Pemain-Pemain Asing Terus Bermanuver di Suriah
- Penarikan Rusia dari pangkalan-pangkalan di Suriah utara dan hilangnya pengaruhnya di Suriah berpeluang mengubah peta.

Amirudin Zuhri
Author


JAKARTA- Sejumlah pemain asing terus mengejar kepentingannya sendiri di Suriah. Situasi ini tentu saja bisa mengganggu upaya pemerintah baru yang sedang memprioritaskan stablitas di seluruh negeri.
Rusia, Turki, Amerika terlibat dalam upaya merebut pengaruh di Suriah Utara. Sedangkan Israel terus saja membombardir sejumlah fasilitas di negara yang baru saja lepas dari rezim Bashar Al Assad tersebut.
Penarikan Rusia dari pangkalan-pangkalan di Suriah utara dan hilangnya pengaruhnya di Suriah berpeluang mengubah peta. Hal itu terungkap Institute for the Study of War (ISW) dalam analisanya Senin 16 Desember 2024 Penarikan ini kemungkinan akan membuat Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika terus menghadapi serangan Turki di Suriah utara.
Rusia seperti dilaporkan telah menarik diri dari serangkaian pangkalan di daerah Manbij dan Kobani di Suriah utara. Penarikan dilakukan di tengah serangan yang didukung Turki terhadap SDF. Rusia kemungkinan besar juga akan menarik diri dari pangkalan terakhirnya yang cukup besar di Suriah utara yakni Qamishli. Ini karena Turki dan kelompok-kelompok di Suriah termasuk HTS dan Tentara Nasional Suriah (SNA tampaknya tidak siap untuk membiarkan Rusia tetap berada di sana.
- PPN Naik, Pemerintah Beri Diskon Listrik 50 Persen Januari-Februari 2025
- Mobil Hybrid Dapat Insentif 3 Persen Mulai 2025
- Tarif PPN Resmi Naik! Ini Daftar Barang dan Jasa Bebas PPN
Aktor-aktor yang tidak disebutkan namanya dilaporkan setuju untuk mengizinkan Rusia tetap berada di Tartus dan Hmeimim. Tetapi tidak menyebutkan Qamishli. “Menteri pertahanan Turki juga menawarkan untuk mendukung konsolidasi Rusia di Hmeimim dan Tartus. Sinyal yang menunjukkan Turki tidak akan mendukung pangkalan-pangkalan Rusia lainnya,” tulis ISW.
Kehadiran Rusia di wilayah utara Suriah sebelumnya memungkinkan untuk melawan dan memblokir serangan yang didukung Turki di Tel Rifaat dan Manbij. Dua wilayah yang telah direbut oleh pasukan yang didukung Turki dalam beberapa hari terakhir. Hilangnya kehadiran fisik dan pengaruh Rusia di wilayah utara Suriah berarti bahwa penghalang utama terhadap operasi Turki atau operasi yang didukung Ankara untuk merebut lebih banyak wilayah yang dikuasai SDF tidak ada lagi. Seperti dipahami Turki telah lama berupaya menghancurkan SDF secara langsung.
Turki kemungkinan akan terus mendukung operasi darat SNA untuk menghancurkan SDF. Menteri luar negeri Turki pada 13 Desember mengatakan bahwa tujuan strategis Turki di Suriah adalah untuk menghancurkan SDF. Ini berarti bahwa gencatan senjata antara SDF dan kelompok yang didukung Turki mungkin bersifat sementara. Namun tidak jelas kapan operasi skala besar akan dilanjutkan.

Perjuangan SDF melawan Turki dan proksinya akan membuatnya tidak mampu mendukung tujuan kebijakan Ameriika di Suriah. SDF adalah mitra utama AS di Suriah melawan ISIS. Kini muncul laporan pasukan Amerika telah mengambil alih sejumlah pangkalan militer yang ditinggalkan Rusia. Salah satunya adalah pangkalan shariin juga di Suriah Utara.
Komando Pusat Amerika (CENTCOM) mengumumkan bahwa kelompok tempur Kapal Induk USS Harry S. Truman tiba di Timur Tengah pada tanggal 14 Desember. “Kelompok serang tersebut dipindahkan ke wilayah tanggung jawab CENTCOM untuk memastikan stabilitas dan keamanan regional, tetapi tidak menyebutkan lokasi pasti kelompok serang tersebut,” demikian pernyataan CENTCOM.
Konsolidasi
Hayat Tahrir al Sham (HTS) di bagian lain terus berusaha mengonsolidasikan kontrol keamanan atas berbagai kelompok bersenjata di Suriah. Men of Dignity—milisi Druze yang berperan penting dalam merebut Suriah selatan dari rezim Assad telah mendirikan pos pemeriksaan di Provinsi Rif Dimashq pada tanggal 15 Desember.
Seorang pejuang di milisi tersebut pada tanggal 15 Desember mengonfirmasi bahwa Men of Dignity berkoordinasi sepenuhnya dengan Departemen Operasi Militer yang dipimpin HTS. Kelompok yang beroperasi di semua wilayah Suriah yang baru dibebaskan.
Mantan tentara rezim di wilayah pesisir Suriah dilaporkan menyerahkan senjata mereka kepada otoritas yang dipimpin HTS sebagai bagian dari proses penyelesaian. HTS juga mengumumkan pembukaan kantor penyelesaian di Latakia.
Ruang operasi yang dipimpin HTS melakukan proses yang sama di kota-kota besar lainnya, tetapi tidak jelas apakah tentara di bekas benteng rezim di Latakia akan bekerja sama dengan perintah tersebut. Atau memilih untuk menyimpan senjata mereka karena takut akan pembalasan dari pemerintah yang dipimpin HTS.
HTS pada tanggal 9 Desember mengumumkan amnesti umum untuk semua personel militer rezim Suriah yang direkrut oleh rezim tersebut berdasarkan wajib militer.
Israel Terus Menyerang
Di bagian lain Israel terus melakukan serangan udaranya ke wilayah Suriah. Terakhir pada Senin 16 Desember 2024 dini hari, serangan menghantam wilayah Tartus. Sebuah gudang senjata milik tentara Assad dilaporkan menjadi sasaran serangan.
Sejumlah video menunjukkan ledakan besar akibat serangan tersebut. Lebih dari 500 serangan udara telah dilakukan Israel sejak runtuhnya pemerintahan bashar al assad.
Pejabat militer Israel menyetujui rencana operasi lebih jauh ke Suriah tetapi belum melaksanakannya. IDF telah maju hingga 10 kilometer ke Suriah selatan. Pasukan Israel juga terus beroperasi di desa-desa di provinsi Quneitra dan Daraa pada 15 Desember.
- Sekuritas Ini Rekomendasikan Saham Emas dengan Potensi Cuan di 2025, Ada BRMS dan MDKA
- INTP, ACES, dan MDKA Nangkring di Top Gainers LQ45 Pagi Ini
- Saham BBCA dan BMRI di PBV Menarik, Saatnya Investasi Jangka Panjang?
IDF mengaku telah berkoordinasi dengan pejabat desa setempat untuk menyita senjata di Maariyah, Jamleh, Koya, dan kota-kota lain di pedesaan Daraa barat. Pejabat Druze Suriah setuju untuk mengumpulkan senjata di kota-kota mereka dan membawanya ke titik yang telah ditentukan agar pasukan Israel dapat mengambilnya. Media Suriah melaporkan bahwa pasukan Israel ditempatkan di posisi-posisi di sekitar desa-desa ini.
Israel dan Yordania dilaporkan mengadakan pembicaraan rahasia pada tanggal 13 Desember untuk membahas situasi di Suriah. Termasuk ancaman penyelundupan senjata Iran ke milisi Palestina di Tepi Barat.
Tiga sumber Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Axios pejabat Israel dan Yordania membahas meningkatnya ancaman kelompok-kelompok yang didukung Iran yang menyelundupkan senjata ke Tepi Barat melalui Yordania. Dua pejabat Israel menyatakan pembicaraan tersebut mencakup keterlibatan Israel dan Yordania dengan pemerintah transisi yang dipimpin HTS di Suriah.
Seorang pejabat menambahkan bahwa Yordania bertindak sebagai mediator antara Israel dan pasukan revolusi Suriah. Ini setelah HTS merebut kendali atas penyeberangan perbatasan Nassib ke Yordania pada tanggal 14 Desember.
Elemen-elemen yang didukung Iran secara historis telah menggunakan penyeberangan ini dan daerah-daerah di sekitarnya untuk menyelundupkan senjata ke Yordania dan kemudian ke Tepi Barat untuk mempersenjatai Palestina. Namun, Iran hampir pasti akan mencoba menemukan cara-cara baru untuk menyelundupkan senjata ke Yordania.

Amirudin Zuhri
Editor
