Tren Pasar

Rontok! Kapitalisasi Kripto Susut Rp1.826 Triliun, Ini Penyebabnya

  • Pasar kripto global kehilangan US$110 miliar dalam 24 jam terakhir. Bitcoin turun ke US$109.819 per koin, sementara indeks Fear & Greed jatuh ke level “Fear”. Ini penyebabnya.
closeup-golden-bitcoins-dark-reflective-surface-histogram-decreasing-crypto.jpg
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Freepik)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Pasar kripto global kembali tertekan dalam 24 jam terakhir, dengan kapitalisasi pasar menyusut sekitar US$110 miliar atau sekitar Rp1.826 triliun. Berdasarkan data pasar, total nilai aset digital turun dari US$3,86 triliun menjadi US$3,75 triliun antara 15–16 Oktober 2025. 

Penurunan ini menandai koreksi besar pertama sejak awal bulan dan memicu kepanikan di kalangan investor ritel maupun institusional. Berdasarkan data CoinMarketCap (CMC), platform penyedia data dan informasi pasar aset kripto, sebagai aset kripto utama, Bitcoin (BTC) mencatat koreksi paling tajam. 

Harga BTC turun dari US$113.330 menjadi US$109.819 per koin, menyusut sekitar US$3.500 dalam sehari. Kapitalisasi pasar Bitcoin ikut terkikis sebesar US$54 miliar (Rp896 triliun). Meski sempat pulih ke kisaran US$111.238, harga BTC masih tercatat melemah 0,78% dalam 24 jam terakhir.

Hampir seluruh 10 aset kripto berkapitalisasi besar turut berada di zona merah. Solana (SOL) turun 3,5%, Cardano (ADA) melemah 2,2%, Ethereum (ETH) terkoreksi 1%, dan XRP susut 1,75%. 

Satu-satunya pengecualian datang dari Tron (TRX) yang justru naik 1,5%. Meski demikian, tekanan jual terhadap XRP masih tinggi, Indeks Crypto Fear & Greed turun drastis dari level “Greed” (71) menjadi “Fear” (32), menandakan meningkatnya kekhawatiran pasar. 

Pemicu utamanya adalah aktivasi dompet Bitcoin lama yang memindahkan 2.000 BTC senilai US$222 juta ke puluhan alamat baru, memunculkan spekulasi bahwa pemiliknya berencana menjual. Selain itu, ETF Bitcoin spot di AS mencatat outflow hingga US$94 juta, menekan arus modal masuk ke pasar kripto.

Baca juga : Emas Digital Kian Digandrungi, BRI Group Luncurkan Aplikasi TRING!

Mengapa Pasar Kripto Sering Anjlok?

Dilansir laman the economist, Fluktuasi tajam di pasar kripto sebenarnya bukan hal baru dan telah menjadi karakteristik inheren dari ekosistem aset digital. Penurunan harga yang drastis kerap dipicu oleh kombinasi berbagai faktor, baik dari sisi makroekonomi global maupun dinamika internal industri kripto itu sendiri. 

Sentimen global memiliki peran besar, ketika ekonomi dunia dilanda ketidakpastian, investor cenderung mengalihkan dana ke aset yang lebih stabil seperti obligasi atau dolar AS, meninggalkan pasar kripto yang berisiko tinggi.

Selain itu, pergerakan investor besar atau “whales” juga dapat memicu volatilitas ekstrem. Transaksi dalam jumlah besar yang dilakukan oleh segelintir pemegang aset dapat mengguncang harga secara signifikan dan memicu efek domino di antara investor ritel yang panik. 

Kebijakan suku bunga AS turut berpengaruh besar; setiap sinyal kenaikan suku bunga dari The Federal Reserve biasanya memperkuat dolar dan menekan minat terhadap aset berisiko seperti kripto.

Faktor lain yang tak kalah penting adalah ketidakpastian regulasi di berbagai negara. Perubahan kebijakan terkait pajak, larangan transaksi kripto, atau pembatasan bursa seringkali menimbulkan ketakutan massal yang berujung pada aksi jual besar-besaran. 

Di sisi lain, pasar kripto dikenal sangat sensitif terhadap berita negatif, mulai dari kebocoran data bursa, kasus penipuan proyek kripto, hingga aktivitas dompet lama yang tiba-tiba aktif seperti yang terjadi kali ini. 

Semua faktor tersebut menciptakan ekosistem yang mudah bergejolak, di mana rasa takut dan keserakahan investor kerap menjadi penggerak utama harga, bukan semata-mata fundamental asetnya.

Baca juga : Bank Mandiri Raih Penghargaan BKKBN atas Komitmen Cegah Stunting

Deretan Kasus Anjloknya Kripto

  1. Oktober 2025
    Kinerja & Level Harga: Bitcoin turun lebih dari 14%, terjadi likuidasi senilai US$19 miliar dalam 24 jam.
    Penyebab: Ketegangan perdagangan AS–China akibat tarif impor 100%, serta likuidasi terbesar dalam sejarah pasar kripto.
  2. Desember 2024
    Kinerja & Level Harga: Bitcoin turun di bawah US$100.000, mencapai sekitar US$97.670.
    Penyebab: Sikap The Fed yang tidak agresif dalam memangkas suku bunga dan penguatan Dolar AS yang menekan aset berisiko.
  3. November 2024
    Kinerja & Level Harga: Kapitalisasi pasar kripto menyusut US$90 miliar; Bitcoin turun 4% ke sekitar US$69.572.
    Penyebab: Likuidasi posisi long besar-besaran, meningkatnya sentimen bearish, dan tekanan jual tinggi di pasar.
  4. Agustus 2023
    Kinerja & Level Harga: Kapitalisasi pasar kesulitan mempertahankan level US$1 triliun; Bitcoin turun ke sekitar US$26.000.
    Penyebab: SpaceX menjual cadangan Bitcoin, tekanan makro global, serta kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi China.
  5. Tahun 2022
    Kinerja & Level Harga: TOTAL Crypto Index (125 aset) anjlok 76%.
    Penyebab: Kombinasi tekanan makroekonomi, overleverage, dan kolapsnya bursa FTX.
  6. Tahun 2018
    Kinerja & Level Harga: TOTAL Crypto Index turun 88%.
    Penyebab: Sinyal bearish kuat dari indikator teknikal, khususnya bearish crossover pada LMACD yang memicu aksi jual besar.