Peluang Cuan dari Reksadana Dolar di Tengah Sinyal The Fed Pangkas Bunga
- Reksadana dolar kian menarik seiring ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Investor bisa pilih saham teknologi, obligasi, hingga pasar uang.

Ananda Astri Dianka
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Pasar keuangan global kembali menunjukkan optimisme seiring menguatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS). Kondisi ini membuka peluang bagi investor Indonesia untuk melakukan diversifikasi portofolio, salah satunya melalui instrumen reksadana dolar (USD).
Mengutip riset Bareksa, Rabu 10 September 2025, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS atau US Treasury merosot ke level terendah dalam lima bulan terakhir. Pelemahan ini terjadi setelah data ketenagakerjaan AS pada Agustus 2025 dirilis lebih rendah dari perkiraan, sehingga memperkuat keyakinan pasar bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada September mendatang.
Sentimen positif juga datang dari kinerja ekonomi AS. Data Produk Domestik Bruto (PDB) menunjukkan pertumbuhan 3,3% pada kuartal II 2025, berbalik dari kontraksi 0,5% di kuartal I. Data ini meredakan kekhawatiran investor terkait risiko perlambatan akibat perang tarif.
Reksadana Dolar Jadi Primadona
Momentum pemangkasan bunga acuan ini memberi angin segar bagi pasar global, termasuk bagi investor Indonesia. Reksadana berbasis dolar dipandang sebagai instrumen potensial untuk diversifikasi, baik melalui reksadana saham, obligasi, maupun pasar uang.
Bagi investor dengan profil agresif, reksadana saham USD yang berfokus pada saham teknologi AS tercatat mencetak imbal hasil hingga 21% dalam setahun terakhir.
Tabel: Rekomendasi Reksadana Saham Dolar AS
| Reksadana Saham | Return YTD | Return 1 Tahun |
|---|---|---|
| BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD | 9,94% | 21,44% |
| BNP Paribas Cakra Syariah USD Kelas RK1 | 8,43% | 9,95% |
| Mandiri Global Sharia Equity Dollar Kelas A | 6,27% | 7,60% |
Sumber: Bareksa, kinerja per 4/9/2025
Produk seperti BNP Paribas DJIM dan BNP Paribas Cakra Syariah USD banyak dialokasikan ke saham Magnificent 7—Alphabet, Amazon, Apple, Meta, Microsoft, Nvidia, dan Tesla—yang pada kuartal II 2025 membukukan pertumbuhan laba 26,6% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Adapun bagi investor moderat, reksadana obligasi pemerintah dalam denominasi dolar bisa menjadi pilihan. Penurunan suku bunga acuan diperkirakan mendorong penguatan pasar obligasi, yang sekaligus dapat diperkuat oleh apresiasi dolar sehingga memberi potensi double gain.
Sementara itu, investor dengan profil risiko konservatif bisa mempertimbangkan reksadana USD berbasis obligasi korporasi maupun pasar uang, yang relatif lebih stabil dibanding reksadana saham atau obligasi pemerintah.
Tabel: Rekomendasi Reksadana Berbasis Obligasi Negara dalam Dolar AS
| Reksadana Pendapatan Tetap | Return YTD | Return 1 Tahun |
|---|---|---|
| BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 | 5,22% | 2,80% |
| Investa Dana Dollar Mandiri Kelas A | 4,36% | 0,56% |
Sumber: Bareksa, kinerja per 4/9/2025
Reksadana dolar dapat menjadi alternatif bagi investor Indonesia yang ingin mendiversifikasi aset di luar rupiah. Namun, pemilihan produk tetap perlu disesuaikan dengan profil risiko serta tujuan keuangan masing-masing.
Tabel: Rekomendasi Reksadana Pendapatan Tetap & Pasar Uang Dolar AS
| Reksadana USD | Basis Alokasi | Return YTD | Return 1 Tahun |
|---|---|---|---|
| STAR Fixed Income Dollar | Obligasi Korporasi USD | 3,03% | 4,46% |
| Mandiri Money Market USD | Pasar Uang USD | 2,14% | 3,25% |
Sumber: Bareksa, kinerja per 4/9/2025

Ananda Astri Dianka
Editor
