Saham CDIA Pimpin Reli IHSG ke Rekor ATH Baru di 8.617
- Saham CDIA memimpin reli IHSG ke rekor 8.617, didukung net buy institusi global. Analis Phintraco Sekuritas memproyeksikan penguatan indeks berpeluang berlanjut menuju level psikologis 8.650.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan sejarah baru pada perdagangan Selasa, 2 Desember 2025. Indeks ditutup melesat 0,798% ke level 8.617,043, yang merupakan rekor harga tertinggi sepanjang masa (All Time High) yang baru bagi IHSG.
Penguatan signifikan ini didukung oleh nilai transaksi yang luar biasa ramai, mencapai Rp21,91 triliun. Pendorong utamanya adalah momentum rebalancing indeks MSCI dan adanya net buy asing sebesar Rp454,01 miliar di seluruh pasar saham.
Secara teknikal, Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG berpeluang melanjutkan tren bullish. Indeks diperkirakan akan menguji level resistance terdekat di 8.650 pada perdagangan hari ini, Rabu, 3 Desember 2025.
1. Sinyal Teknikal dan Target Jangka Pendek
Phintraco Sekuritas mencatat penutupan IHSG di atas level Moving Average 5 (MA5). Indeks dinilai sukses keluar dari area konsolidasinya dan membentuk tren kenaikan baru yang solid.
Indikator MACD dan Stochastic RSI kompak mengindikasikan peluang berlanjutnya penguatan harga. "Sehingga secara teknikal, IHSG berpeluang melanjutkan penguatan menuju level psikologis di 8.600," tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam laporannya pada Rabu, 3 Desember 2025.
2. Peta Arus Dana Asing: CDIA Jadi Incaran Utama
Investor asing membukukan net buy sebesar Rp454,01 miliar. Analisis data Stockbit menunjukkan dana asing fokus memborong saham infrastruktur dan conglomerate plays, meninggalkan saham blue chip yang sudah naik.
PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) memimpin net foreign buy dengan akumulasi mencapai Rp239,01 miliar. Saham lain yang menjadi incaran adalah BRMS (Rp141,87 M), ASII (Rp135,76 M), CUAN (Rp93,70 M), dan BREN(Rp83,96 M).
3. Sentimen Global dan Data PMI
Phintraco Sekurita bilang fokus pasar global hari ini 3 Desember 2025, tertuju pada rilis data Services PMI. Data Indeks ISM Services PMI bulan November 2025 diperkirakan turun tipis ke 52,1, namun masih terjaga di zona ekspansif.
Pasar Eropa juga menantikan rilis data Services PMI Final November 2025 di Jerman dan Euro Area, yang diperkirakan stabil di zona ekspansif. Sebaliknya, rilis data Services PMI Tiongkok diprediksi turun ke 52, mengindikasikan perlambatan aktivitas jasa.
4. Saham Big Cap Perbankan dan Teknologi
Info saja pada penutupan perdagangan kemarin, saham blue chip perbankan juga menjadi target beli asing. BBCA (Rp79,96 miliar) dan BMRI (Rp78,37 miliar) masuk dalam 10 besar net buy. Selain itu, saham conglomerate play UNTR (Rp68,19 miliar) dan ANTM (Rp49,59 miliar) juga dikoleksi asing.
Sektor teknologi diwakili oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) (Rp63,16 miliar) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) (Rp54,22 miliar). Penguatan mayoritas sektor dipimpin oleh properti, utilitas, dan energi.
5. Rekomendasi Saham Pilihan
Memanfaatkan momentum penguatan IHSG yang menembus rekor, Phintraco Sekuritas merekomendasikan lima saham pilihan (top picks) untuk perdagangan Rabu, 3 Desember 2025. Saham-saham tersebut dinilai memiliki potensi teknikal menarik untuk dicermati.
Rekomendasi saham pilihan tersebut meliputi PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Alvin Bagaskara
Editor
