Minat Masyarakat terhadap Industri Properti Kalteng Masih Rendah
JAKARTA – Industri properti di Kalimantan Tengah (Kalteng) masih lesu, akibat masih rendahnya daya beli masyarakat di daerah tersebut. Diperlukan dorongan pemerintah serta kreativitas untuk menarik minat masyarakat terhadap industri itu. Pemerintah diketahui telah banyak memberikan insentif atau relaksasi kebijakan terhadap sektor properti, namun hal ini belum memberikan pengaruh yang signifikan. Dalam kondisi saat ini, […]

wahyudatun nisa
Author


Sumber: id.pinterest.com
(Istimewa)JAKARTA – Industri properti di Kalimantan Tengah (Kalteng) masih lesu, akibat masih rendahnya daya beli masyarakat di daerah tersebut.
Diperlukan dorongan pemerintah serta kreativitas untuk menarik minat masyarakat terhadap industri itu.
Pemerintah diketahui telah banyak memberikan insentif atau relaksasi kebijakan terhadap sektor properti, namun hal ini belum memberikan pengaruh yang signifikan.
Dalam kondisi saat ini, masyarakat terlihat cenderung lebih tertarik membeli barang konsumtif ketimbang membeli properti.
Dilansir dari situs resmi Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI), (13/02), Ketua DPD REI Kalteng, Frans Martinus menyatakan, dalam situasi pasar properti yang masih kurang bergairah ini, dibutuhkan upaya pemerintah serta dukungan para pengembang.
Perlu dorongan pemerintah dalam menciptakan pos ekonomi yang baru. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan industri pariwisata serta kuliner, atau memasukkan investasi sebagai kota industri. Apalagi, jumlah penduduk Kalteng relatif sedikit.
Peranan sektor properti terhadap produk domestik bruto (PDB) cukup lambat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor real estat mengalami stagnasi bahkan cenderung melambat.
Pada tahun 2015 sektor ini mampu berkontribusi sebesar 2,84% dari PDB. Kemudian, di tahun 2016 mulai mengalami penurunan menjadi 2,83%, setelah itu 2,82% di tahun 2017. Hingga tahun 2018 penurun berada di angka 2,74%
Kekurangan pasokan rumah (backlog) di Kalteng diperkirakan mencapai 30.000 unit. Namun, kemampuan pengembang di sana masih jauh dari angka backlog. Tahun ini, REI Kalteng menargetkan sebanyak 6.400 unit pembangunan rumah subsidi, dimana telah terealisasi sebasar 50% pada Agustus 2019. e
Peluang Industri Properti
Meskipun kontribusinya terhadap PDB belum maksimal bukan berarti industri ini tidak memiliki peluang yang cemerlang.
Pasalnya, industri properti Indonesia masih sangat menarik bagi para investor luar. sebab di Indonesia, khususnya Kota Jakarta permintaan terhadap industri ini cukup besar.
Apalagi, perekonomian tanah air konsisten mengalami pertumbuhan sebesar 6% per tahun, sehingga mendorong investor asing gencar dalam menggeluti bisnis properti di Indonesia.
Tercatat tiga perusahaan sektor properti dunia yang mulai melirik industri properti tanah air, diantaranya Australia, Hongkong dan Selandia Baru.
