Petinggi Uni Eropa akan Berdiskusi Mengenai Lonjakan Harga Energi
- BRUSSELS - Para petinggi 27 negara anggota Uni Eropa akan membahas kenaikan harga energi dalam pertemuan yang diadakan pada 21-22 Oktober me

Fadel Surur
Author


Sumber: energi-andalan.co.id
(Istimewa)BRUSSELS - Para petinggi 27 negara anggota Uni Eropa akan membahas kenaikan harga energi dalam pertemuan yang diadakan pada 21-22 Oktober mendatang. Di saat bersamaan, pemerintah berjuang untuk mengakomodasi rumah tangga dari tingginya biaya gas dan listrik.
Benchmark harga gas Eropa meroket lebih dari 300% tahun ini karena faktor-faktor termasuk tingkat penyimpanan yang rendah, pemadaman, dan permintaan yang tinggi setelah mulai pulihnya ekonomi dari pandemi COVID-19, menyeret biaya listrik wholesale.
Negara-negara Uni Eropa bertanggung jawab atas kebijakan energi nasional, dan beberapa pemerintahan telah melakukan intervensi. Prancis telah menawarkan pembayaran satu kali pada rumah tangga yang kurang mampu. Sedangkan Yunani berencana untuk mengadakan subsidi untuk menanggung tagihan tinggi.
- Bagaimana Seharusnya Posisi Tidur Saat Hamil?
- 8 Perusahaan Properti Siap-Siap Ditendang dari Bursa Efek
- Erick Thohir Bongkar Indikasi Korupsi di Balik Pembubaran 7 BUMN Kolaps
Beberapa pemerintahan meminta tanggapan yang lebih terkoordinasi oleh Uni Eropa - dengan Spanyol meminta pembaruan blok pasar listrik dan memperingatkan bahwa tagihan yang tinggi dapat merusak dukungan publik untuk kebijakan Uni Eropa dalam menghadapi perubahan iklim.
"Ada kebutuhan mendesak untuk membahas akibat dari harga yang lebih tinggi pada masyarakat kurang mampu," kata seorang diplomat Uni Eropa pada Selasa. "Blok juga harus memastikan target perubahan iklimnya tidak membuat harga semakin tinggi."
Brussels akan menyiapkan "toolbox" yang dapat digunakan oleh pemerintahan untuk menanggapi kenaikan harga - seperti dengan mengubah pajak pertambahan nilai (PPN) energi untuk mengurangi biaya bagi konsumen.
Komisi Eropa mengatakan lonjakan harga seharusnya dapat mendorong negara-negara untuk mempercepat peralihan dari bahan bakar fosil ke gas, dan memastikan lebih banyak warga memiliki akses ke energi terbarukan yang terjangkau.

Amirudin Zuhri
Editor
