Tren Leisure

Mantan Kepala Perangkat Lunak Pentagon: China Ungguli AS dalam Artificial Intelligence

  • Amerika Serikat telah kalah dalam pertarungan artifical intelligence (AI)/kecerdasan buatan dengan China yang menuju dominasi global karena kemajuannya
ai 14 juli 22.jpg
Ilustrasi Kecerdasan Buatan (AI) (Wikipedia)

LONDON - Amerika Serikat telah kalah dalam pertarungan artifical intelligence (AI)/kecerdasan buatan dengan China yang telah menuju dominasi global karena kemajuannya dalam kemampuan siber tingkat lanjut, kata mantan kepala perangkat lunak Pentagon kepada the Financial Times.

Sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, China kemungkinan akan mendominasi teknologi utama yang akan muncul, biologi sintetik, dan genetika dalam satu dekade atau lebih, menurut penilaian dari badan-badan intelijen Barat.

Nicolas Chaillan, kepala perangkat lunak Pentagon pertama yang mengundurkan diri sebagai protes terhadap lambatnya transformasi teknologi di militer A.S, mengatakan kegagalan dalam merespons telah membahayakan Amerika.

"Kami tidak memiliki peluang untuk bersaing dengan China dalam 15 hingga 20 tahun. Sekarang sudah terlambat; menurut saya sudah selesai," katanya.

"Apakah diperlukan perang atau tidak, itu semacam anekdot," tambahnya, dengan alasan China akan mendominasi masa depan dunia, mengendalikan segalanya mulai dari narasi media hingga geopolitik.

Dia mengatakan pertahanan siber A.S di beberapa departemen masih berada di tingkat "taman kanak-kanak".

Chaillan mengkritik keengganan Google untuk bekerja sama dengan departemen pertahanan A.S tentang AI, dan perdebatan berkepanjangan mengenai etika AI, yang telah memperlambat Amerika. 

Perusahaan-perusahaan China diwajibkan untuk bekerja dengan pemerintahnya dan memberi investasi besar-besaran tanpa memandang etika, katanya pada the Financial Times.