Tren Leisure

Review Drakor Genie, Make a Wish yang Dibintangi Kim Woo Bin dan Bae Suzy

  • Dalam serial ini, Kim Woo Bin berperan sebagai Genie, makhluk mitologis yang juga dikenal sebagai Iblis.
Drakor terbaru 2025 Genie, Make a Wish yang Dibintangi Kim Woo Bin dan Bae Suzy.
Drakor terbaru 2025 Genie, Make a Wish yang Dibintangi Kim Woo Bin dan Bae Suzy. (soompi.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Genie, Make a Wish hadir di panggung global Netflix pada Oktober 2025 sebagai salah satu drama Korea paling ramai dibicarakan di tahun ini.

Ditulis oleh penulis skenario lintas genre Kim Eun-sook yang dikenal lewat deretan drama populer seperti The Glory (2022), Guardian: The Lonely and Great God (2016), dan Mr. Sunshine (2018).

Drakor terbaru 2025 ini juga dibintangi oleh dua ikon drama Korea, Kim Wo Bin dan Bae Suzy, serial ini merupakan perpaduan gemerlap antara mitologi, dilema moral, dan kekacauan romansa komedi.

Dalam serial ini, Kim Woo Bin berperan sebagai Genie, makhluk mitologis yang juga dikenal sebagai Iblis, yang telah lama meninggalkan kekuatan sihirnya, hingga takdir mempertemukannya dengan Ka Young (Bae Suzy), seorang wanita dengan gangguan antisosial yang tak mampu merasakan emosi manusia pada umumnya.

Namun, sebelum penayangannya, drama ini lebih dulu memicu kontroversi di kalangan penonton Muslim karena penggunaan tokoh Iblis, sosok yang melambangkan kejahatan tertinggi yang justru diromantisir sebagai karakter utama dalam serial tersebut.

Lantas, apakah dongeng terbaru karya Kim Eun-sook ini merupakan keinginan gemilang yang menjadi kenyataan atau sebuah eksperimen yang kehilangan arah dalam kabut fantasi?

Dilansir dari The Korea Times, meski memadukan unsur fantasi, komedi, dan tema moral, pesona khas penulis berupa dialog tajam dan alur penuh sihir terasa memudar dalam drama ini.

Jika karya-karyanya terdahulu dikenal lewat kecerdasan humor dan kedalaman emosional yang berlapis, Genie, Make a Wish justru terjebak pada humor canggung, karakter yang kurang berkembang, serta ketidakkonsistenan tone yang mengganggu keterlibatan penonton.

Episode-episode awal khususnya banyak dikritik karena menampilkan elemen fantasi kekanak-kanakan dan adegan komedi yang dipaksakan.

Humor bergaya kartun diperkuat dengan efek komputer yang berlebihan sering kali terasa dangkal, dengan lelucon dan situasi lucu yang tidak sejalan dengan nuansa fantasi modern yang diharapkan.

Alur panjang yang melintasi kehidupan masa lalu dan masa kini, taruhan antara hidup dan mati, serta tema berat tentang korupsi manusia justru berlawanan dengan gaya komedi ringan dan absurd yang diusung.

Akibatnya, penonton yang menantikan kisah cerdas dan berlapis emosi dari seorang penulis ternama mungkin akan merasa kecewa.

Namun, pada paruh akhir serial, kedalaman emosional mulai kembali terasa. Bagi penonton yang mampu bertahan melewati beberapa episode awal, perkembangan cerita yang menarik mulai muncul, membuat sulit untuk berhenti sebelum mencapai akhir kisah.

Dalam drakor terbaru ini, tema cinta dieksplorasi melalui sosok Ka Young, seorang perempuan yang sejak kecil memiliki kecenderungan psikopat dan kesulitan mengendalikan amarahnya.

Satu-satunya yang tetap setia di sisinya adalah sang nenek, yang membalut sifat impulsif cucunya dengan kasih sayang hangat, dengan sabar mengajarkannya makna dan bahasa emosi sedikit demi sedikit.

Melalui proses itu, para warga desa pun ikut berubah dan berkembang. Awalnya mereka takut pada Ka Young, seiring waktu mereka mulai memahami dirinya, dengan sabar membimbing dan menemaninya setiap kali ia berbuat salah.

Saat Ka Young menggenggam sabit, mereka meletakkannya di tanah dan mengajarinya membaca Hangeul (alfabet Korea), ketika ia memegang palu, mereka mengajarinya membuat kerajinan kayu.

Meyakini bahwa sifat aslinya adalah jahat, Ka Young berusaha melatih diri dan menghabiskan hidupnya untuk membuat “pilihan yang baik,” karena ia telah belajar dari sang nenek dan para warga bahwa dirinya dicintai dengan tulus.

Tiga permintaan yang ia buat bukanlah untuk dirinya sendiri, melainkan untuk orang lain, kontras mencolok dengan banyak tokoh lain yang berharap demi kepentingan pribadi.

Jawaban atas pertanyaan bagaimana seseorang yang tampak tak mampu merasakan emosi bisa berdoa untuk orang lain terletak pada kekuatan cinta keluarga dan kebersamaan komunitas desanya.

Dalam sebuah wawancara terbaru, penulis mengungkapkan, “Apakah Ka Young itu orang baik atau orang jahat? Lewat pertanyaan ini, saya ingin menunjukkan bahwa yang terpenting bukanlah bagaimana seseorang dilahirkan, melainkan pilihan-pilihan yang mereka ambil dalam hidup.”

“Kemanusiaan kita dibentuk oleh rangkaian keputusan itu, dan kisah ini bertujuan menegaskan kebaikan dasar yang ada dalam diri manusia. Pada akhirnya, cinta antar sesama lah yang menuntun kita untuk membuat pilihan yang lebih baik,” sambungnya,

Drama ini juga menyajikan refleksi menarik tentang sisi gelap manusia melalui konsep permohonan dan banalitas kejahatan.

Taruhan antara Ka Young dan sang jin untuk membuktikan sejauh mana manusia bisa rusak oleh keinginannya justru menyingkap kelemahan moral bukan pada Ka Young, melainkan pada para warga desa yang dianggap normal.

Melihat bagaimana mereka perlahan terjerumus oleh ambisi dan hasrat mereka sendiri menjadi salah satu bagian paling kuat dan memikat dari serial ini, yang membuat penonton betah mengikuti hingga akhir.

Bagi penggemar setia karya-karya Kim Eun-sook yang biasanya sarat emosi dan dialog tajam, drama ini mungkin terasa kurang menggigit. Namun, bagi penonton yang mencari tontonan ringan bergaya rom-com klasik dengan sentuhan fantasi absurd, Genie, Make a Wish tetap menawarkan hiburan yang mengalir dan mudah dinikmati.