Manuver The Fed Bikin Harga Emas Menuju Harga Tertinggi Sepanjang Masa
- Harga emas dunia menembus rekor baru di atas US$4.000 per ons akibat ketidakpastian politik AS dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Analis memperkirakan harga emas bisa tembus US$4.900 per ons pada 2026.

Ananda Astri Dianka
Author


Pramuniaga menunjukkan emas batangan di Cikini Gold Center, Jakarta, Rabu (8/4/2020). Harga emas 24 karat keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun Rp 17.000 per gram pada Rabu (8/4) berada di posisi Rp 946.000 per 1 Gram, setelah tembus rekor tertinggi sepanjang sejarah pada harga Rp 963.000 per 1 Gram pada Selasa (7/4). Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
(Istimewa)JAKARTA, TRENASIA.ID - Harga emas dunia terus melesat dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di atas US$4.000 per ons. Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset aman (safe haven) di tengah kebuntuan politik di Amerika Serikat (AS) serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) pada akhir bulan ini.
Mengutip data Investing, harga emas spot global pada Selasa (8/10) pukul 10.00 WIB menyentuh level US$4.014 per ons, naik 10% dalam sebulan terakhir dan melesat 52,99% dibandingkan periode yang sama tahun lalu—kenaikan tertinggi sejak krisis minyak 1979.
Dua tahun silam, harga emas masih di bawah US$2.000 per ons. Kini, logam mulia tersebut menjadi aset dengan performa terbaik, melampaui indeks saham global.
Grafik: Pergerakan Harga Emas Spot Global
Sumber: Investing per 8/10/2025
Reli harga emas ini menjadi cerminan kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi dan fiskal AS, terutama di tengah ancaman government shutdown. Permintaan juga meningkat dari bank sentral dunia, khususnya Bank Sentral China, yang terus menambah cadangan emasnya. Di saat yang sama, investor Eropa dan Jepang memperkuat pembelian logam mulia sebagai bentuk perlindungan dari ketidakpastian fiskal global.
Awal siklus pelonggaran moneter The Fed turut menjadi katalis tambahan bagi reli emas. Di tengah penurunan suku bunga riil, emas yang tidak memberikan bunga justru semakin menarik. Arus dana ke produk investasi berbasis emas, seperti exchange-traded fund (ETF), melonjak tajam dengan mencatatkan inflow terbesar dalam lebih dari tiga tahun terakhir.
Tabel: Perbandingan Harga Emas Spot Global vs Harga Emas Dalam Negeri
| Emas | Harga per gram (Rp) | Selisih dengan spot (Rp) | Premium |
|---|---|---|---|
| Treasury | 2.184.873 | 40.454 | 1,89% |
| Pegadaian | 2.226.000 | 81.581 | 3,81% |
| Indogold | 2.178.552 | 34.133 | 1,59% |
| Antam | 2.284.000 | 139.581 | 6,51% |
Sumber: Investing, fitur Bareksa Emas, diolah
Harga Emas Dalam Negeri Ikut Terbang
Kenaikan harga emas dunia juga mendorong harga logam mulia di pasar domestik. Berdasarkan data Super App Investasi Bareksa, harga emas fisik digital Treasury tercatat Rp2.184.873 per gram (harga promo dari Rp2.195.852).
Sementara itu, harga emas di Pegadaian mencapai Rp2.226.000 per gram, Indogold Rp2.178.552 per gram, dan Antam Rp2.284.000 per gram. Secara tahunan, harga emas dalam negeri melonjak sekitar 60%.
Dengan kurs dolar AS di level Rp16.603 per US$ pada pukul 10.43 WIB, harga emas spot global senilai US$4.014 per ons setara Rp2.144.419 per gram. Mengingat 1 troy ounce setara dengan 31,1035 gram, maka harga emas domestik saat ini berada 1,5–6,5% lebih tinggi dibandingkan harga emas global.
Tabel: Prediksi Harga Emas Dalam Negeri Tahun 2026
| Emas | Harga Sekarang (Rp/gram) | Premium Saat Ini vs Spot | Harga Perkiraan 2026 (Rp/gram) | Potensi Kenaikan (%) |
|---|---|---|---|---|
| Treasury | 2.184.873 | 1,9% | 2.665.000 | 22,0% |
| Pegadaian | 2.226.000 | 3,8% | 2.713.000 | 21,9% |
| Indogold | 2.178.552 | 1,6% | 2.645.000 | 21,4% |
| Antam | 2.284.000 | 6,5% | 2.770.000 | 21,2% |
Sumber: Goldman Sachs, Investing, fitur Bareksa Emas, diolah
*Asumsi kurs Rp16.603 per dolar AS per 8/10/2025
Prediksi 2026: Emas Bisa Sentuh Rp2,7 Juta per Gram
Bank investasi Goldman Sachs pada 7 Oktober lalu menaikkan proyeksi harga emas tahun 2026 menjadi US$4.900 per ons, dari perkiraan sebelumnya US$4.300 per ons. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya pembelian emas oleh bank sentral serta arus masuk besar ke ETF berbasis emas di pasar Barat.
Mengutip Reuters, Goldman menilai potensi harga emas masih mengarah naik (upside risk) karena meningkatnya diversifikasi portofolio investor ke aset logam mulia, yang masih relatif kecil secara ukuran pasar.
Dengan kurs Rp16.603 per US$, prediksi Goldman tersebut setara dengan Rp2.614.196 per gram atau berpotensi naik 22% dari posisi saat ini. Artinya, harga emas domestik pada 2026 bisa menembus Rp2,64 juta–Rp2,77 juta per gram, jika tren permintaan global tetap berlanjut.

Ananda Astri Dianka
Editor
