Tren Ekbis

Panduan Investasi Bagi Pemula, Kenali Profil Risiko Kamu

  • Memasuki dunia investasi menjadi tantangan bagi Gen Z dan investor pemula. Kenali profil risiko, tujuan investasi, serta berbagai jenis instrumen mulai dari saham, reksa dana, obligasi, hingga kripto.
binance-whale.jpg
BNB Kripto (Dok/Ist)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Memasuki dunia investasi kerap menjadi tantangan bagi pemula terutama dari kalangan Gen Z, terutama di tengah meningkatnya minat masyarakat terhadap pasar keuangan. 

Dengan banyaknya pilihan produk, investor baru sering kebingungan menentukan instrumen mana yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko mereka. Berikut panduan lengkap yang dapat menjadi pegangan awal sebelum mulai menanamkan modal.

Sebelum memilih produk, investor perlu mengenali profil risiko masing-masing. Profil ini terbagi menjadi tiga jenis, konservatif, moderat, dan agresif.

Investor konservatif biasanya mengutamakan keamanan modal sehingga lebih cocok berinvestasi di instrumen berisiko rendah. Investor moderat siap menerima fluktuasi sedang, sementara investor agresif mengejar potensi cuan lebih besar meski risikonya tinggi.

Penentuan tujuan investasi membantu investor memilih instrumen yang tepat. Tujuan dapat berupa dana pendidikan, dana darurat, pembelian rumah, hingga persiapan pensiun. 

Baca juga : Ide Patungan Beli Hutan, Cermin Krisis Kepercayaan Atas Pengelolaan Alam

Semakin panjang jangka waktu investasi, semakin besar ruang untuk memilih instrumen berisiko lebih tinggi yang berpotensi memberi return lebih besar.

Para ahli selalu menekankan prinsip diversifikasi atau penyebaran aset. Dengan menempatkan dana pada beberapa instrumen berbeda, investor dapat menekan risiko ketika salah satu aset mengalami penurunan. Diversifikasi juga memungkinkan portofolio tumbuh secara lebih stabil dari waktu ke waktu.

Jenis Investasi yang Perlu Diketahui Investor Pemula

1. Saham

Saham merupakan instrumen investasi berisiko tinggi namun memberikan potensi imbal hasil terbesar. Investor membeli kepemilikan perusahaan dan meraih keuntungan dari kenaikan harga saham serta dividen. Cocok untuk investor moderat hingga agresif dengan jangka waktu investasi menengah hingga panjang.

2. Reksa Dana

Reksa dana menawarkan kemudahan bagi pemula karena dana dikelola oleh manajer investasi profesional. Tersedia beberapa jenis seperti reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham. Instrumen ini cocok bagi yang ingin mulai berinvestasi dengan modal kecil.

3. Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah maupun korporasi. Risiko obligasi relatif lebih rendah dibanding saham, namun imbal hasilnya stabil. Untuk pemula, ORI dan SBR menjadi pilihan aman karena dijamin negara.

4. Deposito

Deposito bank termasuk instrumen berisiko sangat rendah dengan tingkat bunga tetap. Produk ini cocok bagi investor konservatif yang mengutamakan stabilitas dan keamanan modal.

5. Emas

Emas menjadi instrumen yang banyak diminati karena tahan terhadap inflasi. Selain dalam bentuk fisik, kini tersedia emas digital yang dapat dibeli melalui aplikasi resmi.

Baca juga : Muncul Gerakan Moral dan Politik Tolak Bantuan dari Perusak Lingkungan

6. Properti

Investasi properti menawarkan potensi keuntungan dari kenaikan nilai tanah maupun sewa. Meski membutuhkan modal besar, instrumen ini termasuk relatif stabil untuk jangka panjang.

7. P2P Lending

Produk keuangan digital ini memungkinkan investor memberikan pinjaman ke UMKM atau individu melalui platform online. Potensi imbal hasil tinggi, namun risikonya juga cukup besar sehingga perlu seleksi ketat terhadap platform dan borrower.

8. Crypto Asset

Aset kripto menjadi pilihan populer generasi muda, meski volatilitasnya sangat tinggi. Instrumen ini cocok hanya untuk investor agresif yang memahami risikonya.

Investasi bukan sekadar mencari keuntungan, melainkan strategi pengelolaan keuangan jangka panjang. Bagi investor pemula, langkah paling penting adalah memahami risiko, menentukan tujuan, dan memilih instrumen yang sesuai. Dengan edukasi yang tepat dan disiplin dalam strategi, investasi dapat menjadi pondasi kuat menuju kebebasan finansial.