Perusahaan Multinasional Lakukan PHK Massal di 2025, Ini Alasannya
- Tahun 2025 menjadi periode penuh tantangan bagi banyak perusahaan domestik hingga global. Gejolak ekonomi, transisi ke teknologi kecerdasan buatan (AI), hingga tekanan geopolitik memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di berbagai sektor.

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA — Tahun 2025 menjadi periode penuh tantangan bagi banyak perusahaan domestik hingga global. Gejolak ekonomi, transisi ke teknologi kecerdasan buatan (AI), hingga tekanan geopolitik memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di berbagai sektor.
Raksasa elektronik Jepang, Panasonic, mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) 10.000 karyawan di seluruh dunia. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan profitabilitas.
Pemangkasan ini mencakup sekitar 4% dari total tenaga kerja grup yang berjumlah hampir 230.000 orang, dan akan dilakukan terutama dalam tahun keuangan saat ini hingga Maret 2029, “Mereka akan meninjau kembali jumlah organisasi dan personel yang benar-benar diperlukan,” demikian pernyataan yang dikutip dari CNA.
- Kemenperin Batalkan Wacana Plain Packaging, Petani Desak Regulasi Tembakau Lebih Berimbang
- Nasabah Indonesia Dukung AI, Tapi Masih Ragu Soal Privasi dan Keamanan Data
- Sejarah Berubah, Amerika Cabut Embargo Puluhan Tahun Suriah
Tak hanya Panasonic berikut daftar perusahaan multinasional yang melakukan PHK sepanjang 2025 :
1. Microsoft
Baru-baru ini Microsoft mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebesar 3% dari total tenaga kerjanya di seluruh dunia hal ini berdampak pada sekitar 6.000 karyawan.
Alasannya Microsoft melalukan hal ini sebagai bagian dari langkah efisiensi mereka untuk menekan biaya operasional. Seperti diketahui, Microsoft sudah beberapa kali melakukan PHK untuk melakukan efisiensi dan mengalihkan pengeluaran mereka ke sektor lain, misalnya kecerdasan buatan (AI).
Sebelumnya, PHK yang terbaru ini terjadi untuk pegawai di setiap tingkat dan lokasi, dan mungkin yang jumlahnya paling besar setelah PHK terhadap 10 ribu pegawai pada 2023 lalu. Pada Januari 2025, Microsoft juga melakukan PHK terhadap sejumlah kecil pegawainya. Namun saat itu bukan untuk efisiensi, melainkan PHK terkait performa pekerjaan.
2. Google
Google kembali melakukan PHK karyawan kali ini, 200 pegawai di divisi bisnis globalnya yang terdampak. Kabar tersebut pertama kali dilaporkan oleh The Information, dan dikonfirmasi oleh sumber internal perusahaan.
Melansir Reuters, PHK ini menguatkan tren efisiensi di kalangan raksasa teknologi yang mulai mengalihkan pengeluaran ke pembangunan data center dan pengembangan kecerdasan buatan (AI), sambil mengurangi investasi di area bisnis lain.
"Untuk mendorong kolaborasi yang lebih besar dan memperluas kemampuan kami untuk melayani pelanggan dengan cepat dan efektif," ujar perwakilan Google, mengutip Reuters 12 Mei 2025.
3. Nissan
Nissan Motor Co. disebut akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 10.000 karyawan secara global. Langkah ini membuat total jumlah PHK, termasuk yang telah diumumkan sebelumnya, mencapai sekitar 20.000 orang atau sekitar 15% dari total tenaga kerja globalnya.
Produsen mobil terbesar ketiga di Jepang ini tengah berupaya merampingkan operasional bisnisnya agar menjadi lebih tangguh, menyusul penurunan penjualan di pasar utama seperti China dan Amerika Serikat (AS).
Alarm PHK telah disiarkan oleh Nissa bulan lalu, perusahaan memperingatkan bahwa mereka kemungkinan akan mencatat kerugian bersih antara 700 miliar hingga 750 miliar yen (sekitar US$4,74 miliar hingga US$5,08 miliar), akibat beban penurunan nilai aset.
Fenomena PHK massal di tahun 2025 menandai fase transisi global menuju efisiensi dan transformasi digital. Perusahaan lebih selektif dalam alokasi sumber daya, dengan prioritas pada otomatisasi dan keberlanjutan.
Meskipun menimbulkan dampak sosial yang besar, langkah ini disebut banyak analis sebagai penyesuaian yang tak terhindarkan di era ekonomi digital dan ketidakpastian geopolitik.

Ananda Astridianka
Editor
