Meski Harga Nikel Turun, MBMA Tunjukkan Peningkatan Margin dan Efisiensi Operasional
- Paradoks Kinerja MBMA kuartal III-2025: Pendapatan turun 32%, tapi produksi saprolit (+89%) & margin NPI justru melonjak. Pahami pemicu efisiensinya.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mencatat pendapatan belum diaudit sebesar US$935 juta (Rp15,61 triliun) hingga kuartal III-2025. Angka ini turun 32% (YoY) dibandingkan periode sama tahun lalu, yang didorong oleh koreksi di segmen NPI dan HGNM.
Meski pendapatan menurun, kinerja operasional MBMA menunjukkan peningkatan signifikan. Perusahaan melaporkan adanya lonjakan produksi di tambang dan peningkatan efisiensi biaya di berbagai lini, yang menopang profitabilitas operasional.
Presiden Direktur MBMA, Teddy Oetomo, menjelaskan penurunan pendapatan berasal dari segmen Nickel Pig Iron (NPI) (turun US$418,8 juta). Koreksi ini sebagian dikompensasi oleh kenaikan pendapatan dari limonit US$76,3 juta.
"Kinerja kuat pada kuartal ini mencerminkan peningkatan struktural di seluruh rantai nilai, mulai dari penambangan hingga pengolahan," ujar Teddy dalam keterangannya, Rabu, 12 November 2025.
1. Lonjakan Produksi di Tambang SCM
Di balik penurunan pendapatan, kinerja operasional di level tambang justru melonjak. Anak usaha MBMA, PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), mencatat lonjakan produksi saprolit sebesar 89% (YoY) hingga September 2025.
Produksi limonit juga naik 51% (YoY). Total produksi saprolit mencapai 2 juta ton basah (wmt), sedangkan limonit mencapai 5,6 juta wmt. Peningkatan ini didukung oleh kapasitas penambangan yang lebih besar dan efisiensi operasional.
2. Efisiensi Biaya Penambangan
Peningkatan produksi ini juga diiringi oleh efisiensi biaya yang kuat. Tambang SCM berhasil menekan biaya tunai saprolit menjadi US$23,3 per wmt dari sebelumnya US$23,8 per wmt. Efisiensi ini mendorong margin kas naik 49% (QoQ).
Sementara itu, biaya tunai limonit turun lebih signifikan menjadi US$7,9 per wmt dari sebelumnya US$9,9 per wmt. Hal ini membuat margin kas segmen limonit meningkat 20% (YoY) dan 46% (QoQ), menunjukkan perbaikan profitabilitas.
3. Peningkatan Margin Pengolahan NPI
Efisiensi juga terjadi di kegiatan pengolahan. Produksi NPI memang turun menjadi 19.819 ton. Namun, margin NPI justru naik menjadi US$2.215 per ton nikel, menunjukkan profitabilitas yang lebih baik per unit produksi yang dihasilkan.
Peningkatan margin tersebut didukung oleh penurunan biaya tunai (cash cost) NPI sebesar 16% (YoY) menjadi US$9.059 per ton. "Peningkatan ini dicapai melalui optimalisasi pasokan bijih saprolit internal," kata manajemen MBMA.
4. Konteks Laporan Un-audited
Manajemen MBMA menegaskan bahwa laporan keuangan kuartal III-2025 ini masih dalam proses audit (un-audited). Langkah ini diambil untuk mendukung evaluasi strategis perusahaan dan potensi aksi korporasi di masa mendatang.
“Audit ini juga dimaksudkan untuk mengantisipasi apabila di kemudian hari terdapat rencana aksi korporasi yang memerlukan laporan keuangan yang telah diaudit,” ujar Sekretaris Perusahaan MBMA, Teddy Nuryanto Oetomo.

Alvin Bagaskara
Editor
