Perdana Ikut Forum, Indonesia Makin Mesra dengan BRICS
- Melalui BRICS, Indonesia ingin memperjuangkan posisi negara-negara berkembang dalam forum-forum internasional, sekaligus memperjuangkan sistem perdagangan yang lebih setara bagi negara-negara dengan ekonomi berkembang.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA - Saat ketegangan tarif yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) terus memanas, Indonesia justru semakin mendekatkan diri ke BRICS, kelompok negara-negara berkembang yang memiliki pengaruh besar dalam ekonomi dunia.
Pada hari Senin, 28 April 2025, waktu Rusia, Menteri Luar Negeri, Sugiono, menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri (FMM) BRICS di Nizhny Novgorod, Rusia.
Pertemuan ini juga menjadi kesempatan pertama Indonesia untuk secara resmi hadir sebagai anggota baru. Sugiono menegaskan, komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama dengan BRICS tidak hanya dilihat dari sisi perdagangan, tetapi juga bagaimana Indonesia dapat berkontribusi dalam mengatasi tantangan global yang semakin kompleks, termasuk dalam hal ketahanan pangan, energi, serta perubahan iklim.
Mendapatkan Dukungan dari Brazil
Salah satu momen penting dalam pertemuan tersebut adalah pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono dengan rekan sejawatnya dari Brazil, Mauro Vieira.
Dalam diskusi tersebut, Vieira menyampaikan dukungan penuh terhadap niat Indonesia untuk bergabung dengan BRICS. Brazil menyambut baik komitmen Indonesia untuk bergabung dengan BRICS, dan berharap bahwa kehadiran Indonesia di dalam forum ini akan memperkuat diplomasi ekonomi.
Vieira juga berharap, dengan semakin eratnya hubungan kedua negara, Presiden Prabowo Subianto dapat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang dijadwalkan berlangsung di Rio de Janeiro pada bulan Juli 2025.
KTT ini dipandang sebagai kesempatan penting untuk mendalami berbagai isu strategis, termasuk tantangan global yang dihadapi negara-negara berkembang.
“Sebagai anggota baru di BRICS, Indonesia berterima kasih atas sambutan yang hangat dan dukungan dari presidensi (Brazil) dan seluruh anggota BRICS, serta berkomitmen untuk memperkuat peran dalam membantu menyelesaikan tantangan global,” ujar Sugiono kala bertemu dengan Vieira, Senin, 28 April 2025.
Peluang Kerja Sama di Berbagai Sektor
Dalam kesempatan tersebut, kedua menteri luar negeri tidak hanya membahas isu-isu politik dan ekonomi, tetapi juga mengangkat berbagai topik krusial, seperti aksi iklim, pendidikan, serta ketahanan pangan. Indonesia dan Brazil menilai, kedua negara memiliki potensi besar untuk bekerja sama di sektor-sektor ini, terlebih mengingat keduanya sama-sama menghadapi tantangan besar dalam hal pembangunan berkelanjutan dan reformasi sektor energi.
Lebih lanjut, Indonesia juga berencana untuk menggandeng negara-negara BRICS dalam upaya menciptakan tata kelola yang lebih adil di kancah global. Menurut Sugiono, melalui BRICS, Indonesia ingin memperjuangkan posisi negara-negara berkembang dalam forum-forum internasional, sekaligus memperjuangkan sistem perdagangan yang lebih setara bagi negara-negara dengan ekonomi berkembang.
Keikutsertaan Indonesia dalam FMM BRICS 2025, kata Sugiono, tidak hanya mencerminkan tekad Indonesia untuk meningkatkan peranannya di dunia internasional, tetapi juga sebagai respons terhadap perkembangan global yang tidak selalu berpihak kepada negara-negara berkembang.
Indonesia melihat BRICS sebagai wadah yang tepat untuk memperjuangkan kepentingan ekonomi negara-negara Selatan Global, terutama di tengah ketegangan hubungan dagang dengan negara-negara besar seperti AS.

Ananda Astridianka
Editor
