Rahasia Fore Coffee (FORE) Jaga Cuan: 90 Persen Pendapatan dari Cangkir Kopi
- Fore Coffee (FORE) membuktikan kopi masih jadi bisnis menjanjikan. Dengan lebih dari 90% pendapatan dari minuman, Fore meraih penjualan Rp1,04 triliun dan laba Rp60,1 miliar pada kuartal III-2025. Strateginya: inovasi produk, efisiensi gerai, dan sinergi digital pasca IPO.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Emiten ritel kopi kekinian PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) menutup sembilan bulan pertama 2025 dengan kinerja yang menggembirakan. Perusahaan mencatat penjualan neto Rp1,04 triliun, naik sekitar 43% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp727,37 miliar.
Pertumbuhan tersebut menegaskan posisi Fore Coffee (FORE) sebagai salah satu pemain dominan di segmen grab-and-go coffee chain nasional. Kinerja solid ini didorong oleh ekspansi gerai yang agresif serta momentum penawaran umum perdana saham (IPO) pada April 2025 yang memperkuat struktur permodalan perusahaan.
90 Persen Pendapatan Masih dari Kopi
Mayoritas penjualan FORE masih disumbang oleh lini minuman berbasis kopi, yang berkontribusi lebih dari 90% dari total pendapatan. Berdasarkan laporan keuangan tahun sebelumnya, segmen beverages menyumbang Rp660,4 miliar dari total Rp727,3 miliar penjualan, menandakan kopi tetap menjadi tulang punggung utama bisnis perusahaan.
Dengan rasio tersebut, pendapatan dari kopi dan minuman pada 2025 diperkirakan mencapai sekitar Rp940 miliar. Produk andalan seperti Americano, Caramel Latte, Pandan Latte, dan Cold Brew menjadi motor utama. Menu non-kopi seperti matcha latte serta milk-based drinks melengkapi portofolio minuman Fore Coffee.
Diversifikasi dari Roti dan Camilan
Meski kopi masih menjadi mesin utama, FORE mulai memperluas sayap bisnis melalui lini makanan. Anak usaha PT Fore Bakery Indonesia dan PT Cipta Favorit Indonesia kini mengelola bisnis roti dan pastry, yang menyumbang sekitar 8–9% dari total pendapatan konsolidasi sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini.
Langkah diversifikasi ini menandai strategi Fore untuk meniru model coffee-bakery integration yang tengah naik daun di Asia Tenggara. Dengan konsep ini, satu gerai tidak hanya menjual kopi, tetapi juga menghadirkan pengalaman kuliner ringan, memperkuat loyalitas pelanggan dan memperpanjang durasi kunjungan.
Laba Naik, Ekuitas Melonjak Usai IPO
Dari sisi profitabilitas, FORE membukukan laba bersih Rp60,1 miliar hingga September 2025, naik 42% secara tahunan dari Rp42,3 miliar. Laba kotor turut meningkat menjadi Rp643,5 miliar, menandakan efisiensi operasional yang semakin baik di tengah perluasan jaringan gerai di berbagai kota besar.
Kinerja keuangan yang solid turut memperkokoh posisi neraca perusahaan. Total aset melonjak 65% menjadi Rp1,05 triliun, sedangkan ekuitas meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi Rp651,5 miliar, didorong oleh dana hasil IPO sebesar Rp353,4 miliar dengan harga penawaran Rp188 per saham.
Ekspansi Regional dan Transformasi Digital
Usai IPO, FORE memperluas kehadiran di luar negeri melalui Fore International Pte. Ltd. dan Fore Coffee Singapore Pte. Ltd. Dua gerai di Singapura kini menjadi showcase global bagi merek kopi lokal Indonesia. Ekspansi ini memperkuat posisi Fore sebagai pemain regional berbasis gaya hidup modern.
Selain ekspansi fisik, Fore juga mengakselerasi transformasi digital melalui aplikasi pemesanan daring dan program loyalitas bersama e-wallet serta platform e-commerce. Langkah ini menargetkan segmen urban milenial dan Gen Z, kelompok pelanggan yang mendominasi transaksi grab-and-go coffee di Indonesia.
Kopi Tetap Jadi Andalan
Dengan struktur penjualan yang lebih dari 90% berasal dari kopi dan minuman, FORE berhasil menjaga fokus bisnisnya pada kopi sebagai gaya hidup praktis dan modern. Namun, ekspansi ke lini roti dan food pairing diprediksi memperkuat posisi Fore dalam kompetisi rantai kopi nasional.
Ke depan, FORE berpotensi menjadi contoh transformasi merek kopi lokal yang sukses menyeimbangkan inovasi digital, ekspansi gerai, dan efisiensi operasional. Sinergi ini diharapkan menjaga kinerja perusahaan tetap solid di tengah kompetisi ketat dari pemain besar seperti Janji Jiwa dan Kopi Kenangan.

Alvin Bagaskara
Editor
