Panduan Persiapan dan Pendaftaran Sebelum Menaklukkan Himalaya
- Tragedi badai salju di Everest menegaskan pentingnya perencanaan ekspedisi. Simak panduan jalur, legalitas, pemandu Sherpa, dan tips fisik-mental sebelum mendaki Himalaya.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Badai salju hebat yang melanda wilayah Gunung Everest di sisi timur Tibet sejak Jumat malam, 3 Oktober 2025, menimbulkan kekacauan di kalangan para pendaki.
Sekitar 1.000 orang, yang terdiri dari pendaki profesional, wisatawan, serta pemandu lokal, terperangkap di ketinggian ekstrem setelah jalur pendakian dan akses jalan tertutup lapisan salju tebal.
Sebagai respons, pemerintah China meluncurkan operasi penyelamatan besar-besaran dengan melibatkan militer, kepolisian bersenjata, dan relawan setempat.
Baca juga : Rupiah Melemah akibat Sentimen, Analis Justru Ramal Bakal Menguat ke Rp15.750
Bagi siapa pun yang bercita-cita menaklukkan pegunungan tertinggi ini, kesiapan adalah kunci survival. Dilanir TrenAsia dari berbagai sumber, berikut sederet panduan lengkap mengenai cara mempersiapkan diri dan mendaftar ekspedisi Himalaya:
Tentukan Tujuan dan Tingkat Kesulitan
Mendaki Himalaya sangat berbeda dengan mendaki gunung biasa. Anda harus jujur menilai kemampuan diri saat memilih jalur,
- Jalur Ekstrem (Puncak Tertinggi): Mendaki puncak seperti Gunung Everest atau K2 memerlukan pengalaman mountaineering bertahun-tahun, sertifikasi, dan biaya ratusan ribu dolar. Risiko nyawa sangat tinggi.
- Jalur Menengah-Tinggi (Trekking Populer): Jalur seperti Everest Base Camp (EBC) atau Annapurna Circuit biasanya hanya mencapai base camp. Jalur ini memerlukan fisik prima dan adaptasi ketinggian, tetapi tidak membutuhkan keahlian teknis mendaki es.
- Jalur Tinggi (Mendaki Teknis): Pilihan seperti Island Peak mengharuskan penggunaan peralatan teknis (crampon, tali) dan menjadi jembatan bagi yang ingin mencoba mountaineering di ketinggian.
Persyaratan Hukum dan Pendaftaran Resmi
Pendakian harus difasilitasi oleh pihak ketiga yang terpercaya dan legal. Anda tidak bisa mendaki sendirian.
- Verifikasi Perusahaan Trekking: Pilih perusahaan trekking resmi di Nepal, India, atau Tibet yang memiliki reputasi baik. Perusahaan ini akan bertindak sebagai sponsor dan mengurus izin Anda.
- Izin Pendakian (Permit): Dapatkan izin resmi dari pemerintah setempat (Kementerian Pariwisata Nepal). Biaya izin ini sangat mahal dan bervariasi tergantung gunung yang dituju.
- Registrasi Wajib: Anda harus mendaftarkan diri di kantor otoritas atau basecamp sebelum memulai. Pendaftaran ini krusial agar tim penyelamat (seperti yang saat ini beroperasi di Tibet) dapat melacak dan meluncurkan operasi pencarian jika Anda terlambat kembali.
- Sewa Pemandu Lokal (Sherpa): Ini adalah langkah mutlak. Pemandu tidak hanya menunjuk jalan, tetapi juga penyelamat nyawa, ahli dalam navigasi, dan mengetahui rute evakuasi dari bencana alam mendadak. Anda juga perlu menyewa porter untuk logistik.
Baca juga : Seragam TNI Berubah dari Malvinas ke Green Sage, Inilah Sejarah Keduanya
Persiapan Fisik dan Mental Jangka Panjang
Tragedi sering terjadi karena kelelahan dan gangguan penilaian di ketinggian. Persiapan harus dilakukan 6 hingga 12 bulan sebelumnya.
- Latihan Fisik: Tingkatkan stamina dengan latihan kardio intensif (lari, berenang) dan latihan kekuatan.
- Kuasai Ilmu Survival: Kuasai teknik dasar mountaineering, cara penggunaan tali, navigasi, dan teknik pertolongan pertama di ketinggian.
- Kekuatan Mental dan Batasan Diri: Bersiaplah menghadapi kedinginan ekstrem dan frustrasi. Pelajaran terbesar dari Himalaya adalah menghargai batas kemampuan diri. Jangan pernah memaksakan diri jika tubuh memberi sinyal kegagalan.
Waspada dan Antisipasi
Area di atas 8.000 meter dijuluki "zona kematian" karena rendahnya tekanan atmosfer, yang menyebabkan tubuh mulai menurunkan fungsi kritis. Jika Anda mendaki puncak tinggi, pastikan perlengkapan oksigen Anda dalam kondisi prima.
Himalaya sangat rentan terhadap bencana. Selalu ikuti instruksi pemandu mengenai rute aman untuk menghindari Longsor Salju (Avalanche) dan Banjir Bandang (GLOF). Terakhir, junjung tinggi Etika: Tidak meninggalkan sampah adalah keharusan mutlak dan menghormati budaya Sherpa.
Menaklukkan Himalaya adalah mimpi luar biasa, tetapi hanya dengan persiapan yang sempurna dan rasa hormat total terhadap kekuatan alam, mimpi itu dapat diwujudkan dengan selamat.

Amirudin Zuhri
Editor
