Mantap! Holding BUMN Tancap Gas Ekspor Gurita ke Jepang Senilai Rp1,02 Miliar
Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) klaster pangan semakin gencar membuka pasar ekspor. PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus tercatat berhasil menembus pasar ekspor gurita ke Jepang dengan nilai transaksi mencapai US$71.679 atau Rp1,02 miliar (Asumsi kurs Rp14.295 per dolar Amerika Serikat).

Muhamad Arfan Septiawan
Author


BUMN Perikanan Nusantara (Perinus) melakukan ekspor gurita ke Jepang senilai Rp1,02 miliar /Dok Kementerian BUMN
(Istimewa)JAKARTA – Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) klaster pangan semakin gencar membuka pasar ekspor. PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus berhasil menembus pasar ekspor gurita ke Jepang dengan nilai transaksi mencapai US$71.679 atau Rp1,02 miliar (asumsi kurs Rp14.295 per dolar Amerika Serikat).
Lebih hebat lagi, ekspor gurita sebanyak 12.192 ini berasal dari hasil tangkapan nelayan skala kecil dan menengah dari mitra Perinus cabang Makassar.
Holding BUMN Klaster Pangan, yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI mengungkap skema ekspor ke Asia bakal terus digenjot.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
“Terdapat potensi peningkatan ekspor pada sektor perikanan di BUMN Perikanan. Minggu ini Perinus lakukan Ekspor gurita ke jepang setelah pekan sebelumnya Perindo lakukan Ekspor ikan kembung memenuhi pesanan dari Thailand,” kata Direktur Utama (Dirut) RNI Arief Prasetyo Adi dalam keterangan tertulis, Senin, 7 Juni 2021.
Arief menilai kegiatan ekspor perikanan ini merupakan upaya – upaya perbaikan model bisnis sebagai langkah awal menuju penggabungan BUMN Perikanan.
“Ke depan memang salah satu rencana model bisnis BUMN Perikanan yang akan di merger adalah dengan mengoptimalkan offtake produk nelayan sekaligus meningkatkan pasar ekspor, oleh karenanya sambil paralel proses penggabungannya, kinerja operasional tetap dimaksimalkan,” ungkap Arief.
Sektor perikanan menjadi salah satu potensi komoditas ekspor yang kini terus dikeruk oleh BUMN. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, total ekspor produk perikanan pada 2020 mencapai US$5,2 miliar atau Rp74 triliun.
Tahan Banting
Apalagi, komoditas ini tergolong tahan banting meski ada pandemi COVID-19. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengklaim permintaan produk perikanan tidak pernah surut.
“Sektor perikanan ini tidak hanya menghasilkan devisa bagi negara, tapi juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup dari hasil perikanan. Di samping itu sektor ini menyerap banyak tenaga kerja,” kata Wahyu.
Besarnya potensi dari produk perikanan membuat pemerintah melalui BUMN terus memperbaiki rantai pasok komoditas. Selain bisa mempermudah ekspor, perbaikan rantai pasok juga bisa mengurangi berbagai biaya-biaya tambahan dalam proses ekspor.
Menteri BUMN Erick Thohir pun telah mendorong perusahaan pelat merah untuk bersinergi dalam memperbaiki rantai pasok komoditas perikanan, terutama di wilayah Indonesia Timur.
“Tak hanya di pulau Jawa, melainkan pula pembangunan strategis di wilayah Timur Indonesia. Sebagai misi untuk mempertegas kedaulatan maritim dan perikanan, Indonesia akan membangun pelabuhan perikanan di Ambon sebagai bagian untuk menyukseskan program lumbung ikan nasional,” kata Erick.
