Korporasi

Potret Konsistensi ADRO Satu Dekade, Dividen Tahun Buku 2024 Capai Rp264 per Saham

  • PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) membagikan dividen sebesar US$500 juta atau setara Rp264 per saham untuk tahun buku 2024. Hal ini mencerminkan konsistensi kuat dalam pembagian dividen selama satu dekade terakhir.
Gedung Adaro.jpg
Gedung Adaro Energy di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA - PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) resmi menetapkan penggunaan laba bersih tahun buku 2024 sebagai dividen tunai sebesar US$500 juta atau ekuivalen Rp8,12 triliun, dengan asumsi kurs Rp16.250 per US$. 

Keputusan ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan secara hybrid di The St. Regis Jakarta pada Senin, 2 Juni 2025. Rapat dimulai pukul 15.06 WIB dan berakhir pada pukul 17.19 WIB.

Dividen tunai tersebut terdiri dari dividen interim sebesar US$200 juta atau setara Rp106 per saham yang telah dibayarkan pada 15 Januari 2025, serta dividen final sebesar US$300 juta atau Rp158 per saham yang akan didistribusikan kemudian. 

Dengan demikian, total dividen tunai yang dibagikan mencapai US$500 juta, atau setara 36,23% dari laba bersih tahun buku 2024 yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$1,38 miliar. Sementara itu, sebesar 63,77% atau US$880 juta ditetapkan sebagai laba ditahan.

Berdasarkan jumlah saham ADRO yang beredar saat ini sebanyak 30,7 miliar lembar, total dividen per saham yang dibagikan untuk tahun buku 2024 setara dengan US$0,0163 atau sekitar Rp264 per saham, menggunakan asumsi kurs Rp16.240 per US$. 

Dengan harga penutupan saham ADRO pada perdagangan hari ini di level Rp2.130, estimasi dividen yield atau imbal hasil dividen yang diperoleh investor mencapai sekitar 12%. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan kupon surat utang negara yang maksimal hanya menawarkan imbal hasil sekitar 9% per tahun.

Tren Dividen per Share ADRO Selama Satu Dekade

Info saja, emiten dengan kode saham ADRO dikenal konsisten membagikan dividen selama satu dekade terakhir. Puncaknya terjadi pada tahun buku 2022, ketika ADRO membagikan total dividen sekitar US$1 miliar, terdiri dari dividen interim sebesar Rp251,28 per saham dan dividen final sebesar Rp240,78 per saham.

Sementara itu, pada tahun buku 2023, total dividen per saham juga tinggi, yaitu Rp199,98 untuk interim dan Rp209,31 untuk final, dengan total sekitar US$800 juta. Demikian juga, untuk tahun buku 2021, ADRO membagikan dividen interim Rp160,16 per saham dan final Rp141,39 per saham, total sekitar US$650 juta.

Tahun buku 2020 menjadi pengecualian karena tidak ada dividen interim. Dividen tahunan hanya dibayarkan satu kali, sebesar Rp66,28 per saham (setara US$146,7 juta) pada Mei 2021. Sebelumnya, tahun buku 2019 mencatat pembagian dividen interim sebesar Rp65,48 per saham dan final Rp44,13 per saham, dengan total sekitar US$250 juta.

Lebih jauh lagi, pada periode 2014 hingga 2018, ADRO secara konsisten membagikan dividen dua kali setiap tahun, dengan total dividen per saham yang bervariasi antara Rp90 hingga Rp120, setara dengan total sekitar US$150 juta hingga US$200 juta per tahun. 

Tren pembagian dividen yang naik secara gradual ini menunjukkan konsistensi ADRO dalam memberikan imbal hasil kepada investor. Hal tersebut sejalan dengan kinerja operasional dan strategi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Pengurus, Buyback, dan Modal Disetor

Selain menyetujui pembagian dividen, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) juga menetapkan perubahan susunan pengurus yang berlaku efektif sejak ditutupnya rapat hingga RUPST untuk tahun buku 2028. Susunan direksi terdiri dari Iwan Dewono Budiyuwono sebagai Presiden Direktur, serta M. Syah Indra Aman dan Lany Djuwita Wong sebagai Direktur.

Sementara itu, susunan dewan komisaris diisi oleh Edwin Soeryadjaya sebagai Presiden Komisaris, Garibaldi Thohir sebagai Wakil Presiden Komisaris, Christian Ariano Rachmat dan Arini Saraswaty Subianto sebagai Komisaris, serta Drs. Budi Bowoleksono dan Ir. Mohammad Effendi sebagai Komisaris Independen.

RUPST juga menyetujui rencana pembelian kembali (buyback) saham berdasarkan Peraturan OJK No.29 Tahun 2023, dengan jumlah maksimal sebesar Rp4 triliun. Keputusan ini bertujuan untuk mendukung strategi perusahaan dalam mengelola struktur modal.

Selain itu, rapat menyetujui perubahan Pasal 4 ayat (2) Anggaran Dasar Perseroan terkait pengurangan modal ditempatkan dan disetor. Langkah ini dilakukan untuk menarik kembali seluruh saham hasil buyback yang disetujui pada RUPST 2024 sebanyak 1.368.976.500 saham. Setelah pengurangan, jumlah modal ditempatkan dan disetor menjadi 29.389.689.400 saham dengan nilai nominal sebesar Rp2,9 triliun.