Pendapatan RAJA Tumbuh, Tapi Laba Entitas Induk Turun Imbas Divestasi
- Pendapatan RAJA berasal dari berbagai segmen utama. Kontribusi terbesar berasal dari penjualan gas sebesar US$36,63 juta dan lifting minyak serta gas sebesar US$24,92 juta.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA – PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) mengumumkan laporan keuangan kuartal I-2025 dengan membukukan kinerja positif. Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar US$66,09 juta, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$61,64 juta.
Peningkatan pendapatan ini terutama didorong oleh bertambahnya volume penjualan gas, kontribusi dari pengoperasian jaringan pipa transmisi gas di Perawang, Riau, serta pertumbuhan pendapatan dari bisnis operation and maintenance (O&M) di wilayah Ubadari, Papua Barat.
Direktur Utama RAJA, Djauhar Maulidi, menjelaskan bahwa sejalan dengan peningkatan pendapatan tersebut, perseroan membukukan kenaikan laba bersih sebesar 14% dari US$8 juta menjadi US$9,2 juta. Peningkatan ini mencerminkan efisiensi operasional dan efektivitas strategi bisnis yang dijalankan.
- Korupsi BJB dan Bank Jatim Terkuak, OJK 'Beres-beres' BPD
- Analis Soroti Kualitas Aset BBCA yang Melemah, Simak Rekomendasi Sahamnya
- Menguat 26,11 Poin, IHSG Hari Ini Ditutup di 6.749,07
Namun demikian, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat mengalami penyesuaian, yaitu penurunan sebesar 7% menjadi US$6,73 juta dibandingkan periode sebelumnya sebesar US$7,20 juta. Penurunan ini disebabkan oleh divestasi 30% saham pada anak usaha, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), sebagai bagian dari strategi perseroan untuk memperkuat struktur keuangan dan mendorong ekspansi jangka panjang. Langkah ini juga bertujuan memberikan fondasi yang lebih solid bagi pertumbuhan RATU sekaligus meningkatkan fleksibilitas keuangan RAJA.
Pendapatan RAJA berasal dari berbagai segmen utama. Kontribusi terbesar berasal dari penjualan gas sebesar US$36,63 juta dan lifting minyak serta gas sebesar US$24,92 juta. Selain itu, RAJA memperoleh pendapatan dari jasa pengangkutan minyak sebesar US$1,04 juta, pendapatan Toll Fee penyaluran gas sebesar US$2,63 juta, jasa operating maintenance sebesar US$0,56 juta, pendapatan dari gas compressor sebesar US$0,09 juta, dan pendapatan lain-lain sebesar US$0,23 juta.
Penjualan gas menjadi kontributor utama dengan porsi sekitar 55,4% terhadap total pendapatan, sedangkan lifting minyak dan gas menyumbang 37,7%. Klien utama RAJA didominasi oleh perusahaan milik negara, yakni PT Pertamina Gas (Persero) dengan kontribusi sebesar US$8,22 juta dan PT PLN (Persero) sebesar US$6,11 juta.
Di tengah pertumbuhan pendapatan, sejumlah faktor turut menekan kinerja laba. Rugi selisih kurs membengkak menjadi US$1,37 juta dibandingkan US$0,25 juta pada kuartal I-2024, mencerminkan tekanan akibat volatilitas nilai tukar. Beban bunga juga meningkat menjadi US$2,22 juta seiring bertambahnya saldo pinjaman bank jangka panjang.
Beban umum dan administrasi tercatat naik menjadi US$4,80 juta dari sebelumnya US$4,17 juta, dipicu oleh peningkatan biaya gaji, jasa tenaga ahli, serta beban pajak dan operasional lainnya. Beban pokok pendapatan tercatat sebesar US$47,34 juta, menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan belum sepenuhnya diiringi oleh efisiensi biaya produksi.
Dari sisi neraca keuangan, RAJA mencatatkan total aset sebesar US$415,95 juta, naik dari US$331,35 juta pada akhir 2024. Peningkatan ini ditopang oleh lonjakan kas dan setara kas yang tumbuh menjadi US$121,31 juta. Total liabilitas RAJA naik menjadi US$179,31 juta, sedangkan ekuitas perusahaan menguat menjadi US$236,64 juta.
Untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan, perseroan mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar US$70 juta sepanjang 2025. Hingga kuartal I-2025, realisasi capex telah mencapai US$7 juta atau sekitar 10% dari total alokasi. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan kompresor di Sengkang, Sulawesi Selatan, serta mendukung proyek pipa BBM Tanjung Batu–Samarinda.
Sejalan dengan strategi ekspansi dan diversifikasi, fokus utama RAJA tahun ini adalah pengembangan bisnis midstream dan downstream. Perseroan tengah mempercepat proses negosiasi atas rencana akuisisi perusahaan distribusi gas dan infrastruktur LNG, yang ditargetkan rampung pada kuartal II dan III tahun ini.
Secara keseluruhan, meskipun menghadapi tekanan eksternal seperti fluktuasi nilai tukar dan kenaikan biaya operasional, RAJA mampu mempertahankan fundamental keuangan yang kuat. Ke depan, manajemen perusahaan akan fokus menjaga stabilitas finansial dan mempercepat pertumbuhan di segmen-segmen strategis.

Amirudin Zuhri
Editor
