faktor utama perbaikan tersebut.
Sementara itu, strategi ekspansi tetap berjalan. Anak usaha PT Chandra Daya Investasi (CDIA) tengah mempersiapkan initial public offering (IPO) sebagai bagian dari diversifikasi pembiayaan dan pertumbuhan jangka panjang. Akuisisi PT Krakatau Daya Listrik juga memperkuat ketahanan energi pabrik-pabrik petrokimia Chandra Asri.
Fakta bahwa saham TPIA tetap menguat di tengah sorotan kasus sosial-politik mencerminkan optimisme investor terhadap tata kelola perusahaan dan potensi bisnisnya. Pasar menilai bahwa gangguan eksternal tersebut bersifat sementara dan dapat diatasi melalui koordinasi lintas lembaga serta penegakan hukum yang tegas.
Dengan prospek industri petrokimia yang terus berkembang, ditambah upaya strategis memperkuat rantai pasok dan pembiayaan, TPIA tetap berada di jalur pemulihan. Di sisi lain, pemerintah dihadapkan pada tantangan besar: memastikan proyek strategis tidak diganggu praktik pemaksaan yang mencederai kepercayaan dunia usaha.

Ananda Astridianka
Editor
