Mengenal Sosok Pemilik CFC, Restoran Ayam Cepat Saji di Indonesia
- Ada berbagai restoran ayam cepat saji di Indonesia, dan salah satunya CFC (California Fried Chicken). Sering dianggap sebagai merek luar negeri, padahal CFC merupakan restoran ayam cepat saji pertama milik Indonesia.

Distika Safara Setianda
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Ada berbagai restoran ayam cepat saji di Indonesia, dan salah satunya CFC (California Fried Chicken). Sering dianggap sebagai merek luar negeri, padahal CFC merupakan restoran ayam cepat saji pertama milik Indonesia.
California Fried Chicken, yang dibawah naungan PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP), mulai beroperasi pada tahun 1983 di Jakarta. Awalnya, perusahaan ini memang menjadi pemegang lisensi waralaba dari California Pioneer Chicken milik Pioneer Take Out yang berasal dari Amerika Serikat.
Perusahaan merupakan generasi pertama sebagai restoran cepat saji berbahan dasar ayam di Indonesia Perusahaan tersebut sukses menarik perhatian masyarakat melalui produk dan layanan yang berkualitas, serta berhasil menjadikan sajian ayam goreng sebagai trendsetter dunia usaha makanan cepat saji di Indonesia.
Pada kuartal I-2025, PTSP melaporkan telah meraih pendapatan sebesar Rp669,1 miliar, dengan kontribusi terbesar berasal dari CFC yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 13,76% secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp156 miliar. Pencapaian ini mendorong perusahaan untuk berencana membuka 30 gerai baru di tahun 2025.
Sebelumnya, pada tahun 1989, perusahaan mengambil langkah untuk beralih dari penerima waralaba (franchise) menjadi pemberi waralaba (franchisor), serta mulai memproduksi dan memasarkan merek miliknya sendiri, yaitu California Fried Chicken (CFC).
CFC awalnya didirikan dengan nama PT Putra Sejahtera Pioneerindo. Pemiliknya adalah Suyanto Gondokusumo yang memiliki 10,68% saham di waralaba CFC Indonesia. Dengan kepemilikan sebanyak 23.573.434 saham, Suyanto menjadi pemegang saham terbesar ketiga di perusahaan ini.
Diketahui putra dari Suhargo Dongokusumo ini menyelesaikan pendidikan sarjana di bidang perbankan dan keuangan di University of Southern California pada 1979. Saat ini, ia menetap di Singapura setelah peristiwa kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998.
Selama perjalanan kariernya, Suyanto pernah menduduki berbagai posisi penting di sejumlah perusahaan, termasuk menjabat sebagai Presiden di PT Dharmala Sakti Sejahtera, PT Dharmala Intiland, hingga Wise Company Ltd. Suyanto juga dikenal aktif sebagai pemegang saham di berbagai perusahaan, mulai dari Horizon Ventures Group Ltd, Herrix Assets Ltd, Equiflux International Ltd, serta Insight Assets Management Ltd.
Perkembangan Bisnis CFC
Untuk memperkuat fondasi bisnisnya, perusahaan juga membentuk jaringan waralaba dan mendirikan beberapa anak perusahaan, seperti PT Putra Asia Perdana Indah, PT Mitra Hero Pioneerindo, dan PT Pioneerindo Sugakico Indonesia guna mendukung kinerja Perusahaan.
Dilansir dari laman resminya, perusahaan memperluas lini usahanya dengan merambah segmen makanan lain, dimulai dengan membuka Cal Donat pada tahun 1993 yang menawarkan produk donat dan roti.
Kemudian, pada tahun 1996, perusahaan meluncurkan restoran keluarga bernama Sapo Oriental yang menyajikan masakan khas oriental dengan pengalaman unik melalui penyajian dalam wadah tanah liat (claypot). Selanjutnya, pada tahun 2017, perusahaan menghadirkan produk ramen bercita rasa khas Jepang dengan merek dagang Sugakiya.
Perusahaan senantiasa menjaga stabilitas dan kesinambungan operasionalnya, sehingga berhasil meraih kepercayaan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan pencatatan perusahaan sebagai emiten publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham PTSP pada tahun 1994. Kemudian, pada tahun 2001, perusahaan melakukan revitalisasi bisnis dan mengganti nama menjadi PT Pioneerindo Gourmet International Tbk sebagai langkah adaptif terhadap dinamika dunia usaha, khususnya dalam industri makanan cepat saji.
Perusahaan juga terus berupaya menyesuaikan diri dengan perubahan preferensi konsumen melalui peningkatan kualitas di berbagai aspek, seperti produk, desain outlet, dan layanan. Pada tahun 2017, perusahaan kembali melakukan ekspansi bisnis melalui kerja sama dengan perusahaan asal Jepang, Sugakico System Co., Ltd. Perusahaan Sugakico merupakan perusahaan ramen Sugakiya terbesar yang berbasis di Nagoya, Jepang.
Kolaborasi ini diawali dengan pendirian anak perusahaan bernama PT Pioneerindo Sugakico Indonesia, yang bertugas memasarkan produk ramen dengan merek dagang Sugakiya. Tanggal 24 Desember 2017 menjadi momen bersejarah, di mama perusahaan berhasil mencatatkan penjualan tunai sebesar Rp500 miliar atau setara 0,5 triliun rupiah.
Setelah lebih dari 37 tahun berkiprah di Indonesia, perusahaan telah memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat, antara lain melalui penciptaan lapangan kerja, memperkaya ragam kuliner Nusantara, serta turut berperan aktif dalam berbagai kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan bentuk kontribusi lainnya
Demi merealisasikan cita-citanya sebagai restoran cepat saji nomor satu di Indonesia, hingga akhir tahun 2020 perusahaan telah mengelola empat merek dagang dengan 318 gerai. Jumlah tersebut terdiri atas 281 gerai CFC, 10 gerai Sapo Oriental, 23 gerai Cal Donat, dan 4 gerai Sugakiya

Distika Safara Setianda
Editor
