Tren Global

Putin Bantu Prabowo Bangun Reaktor Nuklir, Buat Apa Sih?

  • Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, proyek reaktor modular masih berada pada tahap studi kelayakan (feasibility study) dan telah masuk dalam dokumen Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
Menara Pendingin dan Reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Electricite de France (EDF) di Cattenom, Prancis
Menara Pendingin dan Reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Electricite de France (EDF) di Cattenom, Prancis (Reuters/Yves Herman) (Reuters/Yves Herman)

JAKARTA - Pemerintah tengah mematangkan kerja sama strategis dengan Rusia dalam pengembangan teknologi nuklir untuk tujuan damai. Salah satu inisiatif yang tengah dibahas adalah pembangunan Small Modular Reactor (SMR) berkapasitas 500 megawatt (MW) yang direncanakan akan menjadi peta jalan energi bersih nasional.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, proyek reaktor modular masih berada pada tahap studi kelayakan (feasibility study) dan telah masuk dalam dokumen Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). 

Studi tersebut mencakup aspek teknologi, regulasi, dan kesiapan infrastruktur guna memastikan implementasi program nuklir dilakukan secara aman dan berkelanjutan.

"Kalau nuklir 'kan kita feasibility study terlebih dahulu. Di dalam RUPTL (Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik), kita memang merencanakan untuk membangun nuklir sampai dengan 500 megawatt," jelas Airlangga, dalam keterangan resmi di jakarta, dikutip Sabtu, 21 Juni 2025.

SMR sendiri dinilai sebagai solusi energi masa depan karena memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan pembangkit nuklir konvensional. Reaktor jenis ini lebih fleksibel dalam hal lokasi, lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar, serta memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi karena desainnya yang modular dan dapat dipasang bertahap sesuai kebutuhan daerah.

Rusia Siap Dukung Pengembangan Nuklir

Dukungan kuat terhadap proyek ini juga datang dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Prabowo Subianto pada 19 Juni 2025 di Moskow, Putin menyampaikan komitmen Rusia untuk bekerja sama dalam pengembangan energi nuklir sipil. 

Tak hanya untuk pembangkitan listrik, kerja sama juga akan mencakup bidang kesehatan, pertanian, hingga pelatihan sumber daya manusia (SDM).

Pertemuan bilateral tersebut juga menandai langkah konkret kedua negara dalam memperluas kerja sama energi terbarukan dan teknologi canggih. Indonesia memandang Rusia sebagai mitra strategis, mengingat pengalamannya yang panjang dan kemampuannya dalam teknologi nuklir sipil.

Kerja sama ini dinilai sejalan dengan target pemerintah Indonesia dalam meningkatkan bauran energi bersih nasional dan menurunkan emisi karbon, sebagaimana komitmen dalam Kesepakatan Paris.

Kehadiran SMR diharapkan menjadi pelengkap sumber energi baru terbarukan lainnya seperti panas bumi, tenaga surya, dan bioenergi.