Pola Harga Emas Periode 1990–2025 dan Maknanya Bagi Investor
- Harga emas naik drastis sejak 1990, dari Rp22 ribu per gram hingga menjadi Rp2,167 juta per gram di 2025. Emas terbukti jadi aset lindung nilai saat krisis.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Emas, logam mulia yang sejak ribuan tahun lalu dianggap sebagai simbol kekayaan dan pelindung nilai, kembali mencatatkan rekor baru. Per September 2025, harga emas dunia diperdagangkan di sekitar US$3.750 per troy ons. Sementara di Indonesia harganya telah menembus Rp2.167.000 per gram.
Kenaikan ini bukan sekadar angka, di balik setiap lonjakan harga emas, selalu ada cerita besar, krisis moneter, ketegangan geopolitik, hingga perubahan kebijakan ekonomi global. Sejak awal 1990-an, harga emas di Indonesia menunjukkan tren naik dengan fluktuasi tajam. Pada 1990, harga emas masih berada di kisaran Rp22.964 per gram.
Namun, hanya delapan tahun berselang, ketika krisis moneter mengguncang negeri ini, emas melesat drastis hingga Rp75.000 per gram, naik lebih dari 176% hanya dalam setahun.
Krisis demi krisis memperlihatkan pola serupa, emas selalu menjadi “pelarian aman”. Lonjakan signifikan juga terjadi pada 2008–2009 saat krisis finansial global, dan kembali pada 2020 ketika pandemi COVID-19 melanda.
Di dekade terakhir, harga emas dalam Rupiah naik semakin curam. Dari Rp665 ribu per gram pada 2019, nilainya melonjak menjadi Rp862 ribu pada 2020, menembus Rp1 juta pada 2022, lalu mencapai puncak baru Rp2,167 juta pada 2025.
Tren global tak kalah dramatis. Sejak Amerika Serikat melepas standar emas pada 1971 yang kala itu menetapkan harga hanya US$35 per ons, perjalanan harga emas penuh gejolak.
Pada tahun1980, inflasi tinggi dan Revolusi Iran mendorong harga emas ke US$850 per ons, kemudian pada 1999 emas terpuruk di titik terendah hanya US$254 per ons. Ajaib Sekuritas Asia, mengungkap pasca-krisis global 2008, harga kembali melambung hingga US$1.800 per ons pada 2011.
Baca juga : Investor Harus Tahu, Ini 5 Penyebab Harga Emas Naik
Pandemi COVID-19 di 2020 mendongkrak harga emas ke US$1.985 per ons, dan lima tahun kemudian, tepatnya pada 2025, ketegangan geopolitik serta ekspektasi penurunan suku bunga The Fed kembali membawa emas ke rekor tertinggi sepanjang sejarah di US$3.750 per ons.
Ketegangan geopolitik juga berperan besar, mulai dari konflik Rusia–Ukraina hingga perang dagang AS–China, yang mendorong investor berbondong-bondong mencari “safe haven”.
Inflasi tinggi ikut menambah daya tarik emas karena logam mulia ini dianggap sebagai pelindung nilai yang tahan inflasi. Selain itu, permintaan global dari bank sentral dunia yang terus menambah cadangan emas sementara pasokan tambang terbatas juga ikut mendorong kenaikan harga.
Bagi investor, emas selalu dipandang sebagai aset lindung nilai. Namun, tren naik yang semakin curam dalam beberapa tahun terakhir juga menimbulkan pertanyaan, apakah ini puncaknya, atau justru awal dari kenaikan lebih tinggi?
Baca juga : Hati-hati Pump and Dump! Begini Cara Menilai Harga Wajar Saham agar Tak Rugi
Daftar Naik-turun Harga Emas
Berikut daftar harga emas dan persentase kenaikan atau penurunannya dari tahun 1990 sampai saat ini.
- 1990 – Rp22.964,69 (–)
- 1991 – Rp24.922,48 (+8,53%)
- 1992 – Rp24.181,54 (–2,97%)
- 1993 – Rp24.900,00 (+2,97%)
- 1994 – Rp26.875,00 (+7,93%)
- 1995 – Rp27.850,00 (+3,63%)
- 1996 – Rp29.850,00 (+7,18%)
- 1997 – Rp27.100,00 (–9,21%)
- 1998 – Rp75.000,00 (+176,75%)
- 1999 – Rp76.000,00 (+1,33%)
- 2000 – Rp72.000,00 (–5,26%)
- 2001 – Rp80.000,00 (+11,11%)
- 2002 – Rp85.000,00 (+6,25%)
- 2003 – Rp100.000,00 (+17,65%)
- 2004 – Rp110.000,00 (+10,00%)
- 2005 – Rp118.000,00 (+7,27%)
- 2006 – Rp170.000,00 (+44,07%)
- 2007 – Rp184.000,00 (+8,24%)
- 2008 – Rp270.000,00 (+46,74%)
- 2009 – Rp384.000,00 (+42,22%)
- 2010 – Rp339.000,00 (–11,72%)
- 2011 – Rp471.000,00 (+38,94%)
- 2012 – Rp539.000,00 (+14,44%)
- 2013 – Rp436.000,00 (–19,11%)
- 2014 – Rp532.000,00 (+22,02%)
- 2015 – Rp525.000,00 (–1,32%)
- 2016 – Rp592.000,00 (+12,76%)
- 2017 – Rp605.000,00 (+2,20%)
- 2018 – Rp648.000,00 (+7,11%)
- 2019 – Rp665.000,00 (+2,62%)
- 2020 – Rp862.000,00 (+29,62%)
- 2021 – Rp938.000,00 (+8,82%)
- 2022 – Rp1.026.000,00 (+9,38%)
- 2023 – Rp1.159.000,00 (+12,96%)
- 2024 – Rp1.518.000,00 (+30,97%)
- 2025 – Rp2.167.000,00 (+35,00%)

Chrisna Chanis Cara
Editor
